Tuesday 15 June 2010

Di Metropolitan pun Bisa Beternak Enthok

30 June 2001

Jakarta KBI Gemari,
Berkat bimbingan Petugas Pengawas Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) Kecamatan Cilincing, Jakarta, kaum ibu di Kelurahan Marunda aktif beternak enthok. Bantuan ternak ethok yang diterima Juni 2000 lalu dari PT Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN), dari 10 ekor tersebut - 9 ekor di antaranya betina - kini berkembang menjadi 20 ekor enthok. Agaknya ternak enthok wirausaha yang menjajikan.

Binatang ternak enthok - sejenis bebek - ternyata banyak dipelihara di kota Jakarta yang berjulukan Metropolitan. Selain daging dan telornya enak, ternak jenis ini pun gampang cara pemeliharaannya. Sehingga dipandang cocok PT Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN) untuk dijadikan jenis ternak bantuan bagi keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I di lingkungan Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Di Kelurahan Marunda, misalnya, PT KBN selain memberikan bantuan berupa ternak induk ayam kepada 4 kelompok juga memberikan ternak enthok bagi 3 kelompok yang di 7 Rukun Warga (RW). Berdasarkan data dari pihak BKKBN Jakarta Utara khususnya PPLKB Kelurahan Marunda hingga bulan Maret tahun 2001, jumlah bantuan ternak ayam dan enthok di Kelurahan Marunda sudah berkembang menjadi 478 ekor. Jumlah anak ayam dan enthok sekitar 488 ekor, jumlah telor 333 butir. Sedangkan ternak yang mati 296 ekor, dijual 17 ekor serta hilang 7 ekor.
Ibu Nunung, Ketua Kelompok RW 06, Kelurahan Marunda misalnya. Seperti halnya Ny Adela Mutiara, Ny Nunung bersama kelompoknya ini pun mendapat bantuan ternak enthok sebanyak 50 ekor untuk dibagi 5 anggota masing-masing mendapat 10 ekor.
“Saya dan anggota kelompok RW 06 memilih ternak enthok karena sesuai dengan kondisi lingkungannya yang dekat dengan air. Selain itu pemeliharaan ternak enthok lebih gampang dan tahan terhadap penyakit tidak seperti ternak ayam,” ujar ibu empat anak ini mantap.
Berkat bimbingan dari Petugas Pengawas Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) Kecamatan Cilincing, bantuan ternak ethok yang diterima Juni 2000 lalu, dari 10 ekor tersebut 9 ekor di antaranya betina dan kini telah berkembang menjadi 20 ekor enthok. Beberapa ekor enthok saat ini tengah mengiring anak-anaknya serta ada pula yang tengah bertelor.
“Lumayan telornya sebagian, terutama telor yang pertama dan terakhir sudah pasti digoreng atau direbus buat makanan tambahan gizi anak,” kilah Nunung sembari mengumbar tersenyum. Kesemua ternak enthoknya dibiarkan mencari makan bebas di pinggir-pinggir pematang mau pun di saluran-saluran air irigasi di dekat rumahnya. Namun demikian, pemberian pakan rutin setiap pagi tidak pernah terlambat.
“Asal cukup pakan, kandang bersih, telaten dan sabar, enthok akan cepat besar dan berkembang biak dengan baik. Selain itu diupayakan juga untuk menghilangkan bau kurang sedap yang dikeluarkan dari kotoran ternak tersebut dengan menyapu serta menaburi abu,” urai Nunung.
Di sela-sela menemui wartawan dan beberapa petugas PPLKB dari kelurahan, kecamatan maupun dari BKKBN Kodya Jakarta Utara, Ny nunung berucap setengah percaya, “Nggak kebayang sebelumnya kalau bisa beternak enthok di kota Jakarta yang berisi gedung-gedung tinggi, mobil-mobil mewah dan kehidupan serba ‘wah’. Sehingga, benar kata banyak orang, Jakarta tak ubahnya kampung besar tempat paling komplet dan segala ada di Jakarta ini.”
Tapi, ada yang lebih menyentuh perasaan dan nurani orang seperti dirinya. Hidup miskin di tengah kota yang megah, lanjut dia, ternyata masih ada sikap kepedulian, rela membantu dan mengajak hidup berdampingan dari pihak yang berposisi kuat seperti PT KBN.
“Alangkah indah dan nyamannya hidup saling peduli satu sama lain, saling bantu satu sama lain, seperti dilakukan pihak PT KBN. Adakah yang lainnya bisa berbuat sama?” ucap Nunung lirih di ujung kalimatnya. ()

No comments:

Post a Comment