Thursday 29 March 2012

Self mixing

Self mixing merupakan salah satu alternatif dalam usaha mengurangi biaya produksi. Keberhasilan dalam memformulasi pakan tergantung dari pengetahuan, keterampilan dan ketersediaan bahan baku serta kemauan dari peternak untuk berkreativitas mencari inovasi baru. Berikut adalah komponen bahan baku dan persentase yang sering dipakai oleh peternak layer untuk fase produksi.

***** Jagung (corn)
Merupakan komponen terbesar dalam formula layer, penggunaannya berkisar antara 50-55%, sebagai sumber energi utama bagi layer, kemampuan dicerna sangat tinggi, kadar asam amino terutama methionine dan lysine cukup tinggi, serta tingginya kandungan dari xantophil dan carotene sangat memengaruhi warna kuning telur.

***** Bungkil kacang kedelai (soybean meal)
Sumber protein nabati, penggunaannya berkisar antara 15%-20%, mengandung asam amino lysine tinggi, methionine rendah, kemampuan dicerna tinggi.

***** Tepung daging dan tulang (meat bone meal)
Penggunaan berkisar antara 2%-6%, mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi berkisar antara 45%-50% serta mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi pula.

***** Tepung ikan (fish meal)
Mengandung asam amino yang tinggi terutama lysine dan methionine. Kadar protein tergantung dari jenis ikan, bagian tubuh ikan dan proses produksi. Tepung ikan secara menyeluruh daya cernanya sangat baik, yakni antara 92%-95%. Kandungan protein berkisar antara 45%-60%, di samping itu juga kaya akan mineral, terutama kalsium dan fosfor. Penggunaan antara 3%-7%.

***** Tepung daging ayam (poultry meat meal)
Penggunaan berkisar antara 2%-4%, mengandung protein kasar cukup tinggi, kaya akan asam amino lysine dan cysteine, kemampuan dicerna cukup baik. Kendala utama, adanya kontaminasi bulu ayam yang menyebabkan daya cerna kurang.

***** Dedak padi (bekatul)
Penggunaannya berkisar antara 10%-15%, terbagi atas tiga jenis yaitu, dedak kasar dengan kandungan serat kasar lebih dari 25%, dedak halus dengan serat kasar 15%, dan bekatul dengan serat kasar 10%.

***** Tepung kerang
Merupakan sumber kalsium yang tinggi, mencapai 38% dan harganya relatif murah. Ada 2 bentuk yaitu grit (butiran) dan dust (tepung), penggunaan berkisar 6%-8%.

***** Minyak kelapa sawit (crude palm oil)
Penggunaan berkisar antara 0,5%-1%, dengan kandungan energi metabolisme sekitar 8600 kkal/kg. Kelemahannya: kemampuan dicerna kurang dan mudah tengik. Namun, minyal kelapa sawit jarang digunakan karena penerapannya relatif sulit.

***** Garam (NaCl)
Mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan, menjaga pH tubuh, dan pembentukan asam hydrochloric di dalam lambung. Pada layer, kekurangan garam menyebabkan kasus kanibal, pertumbuhan lambat dan memengaruhi produksi telur. Penggunaan berkisar antara 0,1%-0,3%. Kelebihan garam menyebabkan ayam banyak minum dan akibatnya lantai kandang basah.

***** Beberapa bahan lain yang sering ditambahkan antara lain: DCP (dicalcium phosphate) mengandung kalsium 18%-24% dan fosfat 17%, penggunaan 500 gram/ton. Asam amino methionine, penggunaannya berkisar antara 1-2 kg/ton. Asam amino lysine, berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton, choline cloride berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton.

Di samping itu, juga perlu ditambahkan premix yang mempunyai kandungan AGP (Antibiotic Growth Promotor), multivitamin, asam amino, dan mineral, dengan dosis keseluruhan 2-5 kg/ton. Untuk menghindari/mengurangi kasus wetdropping (kotoran becek) biasanya juga ditambahkan zeolit dengan dosis 5 kg/ton.


Sumber :
Drh. Luki K. Wardhani
Malang - Jawa Timur
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone