Monday 10 December 2012

320.000 Bebek MatiKena Virus Flu Burung

Penulis:
Dibaca 38 kali
Selasa, 11 Desember 2012 |
03:34 AM
Jakarta, Kompas - Sedikitnya
320.000 bebek atau itik di Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Jawa
Timur mati diduga akibat
terserang virus flu burung.
Virus flu burung yang
menyerang itik lokal ini
ditemukan pertama kali di
Indonesia dan merupakan kladuiu
(clade) atau subgrup virus flu
burung yang baru.
Ribuan peternak itik, baik skala
kecil maupun besar, gelisah.
Ratusan di antara peternak
bangkrut. Padahal, beternak itik
mayoritas merupakan usaha
rakyat dengan kepemilikan yang
bervariasi, mulai dari belasan,
puluhan, ratusan, hingga ribuan
ekor. Para peternak berharap
pemerintah segera mengambil
langkah-langkah konkret untuk
menanganinya.
Menurut Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian
Syukur Iwantoro, Senin (10/12),
di Jakarta, hasil analisis
pengurutan (sequencing) asam
deoksiribonukleat atau
deoxyribonucleic acid (DNA)
virus flu burung dengan tingkat
keganasan tinggi (highly
pathogenic avian influenza/
HPAI) yang telah diisolasi
adalah klad baru 2.3.2 dari
virus H5N1 pada kasus flu
burung itik saat ini, yang
berbeda dengan klad 2.1 yang
menyerang sejak 2004 terhadap
unggas di Indonesia.
Dalam surat edaran Direktorat
Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian Nomor 06042/2012
tertanggal 6 November 2012
dinyatakan bahwa ditemukan
penyakit HPAI subtipe H5N1
dengan klad 2.3, subklad 2.3.2.
Klad 2.3 ini merupakan yang
baru ditemukan pertama kali di
Indonesia.
Virus ini sama sekali berbeda
dengan klad virus A1 yang ada
selama ini, yaitu klad 2.1.
Beberapa kemungkinan
penyebab munculnya klad baru
yang masih diteliti lebih lanjut
ialah pertama, akibat terjadinya
hanyutan genetika (genetic
drift) dan atau mutasi genetika
(genetic shift) dari virus
sebelumnya.
Kedua, akibat introduksi virus
baru dari luar negeri
berdasarkan kesamaan
Haemaglutinin pada phylogenic
tree, yang kemungkinan
disebabkan melalui pemasukan
itik dan atau pemasukan produk
itik dari luar negeri secara
ilegal. Kemungkinan lain ialah
akibat migrasi burung liar.
"Sebagai catatan, virus klad
2.3.2 telah menjangkiti
beberapa negara di Asia. Saat
ini sedang dilakukan penyidikan
dan penelitian secara
mendalam," katanya.
Temuan penyakit tersebut
dilakukan setelah merebaknya
kasus penyakit yang
menyebabkan tingginya
kematian itik di beberapa
kabupaten di Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, dan
selanjutnya Provinsi Jawa Barat.
Ketua Himpunan Peternak
Unggas Lokal Indonesia
(Himpuli) Ade Zulkarnaen
mengatakan, hingga kemarin
data yang dihimpun Himpuli
menunjukkan, sebanyak
320.000 itik lokal mati diduga
akibat terserang penyakit
tersebut. "Ini merupakan virus
yang ganas yang menyerang
itik," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan
dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner Dinas Peternakan
Brebes Jhoni Murahmah
mengatakan, kasus kematian itik
secara mendadak di Kabupaten
Brebes terjadi sejak 20
November. "Ini (kasus) baru,
itik bisa terserang," katanya.
Untuk menghindari meluasnya
penyebaran virus flu burung
dan kerugian yang lebih besar,
Dinas Peternakan Brebes terus
melakukan sosialisasi. Kandang-
kandang itik disemprot dengan
desinfektan, sedangkan itik
yang sakit diisolasi atau
dipisahkan dari itik yang sehat

Sent from BlackBerry® on 3

Pemberian makanan atau pakan bebek tidak boleh sembarangan.

FORUM PETERNAK BEBEK Guruh Aryo10 Desember 18:04

Makanan yang baik dan berkualitas pasti akan dicerna dengan baik oleh tubuh bebek.
Anda tidak bisa memberinya sembarang makanan/pakan, meskipun kadang bebek memang makan sembarangan.
Sebagai contoh, jika Anda ingin memberinya makan jagung, maka tidak boleh jagung yang terlalu keras, atau jagung yang sudah lama.
Terkadang jagung yang lama ada yang mengandung racun, sehingga tidak baik untuk tubuh bebek itu sendiri. Nah,agar pemberian pakan bebek tepat dan efisien sesuai yang di inginkan ada baik nya pemberian pakan kita atur.

Pemberian pakan dilakukan berdasarkan fase pemeliharaan yaitu fase starter,fase grower dan fase finisher.

A. Fase starter ( 1-14 hari )
Pakan bebek starter harus memiliki kandungan nutrisi dan protein yang tinggi sesuai kebutuhan bebek anakan sehingga mempercepat pertumbuhan bebek,perkembangan system kekebalan dan saluran pencernaan.
Tetapi pakan dengan kandungan energy yang tinggi akan menyebapkan timbunan lemak pada bebek sehingga pertumbuhan bebek kurang baik.
Kebutuhan Nutrisi Itik fase starter
Jenis Nutrisi Periode pertumbuhan starter ( 0 - 14 )
1. Protein kasar 20 – 22%
2. Energi Metabolis 2.900 Kkal/kg
3. Kalsium 0,9%
4. Fosfor 0,65%
5. Vitamin A 4.000 IU
6. Vitamin D 220 ICU
7. Vitamin K 0,4 mg
Semua kebutuhan nutrisi diatas bisa di dapat pada produk pakan pabrik seperti konsentrat.

B. Jumlah kebutuhan pakan Bebek per ekor per hari.
Dalam pemberian pakan , dapat di bagi dalam dua tahap.
Tahap pertama dilakukan pagi hari, yakni sebanyak 40% dan tahap kedua dilakukan sore hari sebanyak 60%.
Umur (Hari ) Jumlah (gram )
1. 7 – 13. (30gr)
2. 14 – 20 (77gr)
3. 21 – 27 (103gr)
4. 28 – 34 (137gr)
5. 35 – 41 (172gr)
6. 42 – 48 (196gr)
7. 49 – 55 (217gr)
8. 56 – 60 (230gr)
Sejak umur satu hari , bebek akan mengkonsumsi pakan sebanyak 30 gram per hari.
Pada perubahan jumlah pakan setiap minggu atau setiap hari peternak harus melakukan perkiraan penambahan pakan per hari agar pakan sesuai dengan standar pada minggu berikut nya, karna setiap hari itik bertambah besar, tentu nya setiap hari harus ada penambahan pakan. misal nya : penambahan pakan 6 gram per ekor per hari.
Contoh pemberian pakan per hari
NO Umur bebek (hari) Jumlah pakan per
500 ekor/hari. Pagi (40%) Sore(60% ) 1 30gram x 500ekor = 15.000 gram = 15 kg (6 kg dan 9kg)

B. Fase grower ( umur 15 – 35 hari )
Kebutuhan protein pada saa fase grower agak menurun dibandingkan dengan saat fase starter.
Pada tahap ini justru kebutuhan energy cendrung lebih besar , hal ini bertujuan agar laju pertumbuhan bobot badan lebih cepat.
Kebutuhan Nutrisi Itik Fase grower.
1. Protein kasar 18 – 20%
2. Energy 2.9000 – 3.000 KKal/kg
3. Kalsium 0,8%
4. Fosfor 0,6%
5. Vitamin A 4.000 IU
6. Vitamin D 220 ICU
7. Vitamin K 0,4 mg
Untuk mendapatkan nutrisi di atas sudah mulai bervariasi. Salah satu , dengan memberikan pakan berupa konsentrat bebek fase grower dikombinasikan dengan pakan campuran seperti : Dedak.kecepu,ampas tahu,onggok dan lain lain.
Alternative kombinasi jenis pakan untuk menekan biaya pakan bisa di sesuaikan dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan pd lingkungan peternak setempat.
Persentase Konsentrat Campuran pakan (dedak,ampas tahu,onggok)
1. 7 - 14 75% 25%
2. 15 - 50% 50%
3. 16 - 40% 60%
4. 17 - 30% 70%
5. 18 - 20% 80%
6. 19 - 30 10% 90%
7. 31 - 45 5% 95%
8. 46 - 60 2% 100%

C. Fase Finisher ( Umur 36 – 60 hari )
Nutrisi Pakan.
Kebutuhan bebek saat fase finisher agak menurun jika dibandingkan dengan saat fase grower. Namun jumlah mineral dan vitamin cenderung lebih besar , hal ini bertujuan untuk menjaga rangka dan kesehatan bebek tetap baik.
Kebutuhan Nutrisi itik fase Finisher
1. Protein kasar 18%
2. Energy metabolism 2.900 Kkal/kg
3. Kalsium 2,7%
4. Fosfor 0,7%
5. Vitamin A 4.000 IU
6. Vitamin D 500 ICU
7. Vitamin K 0,4 mg
Kebutuhan nutrisi pakan fase finisher di atas semakin variasi. Hal ini di sebapkan bebek mulai dikenalkan pakan hasil formulasi sendiri dan menghilangkan sama sekali pakan komersial.
Pakan bebek fase finisher biasanya terdiri dari ikan runcah,menir,bekatul,enceng gondok,keong/remis,dedak,ampas tahu,onggok,nasi aking dll.
Jenis pakan
• Dedak 6,57kg
• Bekatul 13,14kg
• Ampas tahu 6,57kg
• Enceng gondok 6,57kg
• Keong/remis 6,57kg
• Onggok 6,57kg
• Ikan runcah 6,57kg
Kebutuhan pakan untuk 500 ekor bebek fase finisher sebanyak 115 kg/hari yaitu, sebanyak 46kg pada pagi hari dan sebanyak 69 kg pada sore hari.

Demikian sekilas tentang makanan atau pakan bebek. semoga bermanfaat.
Bahan tambahan yang perlu diberikan vitamin (premix).
Untuk mencegah kotoran Itik / Bebek berbau dan menambah nafsu makan ada juga yang mencampur Pakan dengan starbio.
Peternak di Mojosari memberikan 1 sendok starbio pada setiap porsi Pakan.
Pemberian starbio juga bisa ditambahkan dalam air minum.
Selain memperhatikan kandungan gizi, kualitas bahan harus dijaga.
Katul yang bagus paling lama berumur 2 minggu setelah di-slep.
Di atas 2 minggu kurang baik.
Prinsipnya Pakan berjamur harus dihindari.
Bahan Pakan bermacam jenis, ada katul halus, agak kasar, dan kasar. Katul kasar gizinya kurang, walaupun volume yang dikonsumsi banyak, tetapi gizinya kurang mencukupi.
Sebaliknya katul halus bagus, kekurangannya sukar ditelan sehingga Itik / Bebek ogah-ogahan makan. Yang bagus setengah kasar, setengah halus.

Sent from BlackBerry® on 3

Monday 26 November 2012

BUDIDAYA ITIK/BEBEK PEDAGING

Oleh :
AnggaRayono Raja Itik > FORUM PETERNAK BEBEK

Melanjutkan postingan saya sebelumnya. Informasi seputar manajemen budidaya Itik/Bebek Pedaging sangat beragam dan mudah dicari. Namun untuk mengaplikasikan salah satu dari metode yang ada perlu melakukan beberapa pertimbangan terlebih dahulu. Jenis Itik yang dibudidayakan, Jenis Kandang yang akan digunakan, Pakan yang akan diberikan, Target panen yang akan dicapai dan Pasar yang akan dituju ikut mempengaruhi manajemen pemeliharaan yang tepat bagi Itik. Kali ini, kami hanya akan men-share-kan sampai dengan manajemen pemberian pakan.

Sebelumnya kami mohon maaf, apa yang saya sampaikan di sini hanya ingin membagikan hasil pengalaman kami dalam budidaya ternak Itik, harapannya semakin banyak yang bisa kita dibagikan akan menambah referensi kita semua untuk menentukan manajemen pemeliharaan yang paling ideal dan efisian sesuai kemampuan kita masing-masing. Semoga bermanfaat.

Jenis Itik
Sampai saat ini Raja Itik sudah melakukan budidaya pembesaran berbagai jenis itik. Diantaranya Itik Lokal Mojosari, Itik Solo, Itik Magelang/Kalung, Itik Alabio, Itik Persilangan Peking-Mojosari, Itik Persilangan Mojosari-Alabio dan Itik persilangan Peking-Khaki Campbel. Saya tidak akan memberikan pernyataan jenis mana yang terbaik untuk dibudidayakan, karena masing2 jenis mempunyai karakteristik berbeda yang akan menentukan teknik manajemen pemeliharaannya. Saya pribadi masih meyakini semua jenis Itik tadi akan bisa memunculkan performa terbaiknya jika ditunjang manajemen pemeliharaan yang tepat. Selain itu, permintaan pasar juga akan mempengaruhi jenis itik mana yang ideal untuk dibudidayakan. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya Itik ini adalah mencari DOD dengan kualitas yang baik dari segi keseragaman jenis dan keseragaman bobot badan.

Jenis Kandang
Pemilihan desain kandang hendaknya mempertimbangkan kondisi lingkungan daerah masing2. Untuk di daerah dengan potensi curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi hendaknya menggunakan desain kandang panggung (bisa dikombinasi dengan kolam ikan), baik untuk pemeliharaan intensif maupun yang semi intensif (Itik dikandangkan, namun juga diumbar/diangon pada terang hari). Hal ini bertujuan untuk menjaga Itik tetap kering dan menghindari itik keracunan Amoniak yang berasal dari kotorannya sendiri. Udara yang lembab akan mengikat gas amoniak dari kotoran itik. Ini dapat membahayakan kesehatan Itik, saat kondisi ternak tidak fit atau dalam kondisi stress. Namun kelemahan kandang panggung yaitu tidak bisa memberikan kehangatan bagi Itik, disebabkan banyaknya saluran udara yang bisa masuk. Hal ini bisa diantisipasi dengan penggunaan terpal dengan disekeliling kandang guna meminimalisir aliran udara yang masuk (Saat kondisi udara dingin atau angin kencang) serta menghalangi air hujan masuk.

Untuk kandang DOD dengan desain panggung, alas kandang bisa dilapisi karung gandum atau kardus bekas agar DOD merasa lebih hangat dan panas yang dihasilkan Brooder bisa bertahan lebih lama. Sementara untuk penggunaan kandang postal yang perlu diperhatikan adalah menjaga alas kandang tetap kering. Sekam padi, serbuk kayu, jerami dan pasir+kapur bangunan bisa menjadi media alas kandang. Jangan lupa untuk melakukan desinfeksi terlebih dahulu sebelum digunakan.

Pakan
Ini merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha budidaya ternak. Apalagi jumlah konsumsi pakan Itik memang relatif lebih tinggi dengan pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingakn Ayam. Dengan asumsi tersebut, banyak diantara kita yang masih hanya fokus mencari pakan murah, tanpa memperhatikan efisiensi dari pakan tersebut. Pakan yang baik selain murah dan kandungan nutrisinya baik, juga harus mampu dicerna serta tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh Itik.

Pemberian pakan yang kami lakukan ;
- Usia 0-21 hari Itik diberi pakan starter ayam pedaging pabrikan (Bisa menggunakan pabrikan apa saja, asal dengan spesifikasi pakan starter ayam pedaging usia 0-21/28 hari). Masa starter disebut juga fase kritis pertama dalam siklus hidup Itik. Pada masa ini terjadi pertumbuhan organ dalam dan pembentukan frame/rangka tubuh Itik. Oleh sebab itu kebutuhan nutrisi yang tinggi mutlak harus dipenuhi. Sampai usia 21 hari total dibutuhkan pakan sebanyak 840 gram per ekor dan rata-rata kisaran Bobot badan yang bisa dicapai 550 – 600 gram/ekor. Dengan cara pemberian pakan seperti ini pada saat panen, karkas (Bebek mentah ditimbang tanpa kaki dan jeroan) yang dihasilkan akan mempunyai persentase mencapai 72% lebih, karena daging yang terbentuk lebih banyak.

Yang perlu diperhatikan pada masa starter ini adalah, Itik harus berada dalam suhu yang ideal. Suhu kandang rendah menyebabkan itik kehilangan panas tubuhnya sehingga mengganggu proses metabolisme tubuh. Sementara jika suhu terlalu tinggi membuat itik malas untuk makan, hal ini juga akan menganggu proses metabolisme tubuh. Akibatnya proses pertumbuhan itik menjadi terhambat. Penggunaan pemanas buatan bisa bermacam-macam, dan pengalaman kami pemanas berbahan bakar Gas relatif lebih efisien baik dari panas yang dihasilkan, aplikasi penggunanannya dan lebih irit bahan bakarnya.

- Usia 22 hari-Panen Itik bisa diberikan pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih rendah. Kami menyusun ransum sendiri dengan bahan yang terdiri Jagung, bungkil kedelai, MBM, Tepung Ikan, Tepung Kerang, Dedak Padi, Limbah pakan pabrikan dan Premix. Dari campuran tersebut diperoleh harga per kg Rp. 3.500,-/kg. Yang perlu diperhatikan, pada saat pergantian pakan harus dilakukan secara bertahap agar Itik tidak stress dan tetap mau makan. Sampai usia panen (Rata2 kami panen usia 6 – 7 minggu dengan bobot hidup panen 1,25 – 1,3 kg), total menghabiskan pakan 2,5 – 3 kg per ekor.

Yang perlu diperhatikan jika akan menyusun ransum sendiri adalah mencari bahan pakan seefisien mungkin. Harga murah dengan kandungan nutrisi dan kecernaan yang tinggi. Ini juga bisa memanfaatkan potensi bahan pakan yang ada di masing-masing daerah. Untuk Peternak yang melakukan Budidaya di daerah dengan potensi pertanian atau perikanan yang tinggi, hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi Peternak dengan memanfaatkan limbah yang ada.

Sejak DOD pakan diberikan dalam kondisi kering. Pakan kering membuat Itik makan secara perlahan diselingi minum, jadi dengan sendirinya Itik akan makan secara bergantian. Hal ini membuat konsumsi pakan lebih merata dan bisa menghasilkan keseragaman bobot badan lebih baik. Ada bebarapa kasus pemberian pakan kondisi kering bisa menyebabkan Itik tersedak bahkan mati dengan kondisi tembolok keras. Hal tersebut bisa terjadi jika cara pemberian sebelumnya dilakukan dengan cara basah atau bisa juga disebabkan kandungan serat kasar pakan yang terlalu tinggi sehingga pakan tidak bisa melewati saluran pencernaan Itik dengan lancar.

Selain beberapa hal yang saya sampaikan tersebut masih ada juga mengenai manajemen kesehatan ternak. Ini juga hal yang tidak boleh diabaikan walaupun Itik dikenal cukup kuat terhadap serangan penyakit. Mengenai pembahasan kesehatan ternak itik, rekan-rekan bisa membaca di Blog salah satu rekan saya di forum sebelah http://bumiternak-betha.blogspot.com/. Beliau lebih expert dari saya mengenai manajemen kesehatan ternak unggas
Sent from BlackBerry® on 3

Monday 12 November 2012

JAMU BEBEK AGAR MENAMBAH NAFSU MAKAN DAN MENJAGA STAMINA DI MUSIM HUJAN

S Setyaningsih Andro12 November 19:56

Adapun pakan herbal tersebut terdiri atas :
temu lawak, jahe, bawang putih, kencur, gingseng dan daun pepaya. Semua bahan tersebut dicampur dan digiling hingga hancur.
Setelah itu campurkan zat EM4 sebagai fermentasi dan masukan ke dalam tong dan diendapkan selama satu minggu yang dikontrol setiap hari dengan membuka tutup selama 10 menit untuk mengeluarkan gasnya.
Setelah seminggu baru jamu bisa digunakan dan diberikan pada bebek dengan mencampurkan ke dalam air minum dengan perbandingan 2 sendok untuk 1 liter air. Berikan 4 kali sehari, yakni pada pagi, siang, sore, dan pukul 9 malam

Sent from BlackBerry® on 3

Sedikit Tentang Bebek

I. Seleksi Bibit
Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :

A. Itik Lokal
Itik Tegal (Tegal) Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.

Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur) Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.

Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan) Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.

Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Itik Persilangan (bebek hibrida) bebek Peking dan Bebek Mojosari

II. Pakan
Pakan bebek terdiri dari berbagai macam dari muali pabrikan, limbah sayur, kimbah makanan, seperti
Jenis Pakan : jagung, dedak padi,buras, siping, bungkil kedelai, bungkil kelapa,
Pemberian Pakan :
Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.

III. Perkandangan
Lokasi Kandang Jauh dari keramaian, Ada atau dekat dengan sumber air, Tidak terlalu dekat dengan rumah, Mudah dalam pengawasan, Bahkan dalam petani bebek terdapat mitos bahwa kadang harus dekat dengan kuburan
Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.
Terdapat Kolam sebagai temapat untuk mandi, mendinginkan badan dan tempat bermai bebek
Daya tampung untuk 100 ekor itik :
Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.
Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.
Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.
Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.
Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.
Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.

IV. Tatalaksana Pemeliharaan
Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.
Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.
Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.
Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.

V. Kesehatan
Penyakit Berak Kapur.
Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.
Pencegahan : Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.
Penyakit Cacing.
Penyebab : Berbagai jenis cacing.
Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun.
Pencegahan : Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.
Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.
Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk,terkadang keluar air mata berlebihan.
Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.

VI.Pasca Panen
Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.
Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll
Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan
Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.

Sumber: Dinas Peternakan Prop. Lampun

Sent from BlackBerry® on 3

Tuesday 23 October 2012

ALTERNATIF PAKAN BEBEK POTONG, BEBEK PETELOR



Masalah utama dalam budidaya unggas adalah masalah pakan. Harga pakan konsentrat pabrik yang tinggi seringkali memperkecil margin keuntungan para peternak unggas bahkan menyiutkan nyali peternak pemula
.
Khusus ternak bebek masalah pakan relatif lebih moderat karena pakan bebek tidak mutlak bergantung dari konsentrat pabrik. Hanya pada minggu-minggu awal pemeliharaan diperlukannya, maksimal sampai umur 1 bulan ( untuk bebek pedaging ). Selanjutnya sumber protein tinggi bisa diperoleh dari bahan yang ada di sekita.

Dari pengalaman Pak Hadi peternak bebek di Bogor yang berdomisili di Jakarta Barat, bisa diambil contoh dalam mengembangkan cara penyediaan pakan bebek, yaitu dengan penambahan Tape Jerami. Sedianya produk ini didesain untuk memfermentasi bahan pakan untuk ternak besar seperti sapi. Namun kandungan bakteri aktifnya sangat memungkinkan untuk dipakai memfermentasi pakan bebek yang memang biasanya diberikan dalam keadaan basah (lembab).

Dengan 5 gr Ragi Tape Jerami per 10 kg pakan ( Pak Hadi meracik pakan berupa bekatul, nasi aking, jagung sisa pipilan yang terbuang, gabah hampa, ampas kelapa). Pakan dicampur dengan ragi dan dibasahi agar lembab, selanjutnya diperam selama 2 hari.
Alhasil, pakan jadi wangi karamel yang membuat para bebek demikian lahap menyantapnya. “Kalaunya tidak saya batasi, bebek-bebek maunya makan terus”‘ ujar Pak Hadi senang. Sekarang tak ada lagi pakan basi karena tidak habis ini masih bisa dimakan besok.

Hebatnya, bebek yang telah lepas konsentrat pabrik di akhir minggu 2 ini menunjukkan perkembangan yang amat signifikan. Di umur 1 bulan bobotnya mencapai 500 gr-700 gr. Suatu hal yg belum pernah dialami Pak Hadi selama berternak bebek. Biasanya di umur segitu paling standar bobot 400 gr-450 gr.
Tingkat serangan snot (dengan gejala kepala bengkak dan pilek) hanya menyerang 10% dari populasi yang biasanya mencapai 50%. Beberapa ekor bebek yang terkena serangan ND (leher melintir) yang biasanya tak tersembuhkan, bisa sembuh  dengan sendirinya.

Pakan bebek yang difermentasi dengan Ragi Tape Jerami akan terangkat nilai gizinya. Protein akan terpecah menjadi bentuk yang siap serap tanpa banyak yang terbuang. Nafsu makan bebek menjadi berlipat-lipat. Sistem imunitas bebek akan terbangun lebih baik.

Ini semua bisa terjadi karena Ragi Tape Jerami mengandung:
  1. Bakteri Acetobacter yang mampu menghasilkan senyawa selulosa dengan derajat kemurnian yang tinggi.
  2. Jamur Rhizopus yang memproduksi enzim phytase yang mencerna phytates, sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat pakan susah dicerna.Tekstur yang dimiliki pakan lebih lunak  karena enzim yang dihasilkan jamur rhizopus selama proses fermentasi meninbulkan perubahan pada protein, lemak, dan karbohidrat. Enzim yang dihasilkan jamur ini antara lain lipase, protease dan amilase yang dalam organ pencernaan unggas berfungsi mencernakan lemak, protein dan pati.Jamur Rhizopus memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan.
  3. Aspergillus niger yang sejenis jamur yang bersifat fakultatif, dapat berkembang dalam kondisi aerob maupun anaerob. Oleh karena itu, penggunaan mikroba ini untuk fermentasi akan lebih praktis, karena proses fermentasi tidak mesti tertutup rapat. Jamur ini menghasilkan asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang merupakan senyawa untuk bahan pengawet yang baik dan alami.(Teknik fermentasi ini mendapat dukungan dari hasil penelitian yang dilakukan Litbang Deptan Jawa Barat)

1 botol Ragi Tape Jerami isi 500 gr cukup untuk memfermentasi 1000 kg bahan pakan ( 1 ton ). Harganya yang murah meriah namun manfaatnya terbukti nyata bisa memberi pencerahan bagi para peternak bebek.

Thursday 27 September 2012

Pemanfaatan Teknologi Pemuliaan dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi Itik Lokal

⁠7. February, 2012⁠ ⁠by Admin POULTRY⁠ ⁠Edisi Februari 2012, Riset ⁠No comments⁠

poultryindonesia.com, Ada 3 kategori sistem pemeliharaan yaitu (i) sistem ekstensif, dimana ternak itik digembalakan dari 1 tempat ke tempat lain untuk mencari sumber pakan di sawah-sawah yang selesai dipanen, (ii) sistem semi-intensif, dimana ternak itik dipelihara di sekitar pekarangan rumah dan itik mulai diberi pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, dan (iii) sistem intensif, dimana ternak itik dipelihara terkurung sepanjang periode produksi telur dan kebutuhan pakan disediakan oleh peternak seluruhnya.

Hal tersebut dikemukakan oleh L. Hardi Prasetyo seorang peneliti di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor dalam acara seminar nasional dan kongres I Indonesia Society of Animal Agriculture (ISAA) di Semarang. Dengan mengangkat tema "Pengembangan Aspek Zooteknis untuk Mendukung Sumberdaya dan Ternak Lokal" dengan diikuti oleh para akademisi, praktisi dan peneliti di bidang peternakan.

Hardi Prasetyo mengatakan, bahwa pemeliharaan itik secara intensif menimbulkan konsekuensi meningkatnya biaya produksi. Untuk itu, agar usaha ternak itik tetap menguntungkan dan menarik bagi peternak diperlukan aplikasi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, serta penerapan prinsip-prinsip ekonomis usaha. "Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan bibit unggul yang dihasilkan dari penerapan teknologi pemuliaan pada ternak-ternak yang memang potensial, di samping pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak secara tepat.," ungkap Hardi Prasetyo.

Pengembangan bibit unggul

Hardi mencontohkan, seperti halnya pada berbagai komoditas ternak lain, itik juga sudah mengalami proses pemuliaan di beberapa negara. Bibit unggul itik petelur yang pasar utamanya di negara-negara Asia telah dihasilkan di Taiwan dan Vietnam melalui proses seleksi yang terarah. Itik petelur unggul Brown Tsaiya telah dihasilkan di Taiwan melalui proses seleksi selama 13 generasi dengan peningkatan produksi telur sampai umur 52 minggu dari 207 menjadi 229 butir dan umur pertama bertelur turun dari 126 hari menjadi hanya 108 hari tanpa mengurangi bobot telur. Seleksi terhadap sifat lain juga telah dilakukan di Taiwan untuk memperbaiki kekuatan kerabang telur, warna kerabang telur, fertilitas dan daya tetas telur.

Sedangkan di Vietnam, seleksi terhadap itik Co, yang diduga berasal dari Indonesia, dapat meningkatkan produksi telur selama 1 tahun sebesar14,5%. Untuk itik pedaging, di Taiwan telah dilakukan seleksi terhadap itik Manila (entog) dan itik Peking yang persilangan diantaranya menghasilkan itik Serati yang berbulu putih sebagai penghasil daging dan bulu halus (down feather). Di Perancis telah dikembangkan beberapa galur komersial dari itik Manila dan itik Peking pada tingkat GPS (Grand Parent Stock) dan PS (Parent Stock) untuk menghasilkan itik Serati sebagai penghasil daging dan hati (liver). Kriteria seleksi yang digunakan adalah terutama sifat-sifat produksi telur, kualitas karkas, dan sifat-sifat reproduksi.

Lebih jauh Hardi Prasetyo mengatakan, di Indonesia pemanfaatan teknologi pemuliaan juga telah dilakukan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul ternak itik, baik petelur maupun pedaging. Peneliti di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) sendiri telah melakukan seleksi 5 generasi terhadap sekelompok itik Alabio dan itik Mojosari untuk menghasilkan itik hibrida petelur unggul hasil persilangan diantara kedua kelompok terseleksi tersebut. Hibrida tersebut, yang dinamakan Itik Master, mempunyai beberapa keunggulan yaitu (i) Rataan produksi telur setahun mencapai 71,5%, (ii) umur pertama bertelur 18 minggu, (iii) rataan puncak produksi telur mencapai 93,4%, (iv) konversi pakan 3,22, dan (v) anak itik jantan dan betina pada saat menetas dapat dibedakan dengan mudah dari warna bulunya.

"Hasil uji coba di tingkat peternak menunjukkan bahwa itik hibrida ini lebih unggul dari bibit induknya maupun silang balik kepada salah satu induknya, selama produksi telur 1 tahun," terang Hardi Prasetyo yang juga aktif sebagai pengurus organisasi Masyarakat Ilmu  Perunggasan Indonesia (MIPI) ini.

Untuk itik pedaging, Balitnak telah merintis pengembangan galur bibit unggul baru yang berasal dari kombinasi antara itik Peking dan itik Mojosari putih. Hasil persilangan tersebut mengalami proses seleksi selama beberapa generasi untuk memperoleh galur baru yang stabil, sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam negeri, dan untuk sementara disebut itik PMp. Adanya bibit unggul pedaging baru ini diharapkan dapat menggantikan bibit itik Peking yang selama ini diimpor, dan juga menyesuaikan dengan selera konsumen lokal yang lebih menghendaki itik potong ukuran sedang.

Keunggulan bibit itik PMp ini adalah bulunya yang putih sehingga menghasilkan warna dan kualitas karkas yang tinggi, mencapai bobot potong dalam umur 8-10 minggu dengan konversi pakan sebesar 3,8. "Jika konsumen memerlukan ukuran karkas yang lebih besar maka itik PMp ini dapat disilangkan dengan entog jantan untuk menghasilkan itik serati dengan bobot potong mencapai 3 kg dalam 10-12 minggu," kata Hardi Prasetyo.

Implikasi dari tersedianya bibit unggul

Pengembangan bibit unggul sebagai galur komesial mampu meningkatkan produktivitas ternak itik lokal, melalui penerapan teknologi pemuliaan yang tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Peningkatan produksi telur per individu betina induk dari bibit unggul dapat mencapai 10-15% jika dibandingkan dari sebelumnya proses pemuliaan pada pemeliharaan intensif, namun jika dibandingkan dengan induk yang dipelihara secara ekstensif atau semi-intensif peningkatan dapat mencapai 30-40%.

Hal ini jelas menunjukkan adanya peningkatan kapasitas produksi per ekor induk baik dalam menghasilkan telur konsumsi, telur tetas maupun itik potong. Selanjutnya, untuk memperoleh manfaat tersebut perlu ada pengembangan sistem produksi yang benar dengan unit pembibitan yang terarah, dan dengan orientasi komersial dan skala usaha ekonomis.

"Hal inilah yang sampai saat ini masih sulit diwujudkan karena pada umumnya pemeliharaan ternak itik hanya sebagai kegiatan sambilan atau musiman sebagai pengisi waktu kosong antar pertanaman padi atau tanaman pangan lain." Ungkap Hardi prasetyo.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Sunday 9 September 2012

Bebek Afkir

Bebek afkir selama ini tetap menjadi Primadona warung bebek,baik kelas kaki lima di pinggir jalan sampai dengan Restoran besar yang ada di mal.

Bebek afkir memang mempunyai kelebihan didalam kwalitas daging karena serat daging yang telah sempurna,sehingga kwalitas ketebalan daging relatif lebih tebal dibanding bebek muda.
Selain itu tulang yang keras membuat penampilan relative sedikit lebih enak dipandang karena jika digoreng tidak berubah bentuk karena menggulung.
Karena daging bebek afkir lebih keras,maka memasaknya relatif lebih lama yang dampaknya penyerapan bumbu lebih merasuk

Akan tetapi dari keunggulan yang ada di bebek afkir tersebut apalah artinya kalau ketersediaan bebek afkir tersebut tidak ada atau sulit mendapatkannya.
Karena sangat sulit supplier bebek afkir tidak berani menjamin keberlangsungan penyediaan bahan baku bebek afkir tersebut,yang dikarenakan permintaan jauh lebih besar dibandingkan produksi/penawaran .
Untuk memproduksi bebek afkir membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga peternak bebek khusus bebek afkir jarang ada.
Bebek afkir biasanya didapat dari bebek petelur yang sudah tidak berproduksi lagi , yang kira kira umur bebek diatas satu tahun,
Dengan lamanya waktu untuk mendapat kwalitas bebek afkir yang diharapkan,tentu saja tidak menguntungkan bagi peternak bebek pedaging ,kecuali bebek petelur.
Adapun jika ada saat ini harga bebek afkir sangat mahal di kisaran 45 ribu rupiah per ekor dengan ukuran berat kira kira satu kilo.

Untuk ruma makann skala kecil mungkin tidak masalah dengan supply tapi untuk ruma makaan skala besar atau yang ingin usahanya besar tentu harus memikirkan supply bahan baku tersebut,tidak mungkin rumahh makann buka tutup tergantung supply, sehingga keberlansungan supply salah satu faktor mutlak dalam usaha kuliner termasuk kuliner bebek goreng.

Melihat masa depan , dimana kondisi supply bebek afkir yang semakin sulit, berbanding terbalik dengan pertumbuhan usaha kuliner bebek, menurut saya sangat bijaksana jika pengusaha kuliner yang sudah terlanjur menggunakan bebek afkir mulai mempertimbangkan bebek muda.

Supply bebek muda relatif lancar,karena peternak bebek pedaging sekarang mulai sangat serius mengembangkan usahanya ,karena pada dasarnya usaha peternakan bebek bisa diupayakan seperti peternakan ayam pada umumnya dengan teknik yang disesuaikan dengan jenis unggasnya.
Yang dimaksud penulis seperti peternakan ayam adalah umur panen yang kurang lebih sama dengan ayam sekitar 50 hari dengan berat rata rata satu kilo.

Dengan. Waktu yang relative cepat,peternak bisa memperhitungkan usahanya ,sehingga kebutuhan daging bebek sepertinya ada titik cerah untuk pemenuhannya.

Harga karkas bebek muda memang relative lebih mahal dibanding ayam karena biaya produksinya lebih tinggi dibanding ayam.untuk ukuran satu kilo di konsumen rumaah makann adalah di kisaran 34 ribu rupiah , bandingkan dibandingkan dengan harga bebek afkir diharga 45 ribu rupiah di bobot yang sama, akan tetapi menurut pengalaman penulis untuk mengimbangi kwalitas efek penyusutan daging bebek yang digoreng pada bebek afkir ,berat bebek yang bisa menyamai adalah berat bebek muda diatas satu kilo, akan tetapi kwalitas bebek yang disajikan tergantung dari keahlian tukang masak masing -masing .
Perlu diingat terkadang porsi makanan bukanlah segalanya sehingga ukuran porsi bebek muda bisa bersaing atau sama dengan harga porsi bebek afkir

Sedikit bermain sebagai pengusaha kuliner.
Harga bebek afkir 45 ribu rupiah. Ada selisih sebelas ribu rupiah tiap ekor bebek.
Jika tiap hari warung kita butuh sepuluh ekor bebek maka akan ada selisih 110ribu/hari , selisih yang bisa dihemat jika menggunakan bebek muda tiap bulan adalah Rp.3.300.000 yang artinya. Tiap tahun pulang lebaran kita bisa menambah uang saku untuk sebesar Rp.39.600.000 hahhaha,yang artinya tiap tiga tahun bisa Umroh atau naik Haji.... (Mungkin ngak sih?)

Kembali ke topik semula, jika memikirkan regular menu menggunakan bebek muda adalah hal yang lebih menguntungkan,karena selain harga yang lebih murah,memasak bebek muda jauh lebih cepat sehingga penggunaan bahan bakar masak bisa lebih dihemat.

Bebek muda regular menu Bebek Afkir special Menu.
Keduanya membuat pengusaha kuliner lebih untung dan penggemar kuliner bebek mempunyai banyak pilihan untuk menikmati sajian daging bebek yang gurih, selain itu peternak bebek lebih bergairah dalam berusaha.



Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Saturday 19 May 2012

CARA MENGHITUNG FORMULA PAKAN

oleh Ali Abimanyu

CARA MENGHITUNG FORMULA PAKAN

 

Akhirnya baru bisa posting sekarang, keinginan rekan peternak untuk bisa menghitung nilai gisi ransum pakan, yang begitu menggebu. Merangsang gairah untuk segera membuat draff. Rasa haus akan ilmu dari rekan peternak mirip keingin tahuan para jenius dalam menemukan satu keilmuan baru. Mengagumkan………

 

Dalam penyusunan ransum pakan, kaidah-kaidah tertentu wajib untuk di perhatikan.Jadi ndak bisa seenaknya, harus melalui tahap demi tahap. Metode menghitung ada bermacam cara, tapi saya akan focus pada metode Trial and error

 

Prinsip metode trial and error atau teori coba-coba, ini adalah teori yang paling mudah di terapkan oleh kebanyakkan peternak. Mengumpulkan alternative bahan pakan yang akan diramu, mengetahui kandungan nilai gisi dan mencobanya pada satu formula yang telah di tentukan sebelumnya, nilai gisinya, sebagai target.

 

Di sini yang saya kemukakan Cuma yang penting-penting saja, untuk kalangan akademik kemungkinn kurang sreg dengan cara paparan saya, terlalu simple dan terasa kurang keren atau kurang ilmiah. Tapi untuk khalayak umum atau peternak yang pragmatis praktis kemungkinan lebih di sukai, langsung pada pokok persoalan, ndak berbelit-belit, muter-muter lama dulu baru ke inti tujuan.

 

Baiklah…siap-siap konsentrasi untuk menyerap ilmu, Bismillah………

 

ANALISIS KIMIA BAHAN-BAHAN PAKAN

 

JAGUNG :ME : 3360 Kcal/kg, AIR : 10-13%, CRUDE PROTEIN : 9%, LEMAK : 4,1%, SERAT KASAR : 2,2%, Ca : 0,02%, :P 0,29%

 

KATUL JAGUNG :ME : 3300 Kcal/kg, AIR : 10-13%, CRUDE PROTEIN : 9,7%, LEMAK : 7,2%, SERAT KASAR : 6,8%, Ca : 0,03%, P : 0,27%

 

KATUL :ME : 1850 Kcal/kg, AIR : 11,7%, CRUDE PROTEIN : 10,1%, LEMAK : 4,9%, SERAT KASAR : 15,3%, Ca : 0,08%, P : 1,36%

 

BEKATUL :ME : 2700 Kcal/kg, AIR : 11%, CRUDE PROTEIN : 13,6%, LEMAK : 8,2%, SERAT KASAR : 8%, Ca : 0,03%, P : 1,18%

 

TEPUNG IKAN : ME : 3000 Kcal/kg, AIR : 7,7%, CRUDE PROTEIN : 61,8%, LEMAK : 7,8%SERAT KASAR : 0,6%, Ca : 4,96%, P : 3,10%

 

 

KONSENTRAT 124 POKPHAND :ME : 2500 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 30-32%, LEMAK : 3-5%, SERAT KASAR : 6-8%, Ca : 3-4%, P : 1-1,5%

 

BR-I : ME : 3000 Kcal/kg, AIR : 5-7%, CRUDE PROTEIN : 20-21%, LEMAK : 5-8%,SERAT KASAR : 3-5%, Ca : 0,9-1,1%, P : 0,7-0,9%

 

521 :ME : 2950 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 19-20%, LEMAK : 3%, SERAT KASAR : 5%, Ca : 0,9%, P : 0,6%

 

PAR-S : ME : 2800 Kcal/kg, AIR : 12%, CRUDE PROTEIN : 18,5%, LEMAK : 3%, SERAT KASAR : 6%, Ca : o,9%, P : 0,6%

 

KONSENTRAT KIP-333 WONOKOYO : ME : 2500 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 38-40%, LEMAK : 5-7%, SERAT KASAR : 8%, Ca : 4-8%, P : 1-2%

 

Ini sebagian kecil bahan-bahan pakan yang sering di gunakan, tapi sebenarnya masih banyak lagi bahan lain yang masih bisa di masukan. Harus di cari bahan pakan yang mudah dan banyak stock di daerah masing-masing. Oke…sekarang berlomba mencari bahan pakan alternative local…..kalau bisa usahakan menghapal kandungan nutrisi bahan-bahan pakan di atas, biar lebih cepat nanti menghitungnya….

 

ZAT-ZAT YANG DI PERLUKAN

 

Untuk ayam tipe petelur : 

 

Umur ayam 0 – 8 minggu :EM : 2700-3000 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 20-22%, LEMAK : 4%, SERAT KASAR : 4-6%, Ca : 1%, P : 0,7%

 

Umur ayam 9 – 16 minggu :EM : 2600-2900 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 14-16%, LEMAK : 4%, SERAT KASAR : 7-9%, Ca : 1%, P : 0,6%

 

Umur ayam 17 minggu – afkir : EM : 2650-2950 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 17-18%, LEMAK : 5%, SERAT KASAR : 6-8%, Ca : 2,5-3,5%, P : 0,5-0,6%.

 

 

Untuk ayam tipe pedaging :

 

Umur ayam 0 – 4 minggu :EM : 3000 – 3100 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 21- -23%, LEMAK : 4-6%, SERAT KASAR : 4%, Ca : 0,9%, P : 0,5%

 

Umur ayam 4 minggu – panen : EM : 3100 – 3200 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 19 – 21%, LEMAK : 4-6%SERAT KASAR : 4%, Ca : 0,9%, P : 0,5%.

 

Inilah nilai gisi nutrisi pakan yang kita jadikan accuan atau target dalam menyusun formula pakan ayam pedaging atau petelur. 

 

RUMUS TRIAL AND ERROR

 

Rumus ini dapat dipergunakan untuk menghitung nilai gisi nutrisi semua bahan pakan ransum ayam maupun hewan Ruminansia. Nilai nutrisi EM( energy metabolism), CP( crude protein ), FAT( lemak ), SK( serat kasar ), Ca( kalsium ), P( phosphor )

 

Jumlah kg bahan pakan( BP ) : Jumlah total kg bahan pakan( BPT ) x Nilai gisi nutrisi bahan pakan yang di hitung( NBP ) = Nilai nutrisi( NN )Ini artinya menjadi : BP : BPT x NBP = NN 

 

MENGHITUNG FORMULA PAKAN

 

Ingat pergunakan rumus BP : BPT x NBP = NN, istilah-istilah pada rumus inicoba untuk di hapaldan di ingat-ingat, jangan sampai lupa, Cuma sedikit….

 

Misalnya kita menghitung bahan pakan di bawah ini :Jagung : 30 kgbekatul : 37 kgSentrat 124 : 33 kg

 

Total jumlah pakan yang di hitung 100 kg(BPT)Coba untuk di hitung kandungan EM dan CP(crude protein) ayo…semangat……

 

Jagung : 30 : 100 x 3360 Kcal = 1008 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat jagung30 : 100 x 9% = 2,7%, ini nilai CP/protein

 

Bekatul :37 : 100 x 2700 Kcal/kg = 999 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat bekatul37 :100 x 13,6% = 5,03%, ini nilai CP/protein bekatul

 

 

Sentrat 124 :33 kg : 100 kg x 2500 Kcal/kg = 826 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat sentrat 12433 kg : 100 kg x 31% = 10,23%, ini nilai CP/protein sentrat 124

 

Nilai CP/protein sentrat 124 di ambil rata-rata/tengah-tengahnya, ini berlaku untuk semua bahan pakan yang nilai gisi nutrisi nominal di antara tiga angka.

 

Nah sekarang tinggal menjumlahkan nilai nutrisinya saja, sudah jadi, mudah tho…Jadi nilai nutrisi formula pakan di atas sbb :

 

CP/crude protein total = 2,7% + 5,03% + 10,23% = 17,96%

 

EM//karbohidrat total = 1008 Kcal + 999 Kcal + 826 Kcal = 2833 Kcal/kg

 

Untuk ransum ayam masa produksi/bertelur ini sudah memenuhi target.Untuk penghitungan lemak, serat kasar, Ca dan P caranya sama saja. Untuk lebih melancarkan dalam menghitung harus sering berlatih dan berlatih semangat…
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Sunday 1 April 2012

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Thursday 29 March 2012

Self mixing

Self mixing merupakan salah satu alternatif dalam usaha mengurangi biaya produksi. Keberhasilan dalam memformulasi pakan tergantung dari pengetahuan, keterampilan dan ketersediaan bahan baku serta kemauan dari peternak untuk berkreativitas mencari inovasi baru. Berikut adalah komponen bahan baku dan persentase yang sering dipakai oleh peternak layer untuk fase produksi.

***** Jagung (corn)
Merupakan komponen terbesar dalam formula layer, penggunaannya berkisar antara 50-55%, sebagai sumber energi utama bagi layer, kemampuan dicerna sangat tinggi, kadar asam amino terutama methionine dan lysine cukup tinggi, serta tingginya kandungan dari xantophil dan carotene sangat memengaruhi warna kuning telur.

***** Bungkil kacang kedelai (soybean meal)
Sumber protein nabati, penggunaannya berkisar antara 15%-20%, mengandung asam amino lysine tinggi, methionine rendah, kemampuan dicerna tinggi.

***** Tepung daging dan tulang (meat bone meal)
Penggunaan berkisar antara 2%-6%, mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi berkisar antara 45%-50% serta mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi pula.

***** Tepung ikan (fish meal)
Mengandung asam amino yang tinggi terutama lysine dan methionine. Kadar protein tergantung dari jenis ikan, bagian tubuh ikan dan proses produksi. Tepung ikan secara menyeluruh daya cernanya sangat baik, yakni antara 92%-95%. Kandungan protein berkisar antara 45%-60%, di samping itu juga kaya akan mineral, terutama kalsium dan fosfor. Penggunaan antara 3%-7%.

***** Tepung daging ayam (poultry meat meal)
Penggunaan berkisar antara 2%-4%, mengandung protein kasar cukup tinggi, kaya akan asam amino lysine dan cysteine, kemampuan dicerna cukup baik. Kendala utama, adanya kontaminasi bulu ayam yang menyebabkan daya cerna kurang.

***** Dedak padi (bekatul)
Penggunaannya berkisar antara 10%-15%, terbagi atas tiga jenis yaitu, dedak kasar dengan kandungan serat kasar lebih dari 25%, dedak halus dengan serat kasar 15%, dan bekatul dengan serat kasar 10%.

***** Tepung kerang
Merupakan sumber kalsium yang tinggi, mencapai 38% dan harganya relatif murah. Ada 2 bentuk yaitu grit (butiran) dan dust (tepung), penggunaan berkisar 6%-8%.

***** Minyak kelapa sawit (crude palm oil)
Penggunaan berkisar antara 0,5%-1%, dengan kandungan energi metabolisme sekitar 8600 kkal/kg. Kelemahannya: kemampuan dicerna kurang dan mudah tengik. Namun, minyal kelapa sawit jarang digunakan karena penerapannya relatif sulit.

***** Garam (NaCl)
Mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan, menjaga pH tubuh, dan pembentukan asam hydrochloric di dalam lambung. Pada layer, kekurangan garam menyebabkan kasus kanibal, pertumbuhan lambat dan memengaruhi produksi telur. Penggunaan berkisar antara 0,1%-0,3%. Kelebihan garam menyebabkan ayam banyak minum dan akibatnya lantai kandang basah.

***** Beberapa bahan lain yang sering ditambahkan antara lain: DCP (dicalcium phosphate) mengandung kalsium 18%-24% dan fosfat 17%, penggunaan 500 gram/ton. Asam amino methionine, penggunaannya berkisar antara 1-2 kg/ton. Asam amino lysine, berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton, choline cloride berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton.

Di samping itu, juga perlu ditambahkan premix yang mempunyai kandungan AGP (Antibiotic Growth Promotor), multivitamin, asam amino, dan mineral, dengan dosis keseluruhan 2-5 kg/ton. Untuk menghindari/mengurangi kasus wetdropping (kotoran becek) biasanya juga ditambahkan zeolit dengan dosis 5 kg/ton.


Sumber :
Drh. Luki K. Wardhani
Malang - Jawa Timur
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Thursday 1 March 2012

Sinar matahari terhadap pembentukan tulang unggas

.com, Poultryindonesia.com, ヒント. Vitamin D dibutuhkan oleh ayam untuk metabolisme kalsium dan fosfor yang tepat dalam pembentukan tulang yang normal, paruh yang keras, kuku dan kulit telur yang kuat. Dampak dari defisiensi vitamin ini cukup merugikan peternak. Bagaimana  kiat mengatasinya?

Vitamin D adalah istilah yang umum dipergunakan terhadap beberapa turunan (derivat)  yang larut dalam lemak, yang aktif dalam pencegahan ricketsia pada hewan-hewan. Vitamin ini terdapat dalam bentuk yaitu, egocarsiferol (D-2) dan cholecalsiferol (d-3). Vitamin D-2 hanya bermanfaat bagi mamalia, sedangkan untuk unggas memanfaatkan vitamin D-3.

Cholecalsiferol berasal dari 7-dehidrocholesterol yang bila terkena sinar ultraviolet akan membentuk vitamin D-3. 従って, 病気 defisiensi vitamin D lebih banyak terjadi pada ternak ayam semua umur yang dipelihara secara terkurung dan tidak mendapat sinar matahari, juga bila ransumnya tidak cukup ditambahkan vitamin D.<?XML:名前空間接頭辞= O NS = "つぼ:スキーマ - マイクロソフト - com:office:オフィス" />

Vitamin D menurut Afrijoni (1992), sangat diperlukan ayam dan berkaitan dengan kalsium dan fosfor. Transportasi kalsium yang aktif bergantung pada vitamin D dalam ransum. Vitamin D merangsang kalsium dan fosfor untuk melewati sel mukosa usus kecil sehingga menaikkan kadar unsur ini dalam darah dan cairan ekstraseluler tulang yang siap mengalami kalsifikasi. Vitamin D juga berpengaruh dalam fungsi hormon Parathypoid. Hormon parathypoid memberi efeknya terhadap translokasi kalsium bila vitamin D ini ada.

Sedangkan fungsi hormon parathypoid adalah untuk mengatur tingkat kalsium darah yang diperlukan bukan saja untuk pembentukan tulang, tapi juga untuk homeostatis dan untuk denyut jantung yang baik. Dengan demikian vitamin D untuk ayam pembibit juga penting untuk daya tetas yang normal.

 Kebutuhan vitamin D pada ayam

Kebutuhan vitamin D untuk ayam tergantung pada sumber kalsium dan fosfor yang ada dalam ransum, imbangan kalsium dan fosfor, serta apakah hewan tersebut cukup mendapat sinar matahari. Pemeliharaan ayam sistem intensif dimana cahaya matahari kurang masuk dalam kandang, maka vitamin D perlu ditambahkan dalam ransum.

Sedangkan bila mendapat sinar matahari 11-45 menit/hari, sudah cukup untuk mencegah ricketsia pada ayam yag sedang tumbuh. Afrijoni juga menyebutkan, sebagai pedoman kebutuhan dari vitamin D untuk ayam broiler sebesar 500 IU pada awal dan 300 IU pada ayam broiler masa akhir (4 minggu lebih). Semuanya itu dinyatakan dalam kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor pada ayam broiler masa awal masing-masing adalah 1% そして 0,45% dari ransum. Sedangkan kebutuhan kalsium dan fosfor broiler pada masa akhir, masing-masing adalah 0,85% そして 0,4% dari ransum.

Kebutuhan vitamin D untuk ayam petelur pada masa perkembangan adalah 200 IU/kg ransum, sedangkan pada masa berproduksi adalah 500 IU/kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor untuk anak ayam petelur masing-masing adalah 0,9% そして 0,7% の ransum. Untuk ayam petelur masa produksi kebutuhan kalsium dan fosfor masing-masing adalah 3,25% そして 0,5% dari ransum.

 Gejala defisiensi

Jika ransum kurang vitamin D maka gejala defisiensi akan terlihat setelah berlangsung 4 週. Apabila defisiensi vitamin ini tidak diperbaiki, sebagian besar anak ayam yang diberi ransum tersebut akan mati setelah kurang lebih 8 週. Gejala khas dari defisiensi vitamin D adalah rachitis dan osteomalasia. Rachitis terjadi karena kegagalan tulang untuk tumbuh dalam bentuk normal pada hewan muda. Sedangkan osteomalasia terjadi akibat reabsorbsi dari tulang yang telah terbentuk pada hewan tua.

Penyakit rachitis memperlihatkan gejala tulang-tulang yang salah bentuknya, paruh yang menjadi lunak, kelemahan kaki, kaki bengkok, gaya jalan kaku, tulang dada bengkok, cara menjaga keseimbangan badan kurang sempurna, bulu kurang hidup dan angka kematian yang tinggi. Gejala lain yang terlihat pada anak ayam adalah pertumbuhan terhambat dan adanya ricketsia (rapuh/patah). Ricketsia ditandai dengan kelemahan yang hebat pada kaki anak ayam sehingga susah berjalan.

Ricketsia umumnya terjadi pada umur 2-3 週. Pada bangsa-bangsa ayam yang berwarna akan terjadi pewarnaan bulu yang abnormal bila terjadi defisiensi vitamin ini. Untuk ayam dewasa gejala pertama yang tampak adalah menipisnya kulit telur, kemudian produksinya menurun, telurnya mengecil dan daya tetasnya kurang.

Embrionya akan mati pada hari ke 18-19 dan memperlihatkan pertumbuhan rahang bawah yang tidak sempurna. Ayam dewasa dapat bertahan hidup meski kekurangan vitamin D, tetapi tulang dadanya menjadi lunak dan ayam tidak dapat berjalan.

 Dampak dari defisiensi vitamin D cukup merugikan peternak. 従って

terapi yang penting disini adalah tindakan pencegahan agar ayam cukup mendapat asupan vitamin D.  Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengusahakan supaya keadaan kandang cukup mendapat sinar matahari. Bila ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dimasuki sinar matahari (clouse house), maka ransumnya harus ditambahkan vitamin D dalam jumlah yang cukup. 

 PI / DW
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Wednesday 29 February 2012

Potensi Bahan Baku Ransum Di Indonesia

Indonesia telah dikenal sebagai sebuah negara agraris. Setiap jengkal tanahnya subur ditanami berbagai jenis tumbuhan. Kondisi cuaca dan iklim pun tak kalah men-support tanaman untuk tumbuh secara optimal. Indonesia tercinta juga dijuluki negara kepulauan, dengan pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Kekayaan alam Indonesia begitu melimpah, baik flora maupun fauna. Tidak sedikit kekayaan alam tersebut yang dimanfaatkan sebagai bahan baku ransum. Contohnya tepung ikan yang bersumber dari kekayaan laut kita maupun jagung, bungkil kedelai, dedak padi atau bekatul yang berasal dari khasanah pertanian.
Hanya saja menjadi sebuah ironi, saat ini, dunia perunggasan kita masih diharuskan mendatangkan (import, red) bahan baku ransum dari negara lain. Dan parahnya lagi kondisi ini telah berjalan dalam beberapa waktu dan terkesan menemui titik buntu dalam pencarian solusinya.
Jagung, bungkil kedelai, tepung ikan dan tepung daging dan tulang (MBM) merupakan sederetan contoh bahan baku ransum yang masih diimport. Dan boleh dibilang penyediaan bahan baku ransum kita sangat tergantung pada negara lain. Akibatnya saat harga minyak dunia melambung menjadikan biaya pengiriman meningkat dan mau tidak mau harga bahan baku kena imbasnya. Belum lagi perubahan kebijakan sumber energi yang beralih ke biofuel atau energi alami yang berasal dari kedelai maupun jagung menjadikan suplai kedua komoditas tersebut berkurang dan tentu saja harganya kembali melambung. Kondisi tersebut semakin terasa berat saat kita belum memiliki bahan baku alternatif pengganti bahan baku utama tersebut.
Jagung lokal dari Indonesia telah banyak diakui kualitasnya hanya saja ketersediaan yang kurang kontinyu dan kadar air yang masih relatif tinggi menjadi kendala di feedmill (perusahaan ransum)

Potensi Bahan Baku Ransum
Semua bagian utama dan sampingan dari tanaman dan tubuh hewan maupun by product-nya pada dasarnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku ransum, asalkan memenuhi persyaratan bahan baku yang baik, yaitu :
  • Memiliki kandungan nutrisi yang baik
Bahan baku ransum dikatakan memiliki kandungan nutrisi yang baik dapat dicerminkan dari kandungan protein kasar tinggi dan serat kasarnya rendah. Selain itu kualitas fisik, kimia dan biologinya juga baik.
  • Ketersediaannya kontinyu
Di negara kita kontinyuitas atau ketersediaan bahan baku ransum secara rutin dengan kualitas yang stabil menjadi permasalahan yang selalu berulang. Terlebih lagi, bahan baku tersebut masih harus berebutan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, contohnya pada kasus ketersediaan jagung dan tepung ikan.
  • Harganya kompetitif
Biaya ransum mencakup 70% dari seluruh biaya pengelolaan peternakan. Dengan harga bahan baku ransum yang kompetitif diharapkan harga daging dan telur tidak terlalu tinggi sehingga bisa terserap oleh masyarakat Indonesia, yang notabene konsumsi telur dan daging masih relatif rendah.
  • Tidak mengandung toksin atau racun
Syarat mutlak dari bahan baku ransum ini ialah tidak mengandung rancun (toksik) yang dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas ayam. Adanya zat anti nutrisi seringkali menjadi faktor penghambat dalam pemakaian bahan baku alternatif. Jenis zat anti nutrisi yang terdapat dalam bahan baku tercantum pada tabel 1. Dengan perkembangan teknologi pakan permasalahan anti nutrisi ini bisa ditekan atau bahkan beberapa dapat dihilangkan. Teknologi yang biasa diterapkan antara lain pemberian enzim, fermentasi maupun perlakuan kimia dan biologi lainnya.
Bahan Baku Utama dan Alternatif
Jagung, bungkil kedelai, dedak padi dan tepung ikan merupakan contoh bahan baku ransum yang utama digunakan dalam penyusunan formulasi ransum ayam. Kecuali dedak padi, semua bahan baku tersebut masih belum bisa dipenuhi dari lokal. Oleh karena itu, banyak peternak maupun tim R&D (research and development) perusahaan feedmill berusaha mencari bahan baku alternatif.
Dari data yang kami peroleh penggunaan bahan baku alternatif saat ini baru mencapai maksimal 20% dari total bahan baku. Contoh bahan baku alternatif tersebut antara lain sorgum, bungkil kelapa sawit atau bungkil biji kelapa sawit, bungkil biji matahari maupun tepung gaplek.
Keterbatasan dalam pemakaian bahan baku alternatif seringkali disebabkan karena kontinyuitas yang kurang terjamin, kualitas yang tidak stabil dan adanya zat anti nutrisi. Selain itu ayam modern yang kita pelihara sekarang direkayasa untuk memanfaatkan serelia (biji-bijian, red) guna mengoptimalkan performannya. Oleh karena itu ketergantungan pada jagung, bungkil kedelai masih begitu tinggi, yaitu digunakan sampai level 70-80% dari total formulasi ransum. Tabel 2 menunjukkan beberapa contoh bahan baku yang bisa digunakan dalam penyusunan ransum ayam.
Jika kita akan memakai bahan baku alternatif yang terdapat di sekitar kita, maka kita perlu mempertimbangkan ke-4 syarat bahan baku ransum yang baik. Selain itu, hendaknya kita juga melakukan analisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisi maupun anti nutrisi yang terdapat dalam bahan tersebut. Pelaksanaan trial formulasi juga perlu dilakukan pada sebagian kecil ayam sebelum diberikan pada populasi ayam yang lebih besar.
Sebenarnya, negara kita kaya akan bahan baku ransum. Hanya saja dalam penggunaannya masih terbentur banyak hal. Oleh karenanya perlu sekiranya semua pihak yang terkait, yaitu pemerintah, pengusaha dan peneliti mulai merapatkan barisan untuk berjalan bersama menuju swasembada pakan.

Info Medion Edisi November 2008
Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

Meningkatkan Efisiensi Ransum


Ransum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi ayam untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitasnya. Dari ransum inilah nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan maupun pembentukan sebutir telur diperoleh. Saat masa produksi, jika jumlah pemberian ransum tidak sesuai kebutuhan maka akan langsung berefek terhadap produksi telur. Tidak hanya jumlah pemberiannya, kualitas ransum juga perlu kita perhatikan. Dari segi finansial, biaya ransum ini menduduki persentase tertinggi dari seluruh biaya pemeliharaan, yaitu mencapai 75%.

Ransum berpengaruh terhadap produktivitas dan biaya pemeliharaan ayam (Sumber : Dok. Medion)
Melihat peran penting dan signifikannya biaya ransum ini maka tidak mengherankan jika perhatian kita pun banyak terfokus pada hal ini. Berbagai cara kita lakukan untuk menekan biaya ransum. Setiap penghematan Rp. 1.000 harga ransum akan mampu menekan biaya pemeliharaan ternak sebesar 25% dari total biaya pemeliharaan. Meskipun demikian yang perlu menjadi pedoman kita ialah jangan sampai penghematan biaya ransum ini berakibat pada penurunan kualitas ransum maupun mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan ayam untuk tumbuh dan menghasilkan telur. Berberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menekan biaya ransum ialah :
   Seleksi Supplier Ransum secara Ketat
Supplier merupakan pihak yang menyediakan kebutuhan ransum kita. Sudah seharusnya kita melakukan seleksi yang ketat terhadap supplier ini. Dan sebaiknya kita memiliki setidaknya 2 supplier sehingga bisa menjadikannya kontrol antar supplier, baik kontrol kualitas maupun harga. Selain itu, suplai ransum diharapkan menjadi lebih terjamin.
Seringkali yang menjadi parameter kita dalam pemilihan supplier adalah harga. Hal ini adalah sebuah kewajaran mengingat harga merupakan hal yang penting. Namun, ada hal yang tidak boleh kita abaikan, yaitu kualitas. Perlu kita pahami lagi kualitas ransum ini berpengaruh terhadap produktivitas juga. Jika harganya murah namun kualitas jelek maka jangan berharap ayam akan berproduksi secara optimal, atau malah bisa menyebabkan ayam sakit.
Oleh karena itu alangkah baiknya jika kita mengkombinasikan keduanya. Dalam penentuan harga kita perlu cek dengan kualitasnya, perlu dibuat rasio antara harga dengan kandungan nutrisinya, terutama energi metabolisme (EM) dan protein kasar (PK). Misalnya ransum A harganya Rp. 3.500/kg dengan kadar EM 2.750 kkal/kg dan PK 18% dan ransum B harganya Rp. 3.400/kg yang mengandung EM 2.750 kkal/kg dan PK 17%, maka mana yang kita pilih? Jika berdasarkan harga yang murah maka tentu kita akan memilih ransum B. Namun sebenarnya pilihan itu kurang tepat Jika kita buat rasio harga : PK maka ransum A yang seharusnya kita pilih. Mengapa? Tidak lain karena harganya per 1% PK lebih murah ransum A (Rp. 194,4 tiap 1% PK) dibandingkan ransum B (Rp. 200 tiap1% PK).

    Memastikan Ransum yang Diterima Berkualitas
Setiap ransum datang sudah selayaknya kita melakukan quality control (QC). Hal ini untuk memastikan bahwa ransum yang dikirimkan sesuai dengan yang kita pesan. QC yang biasanya dilakukan meliputi fisik dan kimia. QC fisik mencakup bentuk dan ukuran, penggumpalan, warna, bau, rasa maupun ada tidaknya kontaminasi (bahan-bahan asing atau jamur). Jika kita menemukan ketidaksesuian pada QC fisik ini maka patut kita munculkan kecurigaan terhadap kualitasnya. Atau bahkan jika ditemukan jamur atau ransum menggumpal tidak jarang peternak yang langsung menolak kiriman ransum tersebut.
QC kimia, dilakukan dengan menguji sampel ransum dari beberapa bagian dari tumpukan ransum untuk melihat kadar nutrisinya. QC ini biasanya dilakukan melalui analisis proksimat (bisa dilakukan di MediLab) untuk mengetahui kadar air, protein kasar, serat kasar, lemak kasar dan abu. Selain itu perlu diketahui juga kadar kalsium, fosfor maupun kontaminasi jamur (aflatoksin). QC ini sebaiknya tidak hanya dilakukan saat penerimaan saja, namun juga dilakukan secara berkala terutama jika ada pergantian supplier ransum.


 Penambahan alas pada bagian bawah tumpukan karung ransum (Sumber : Dok. Medion)
Selain QC sampel ransum perlu sekiranya kita cek no batch maupun leaflet yang terdapat pada karung ransum. No batch ini bisa kita gunakan sebagai bahan pengajuan komplain maupun pengaturan penyimpanan dalam gudang.

    Manajemen Gudang Penyimpanan yang Optimal
Gudang merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum ransum diberikan pada ayam. Kualitas ransum seringkali menurun saat berada di gudang, terutama jika kondisi gudang tidak memenuhi standar dengan manajemen pengaturan keluar masuknya ransum.
Gudang seharusnya tertutup, tidak tampias air hujan, memiliki sistem sirkulasi udara yang baik, tidak lembab dan suhunya optimal (26-280C). Selain itu, hindari juga adanya tikus atau hewan pengerat yang bisa mencuri ransum. Perlu disediakan juga label nama sehingga memudahkan kita mengenali ransum. Tak lupa pada setiap bagian bawah tumpukan karung ransum harus selalu diberi alas berupa balok kayu atau pallet plastik. Hal ini untuk menjaga agar ransum tidak menggumpal, berbau tengik, lembab dan tumbuh jamur.
Manajemen pengambilan dan pengeluaran ransum juga perlu dikontrol. Tentu kita sudah sering mendengar istilah FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out)? Ransum yang sudah mendekati masa kadaluarsa (expired date) atau yang pertama datang, hendaknya segera diberikan ke ayam. Disinilah pentingnya pembuatan label pada setiap kelompok ransum. Sebaiknya tumpukan ransum dibedakan berdasarkan supplier, jenis ransum maupun masa kadaluarsanya.
Kita pun perlu mengatur pola pembersihan, desinfeksi atau kalau perlu penyemprotan insektisida di gudang ransum untuk mengurangi serangga yang bisa menurunkan kualitas ransum. Selain itu, stok ransum di gudang sebaiknya minimal bisa memenuhi kebutuhan selama 1 bulan.

    Tata Laksana Pemberian Ransum yang Baik
Tata laksana pemberian ransum yang baik akan memastikan ayam memperoleh asupan ransum sesuai dengan kebutuhannya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Agar tujuan ini tercapai maka perlu memperhatikan :
  • Sesuaikan feed intake dengan kadar asupan nutrisinya
Feed intake (FI) ayam antar peternakan satu dengan yang lainnya seringkali berbeda meski strainnya sama. Pun demikian dengan kualitas ransumnya. Oleh karena itu FI ini harus disesuaikan dengan standar asupan nutrisi. Berdasarkan data dari ISA Brown Manual Management (2010), ayam petelur saat HD 2% sampai umur 28 minggu membutuhkan asupan PK sebesar 17,2 - 17,6% dengan FI 115 g/ekor/hari. Namun jika FI nya mencapai 120 g/ekor/hari maka kadar PK ransumnya menurun menjadi 16,7 - 17,2%. Jadi yang perlu diperhatikan ialah kadar PK sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan makannya (FI).
  • Pengaturan periode pemberian ransum
Untuk ayam dewasa pemberian ransum dapat dilakukan 2-3 x sehari sedangkan saat masa brooding bisa dilakukan 8-9 x sehari. Hal ini tidak lain agar nafsu makan optimal dan ransum tetap segar. Hendaknya dihindarkan pemberian ransum yang dilakukan sekaligus dalam jumlah banyak. Hal ini akan mengakibatkan penurunan nafsu makan dan kualitas ransum serta ransum menjadi lebih banyak yang tercecer.
  • Pengaturan tempat ransum
Tempat ransum ayam (TRA) yang akan digunakan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan diantaranya terbuat dari bahan yang aman (tidak toksik), awet, memudahkan ayam mengkonsumsi ransum dan mudah dibersihkan. Selain kualitas perlu diperhatikan juga jenis dan jumlah TRA yang digunakan. Untuk anak ayam (layer dan broiler) sampai umur 2-3 minggu hendaknya dipilih Nampan Ransum DOC (NRDOC) sedangkan ayam dewasa gunakan TRA 5 kg atau 7 kg. Untuk setiap 1.000 ekor ayam dibutuhkan sekitar 16-20 NRDOC dan 25-30 TRA 5 kg (Ketentuan ini merupakan pedoman umum yang dapat disesuaikan dengan kondisi peternakan).

    Modifikasi Ransum
Modifikasi ransum ini bisa disamakan dengan kita melakukan pencampuran ransum sendiri, baik yang sederhana (konsentrat, jagung, bekatul) maupun secara total (self mixing). Dengan demikian biaya ransum menjadi lebih murah. Namun, hal ini tentu memerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus, yaitu sebagai formulator. Medion, saat ini telah menyediakan jasa ini, jika Bapak Ibu memerlukannya bisa langsung menghubungi tenaga lapangan terdekat.

Ransum menjadi komponen penting dan menduduki porsi terbesar dalam biaya produksi peternakan. Meningkatkan efisiensi ransum akan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan yang akan kita peroleh. Selamat mencoba dan sukses selalu.

Info Medion Edisi Februari 2011
Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).

Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang

Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang


Modifikasi peternakan untuk menghadapi musim hujan dapat mengoptimalkan performa ayam
(Sumber : Dok. Medion)

Di Eropa, empat musim mengharuskan setiap pelaku peternakan melakukan modifikasi agar tumbuh kembangnya ayam tetap berjalan optimal, misalnya menggunakan closed house dan pengaturan lingkungan di dalamnya. Hal yang sama juga sebaiknya dilakukan di Indonesia. Meskipun hanya ada dua musim, karena karakteristik musim hujan dan kemarau berbeda sehingga penyesuaian pun perlu dilakukan. Dengan penyesuaian tersebut maka ayam akan merasa nyaman dan produktivitas maksimal dapat terus tercapai. Kuncinya ialah mau mencoba karena jika tidak dicoba tentu kita tidak akan tahu hasilnya.

Karakteristik Kondisi Peternakan di Musim Hujan
Kondisi peternakan saat musim hujan tentu berbeda dengan saat musim kemarau. Curah hujan yang tinggi, suhu yang lebih rendah dan kelembaban tinggi adalah karakteristik umum musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi beberapa komponen peternakan seperti air minum, pakan, kandang dan bibit penyakit.
1. Air Minum
Peningkatan curah hujan tentu akan menambah volume air tanah. Meski jumlahnya bertambah, hal ini justru sering memicu masalah baru yaitu penurunan kualitas air dan keterbatasan daya serap air oleh tanah.
Penurunan kualitas terjadi secara fisik maupun biologi (jumlah mikroorganisme). Secara fisik yaitu keruh, berbau dan bercampur lumpur. Air tanah yang bercampur lumpur akan mempermudah penyumbatan pipa-pipa air minum dan memicu terbentuknya biofilm (endapan di dalam pipa air minum yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya bibit penyakit).
Terbatasnya daya serap air oleh tanah berpotensi menimbulkan dua masalah yaitu :
  • Timbulnya genangan air ataupun banjir
Baik genangan air maupun banjir sama-sama menimbulkan permasalahan pelik. Genangan air menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya parasit (serangga, cacing dan koksidia), bahkan bakteri terutama E. coli (penyebab colibacilosis) dan Haemophillus paragallinarum (penyebab korisa). Hal inilah yang memicu peningkatan jumlah kasus penyakit tersebut saat musim penghujan. Hal lebih buruk tentu akan terjadi bila banjir yang mencakup kerugian material (kerusakan dan hambatan transpotasi) maupun penyebaran penyakit.
  • Pencemaran air tanah oleh bakteri patogen
Banyaknya jumlah air yang menembus pori-pori tanah akan mengubah struktur tanah. Dampaknya ialah pori-pori tanah membesar sehingga memungkinkan air membawa serta bakteri patogen, misalnya E. coli dari tanah di lapisan atasnya menuju sumber air tanah. Inilah jawaban mengapa sumber air tanah dapat tercemar E. coli dan berbagai bakteri lainnya.

2. Pakan
Pakan merupakan substrat kaya nutrisi yang juga mudah lembab. Sifat mudah lembab ini menjadi celah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro-organisme misalnya jamur. Saat musim hujan, kelembaban udara tinggi (80%) sehingga sangat mendukung pertumbuhan jamur terutama di pakan.

Pakan yang terkontaminasi jamur (berwarna hitam) dibandingkan dengan yang masih bagus
(Sumber : en.ergonomic.com)

Selain penurunan mutu pakan baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun secara kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin. Mikotoksin adalah toksin (racun, red) yang dihasilkan oleh jamur. Fungsi mikotoksin bagi jamur sendiri, masih belum bisa dipastikan. Keberadaannya meningkat mengikuti pertumbuhan koloni jamur.
Dibandingkan itik, ayam relatif lebih tahan mikotoksin. Bagi ayam, mikotoksin menyebabkan kondisi immunosuppresif (gangguan kekebalan tubuh). Kondisi ini menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit. Meski begitu, ancaman kematian ayam secara serentak bisa terjadi.

3. Kandang
Kandang terbuka (open house) memang membuat ayam rentan terkena langsung dampak musim hujan. Naik turunnya suhu dan kelembaban, arah aliran angin yang fluktuatif, bahkan tampias air hujan yang masuk ke kandang adalah beberapa dampak langsung akibat datangnya musim hujan. Faktor tersebut tentu akan mempengaruhi stamina dan produktivitas ayam.
Pada kandang postal, litter menjadi mudah lembab sehingga rentan menggumpal. Litter yang menggumpal harus dihindari karena merupakan tempat akumulasi ammonia di dalam kandang.
Pada kandang panggung, faktor drainase (sistem pengaliran air, red) di sekitar kandang, letak feses terhadap tanah di sekitarnya dan ketinggian kandang terhadap tanah harus diperhatikan. Genangan air dapat timbul jika drainase di sekitar kandang kurang baik. Terlebih jika genangan air berada tepat di bawah kandang yang juga merupakan timbunan feses. Alhasil, feses menjadi becek dan menimbulkan sejumlah masalah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

4. Bibit Penyakit
Bibit penyakit di musim hujan sedikit berbeda dibandingkan musim kemarau. Penularan melalui udara yang sering muncul saat musim kemarau, memang agak berkurang di musim hujan. Tetapi penularan melalui air minum justru meningkat.
Namun hal ini tidak berarti penyakit pencernaan lebih dominan daripada penyakit pernapasan. Struktur anatomi ayam yang tidak mempunyai sekat pembatas hidung dengan rongga mulut menyebabkan ayam juga dapat terserang penyakit pernapasan melalui air minum misalnya korisa, CRD, AI, ILT dll.

Perdarahan di usus buntu akibat infestasi Eimeria tenella (koksidiosis), merupakan kasus yang sering merebak di musim hujan
(Sumber : Dok. Medion)

Peningkatan populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Lebih jauh, hal ini akan dijelaskan di bagian suplemen. Serangga inilah yang membawa agen penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum. Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri E. coli memiliki daya ta-han lebih baik saat di luar tubuh ayam.

Modifikasi Peternakan
Beberapa perubahan lingkungan yang terjadi saat musim hujan sudah cukup untuk membuat ayam stres. Tanpa tindakan nyata, stres akan memicu penurunan daya tahan tubuh ayam yang akhirnya mengganggu produktivitas ayam. Melalui Info Medion ini, kami menawarkan modifikasi sederhana metode pemeliharaan saat musim hujan yaitu :
1. Modifikasi Air
Dominannya penularan penyakit di musim hujan melalui air minum harus ditanggapi dengan perbaikan kualitas air minum yaitu:
  • Pembuatan instalasi air minum terpadu
Membuatnya tidak serumit dan semahal kalimat di atas karena komponennya ada di sekitar kita. Intinya adalah membuat air minum memenuhi syarat baku mutu air, di antaranya adalah bebas dari bibit penyakit misalnya jumlah bakteri E. coli = nol/zero, jernih, tidak berasa dan tidak berbau.
Minimal, instalasi air minum terdiri atas penampungan air tanah pertama, pengendapan, penyaringan dan desinfeksi di torn masing-masing kandang. Prosesnya dimulai dari pengambilan air tanah menuju torn untuk diendapkan. Selain secara alami, pengendapan dapat dibantu dengan pemberian tawas (2,5 g untuk 20 liter air minum). Tawas juga dapat diberikan di kolam penampungan.
Air lalu dialirkan melewati penyaringan menuju kolam penampungan. Penyaringan bisa menggunakan kawat berlubang kecil yang diletakkan di bagian pertengahan atas torn. Lakukan pembersihan saringan dan pengangkatan endapan minimal seminggu sekali agar instalasi air minum tetap berfungsi optimal.
Di kolam penampungan air, dapat dilakukan berbagai tindakan perbaikan kualitas fisik air (bau, kejernihan, rasa dan sebagainya) yaitu melewatkan air melalui lapisan pasir, arang kelapa dan batuan. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Arang kelapa akan menyerap bau sedangkan batuan akan menjernihkan dan menahan pasir yang terbawa air. Terakhir, air dialirkan ke torn untuk didesinfeksi sebelum diberikan ke ayam.
Desinfeksi air bisa menggunakan Medisep 3 ml/10 liter air minum, Desinsep 30 ml/1000 liter air minum dan Neo Antisep 3 ml/7,5 liter air minum. Desinfeksi air sebaiknya dilakukan sesudah pengendapan agar desinfektan bekerja lebih efektif karena senyawa dalam desinfektan mudah terpengaruh oleh adanya molekul organik (molekul yang mengandung ion karbon) di dalam endapan tanah

Bagan penyaringan air minum sederhana
(Sumber : Dok. Medion)

  • Tindakan lain
Alangkah baiknya, jika pembuatan instalasi air dibarengi peninjauan kondisi sumur terhadap tumpukan feses dan pemeriksaan kualitas air minum. Jarak minimal keduanya ialah 10 meter. Makin dekat, air rentan terkontaminasi feses. Jarak yang sama juga berlaku untuk septic tank dan kolam pengolahan limbah lainnya.
Selain jarak, arah aliran air tanah juga patut diperhatikan. Sebaiknya sumber air tanah untuk sumur terletak lebih tinggi daripada sumber air di bawah tempat feses karena air mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Jika tidak, air mengalir dari tempat feses ke sumur yang akan meningkatkan resiko pencemaran air sumur oleh bibit penyakit dari feses yang terbawa aliran air. Jika air sumur terletak lebih dalam, lakukan sanitasi air.

2. Modifikasi Kandang
Modifikasi pada kandang open house diharapkan dapat menekan dampak musim hujan bagi ayam.
a. Penanganan feses
Feses di bawah kandang panggung harus dibersihkan sebelum musim hujan datang. Selain karena faktor kualitas udara, feses yang kering “lebih bersahabat” bagi pekerja pengangkat feses. Bau yang menyengat karena akumulasi ammonia yang dikeluarkan dari feses yang basah beresiko mengganggu kesehatan pekerja. Feses basah juga mengandung bibit penyakit yang dapat menginfeksi pekerja seperti E. coli, Mycobacterium sp. dan Salmonella sp.
Setelah feses diangkat, tinggikan tanah di pertengahan bawah kandang dan buat melandai turun menuju luar kandang. Di luar kandang, buat parit kecil di sekitar kandang yang akan menampung air dari tumpukan feses menuju tempat pengolahan limbah. Sistem ini akan mencegah terbentuknya genangan air di bawah kandang, meminimalisir bau dan membantu mempercepat keringnya feses.
b. Penanganan litter
Di kandang postal, litter harus dijaga tetap kering. Segera ganti litter yang menggumpal jika hanya sedikit litter yang menggumpal. Dan tambahkan litter baru di atas litter lama jika banyak litter yang menggumpal dan segera angkat saat kosong kandang. Lebih berhati-hati saat mengganti air minum ialah satu tips mudah dan efektif mengurangi litter menggumpal.

Pembersihan feses di bawah kandang (kiri) pembuatan parit-parit di sekitar kandang akan mengalirkan air dan mencegah genangan air (kanan) (Sumber: Dok. Medion)
c. Perbaikan fisik
  • Pemeriksaan kondisi atap, dinding dan lantai kandang. Perbaiki atap yang bocor. Lebarkan atap jika dirasa tampias air hujan masih mengenai ayam. Dinding kandang harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin yang masuk ke kandang. Ganti kayu yang lapuk dengan yang baru agar tidak menjadi sarang serangga
  • Tirai, sebagai dinding tambahan, harus difungsikan secara optimal. Manajemen tirai yang baik akan melindungi ayam dari cengkeraman suhu rendah dan angin, khususnya ayam usia muda. Keputusan membuka dan menutup tirai dapat disesuaikan dengan kecepatan angin, suhu maupun curah hujan
Tirai ditutup saat angin berhembus kencang, suhu rendah atau saat hujan lebat. Jika perlu, tirai dua lapis dapat digunakan. Sebaiknya pembukaan tirai dari atas ke bawah agar ayam tidak terkena dampak langsung dari perubahan cuaca
  • Desinfeksi kandang. Lakukan penyemprotan desinfektan ke kandang. Formades dan Sporades untuk kandang kosong sedangkan Zaldes, Medisep dan Antisep untuk kandang berisi ayam

3. Modifikasi Penanganan Pakan
Kualitas pakan harus tetap terjaga hingga dikonsumsi oleh ayam. Oleh karena itu, peternak sebaiknya melakukan beberapa tindakan yaitu:
a. Saat di gudang
Kelembaban udara yang relatif lebih tinggi (kelembaban ideal : 60%) dibanding musim kemarau menyebabkan jamur mudah berkembang. Perlu diketahui jamur sangat mudah berkembang saat kelembaban 80-90% dengan suhu 10-42oC. Lakukan serangkaian tindakan penanganan antara lain:
  • Memastikan kadar air dalam pakan tidak lebih dari 14%. Pakan yang memiliki kadar air lebih dari 14% lebih mudah ditumbuhi jamur karena lembab. Hal serupa juga akan terjadi bila pakan terkena percikan air atau berkontak dengan udara. Untuk itu, periksa juga apakah ada karung pakan yang sobek
  • Menambahkan anti jamur (mould inhibitor) ke dalam pakan. Biasanya mengandung asam yang bekerja mengubah pH pakan menjadi lebih rendah sehingga jamur tidak bisa tumbuh. Oleh karena itu, kadang mould inhibitor bisa berfungsi juga sebagai feed acidifier yang akan menurunkan pH lambung ayam agar jamur yang masuk ke tubuh ayam tidak dapat berkembang. Selain itu, merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan sehingga nutrisi dalam ransum dicerna lebih baik
  • Toxin binder (pengikat racun misalnya mikotoksin) dapat ditambahkan ke dalam pakan. Salah satu contoh toxin binder adalah sodium bentonite
Penggunaan kayu sebagai alas pakan dapat mencegah pakan menjadi lembab
(Sumber : Dok. Medion)
  • Melakukan pembatasan masa penyimpanan pakan yaitu tidak melebihi 10 hari. Selain itu, sediakan alas di bawah tumpukan pakan agar tidak kontak langsung dengan lantai. Tindakan tersebut akan mencegah pakan lembab dan akhirnya menggumpal terutama yang paling bawah. Pilih kayu yang tidak mudah lapuk dan sulit basah seperti kayu jati dan meranti. Lakukan juga pemeriksaan berkala kondisi alas pakan agar tidak menjadi sumber jamur
  • Metode first in first out (FIFO) yang berarti pakan yang pertama kali datang adalah pakan yang pertama kali diberikan ke ayam
Selain jamur, perhatikan pula adanya kutu, tikus dan serangga. Hewan tersebut pun bisa memakan dan merusak pakan sehingga kadar nutrisinya menurun serta berpotensi menyebarkan penyakit.
b. Saat pemberian
Kualitas pakan cepat menurun saat terpapar udara. Oleh karena itu, lakukan pembagian pemberian pakan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan pakan diberikan dua kali yaitu di pagi dan sore hari. Ikuti petunjuk pemberian pakan sesuai standar dari breeder. Dua tindakan tersebut akan menekan bahkan menghindari pakan tersisa yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur. Sebelum diberikan pakan, hendaknya tempat pakan dibersihkan dahulu dari sisa-sisa air dan pakan lama.
Tindakan membolak-balikkan pakan, selain akan menggugah selera makan ayam, juga dapat memperlambat penurunan kualitas pakan. Pakan yang tidak dibolak-balik akan memberi kesempatan jamur untuk menempel dan tumbuh di pakan.

4. Modifikasi Tubuh Ayam
Fokusnya adalah memperbaiki kondisi tubuh ayam agar tahan terhadap kondisi lapang. Oleh karena itu, peternak patut mengedepankan tindakan-tindakan pencegahan yaitu:
  • Pemberian multivitamin sebagai feed supplement seperti Fortevit dan Vita Stress akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam
  • Melaksanakan program vaksinasi sesuai jadwal. Beri perhatian terhadap penyakit-penyakit yang meningkat saat di musim hujan seperti ND, AI, korisa dan IB
  • Melaksanakan program deworming (pemberian obat cacing) rutin terutama di peternakan layer yang memiliki masa hidup lebih lama. Beri obat cacing saat ayam berumur 1 bulan atau saat pindah ke kandang baterai. Pengulangan obat berdasarkan tipe kandang dan jenis cacing yang akan dibasmi. Untuk kandang postal berikan tiap 1 bulan sedangkan kandang baterai tiap 3 bulan. Menghadapi cacing gilik, deworming sebaiknya diulang tiap 1-2 bulan, untuk cacing hati tiap 3-4 bulan sedangkan cacing pita tiap 1 bulan
  • Cleaning program (aplikasi antibiotik sebagai tindakan pencegahan). Akan lebih efektif jika peternak juga memiliki data kejadian penyakit sehingga cleaning program dapat benar-benar dilakukan sebelum penyakit terjadi.
Lakukan dan lihatlah hasilnya. Semoga modifikasi sederhana ini bisa membantu Anda dalam menghadapi musim hujan ini. Sukses selalu!

Info Medion Edisi Januari 2010
Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).