tag:blogger.com,1999:blog-90895590736024772732024-03-05T16:30:44.494-08:00***MARKAS BEBEK***
email:cv.pass3@yahoo.co.id Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.comBlogger163125tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-89391240629477074422014-04-07T07:32:00.001-07:002014-04-07T07:32:49.380-07:00<h2>
<span style="font-size: x-large;">PEMBERITAHUAN</span></h2>
<div>
UNTUK ARTIKEL PAKAN ALTERNATIVE , KAMI TIDAK MENYEDIAKAN LAGI</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-5517831719715192013-03-20T02:33:00.003-07:002013-03-20T02:33:22.256-07:00Serial teknis : Cara Menggoreng Daging Bebek Super Jumbo <h1 class="entry-title">
<br />
</h1>
<div class="entry-meta">
Ditulis oleh: <a href="http://kudahitamperkasa.co.id/post/author/kudahitamperkasa" rel="author" title="Posts by kudahitamperkasa">kudahitamperkasa</a> <span class="meta-sep">|</span>
Ditulis pada: <span class="meta-date"><abbr class="published" title="1:18 pm">
08/11/2012 </abbr></span> </div>
<span style="color: red;"><strong>SERIAL TEKNIS :</strong></span><br />
<strong>CARA MENGGORENG DAGING BEBEK SUPER JUMBO</strong><br />
<div style="padding-left: 30px;">
<strong><span style="color: red;">Daging bebek SUPER JUMBO SJ35 (Hybrida) lembek, digoreng hancur…! Bakul warung kaki 5 tidak mau terima……………..</span></strong></div>
<strong>Demikian sms yang sering saya terima terutama dari para peternak pemula</strong>.
Memang menakhlukan pasar itu bukan pekerjaan mudah. Untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil dan sukses perlu waktu yang panjang, disertai
jiwa yang ulet, tekun, disiplin dll. Inovasi dan kreativitas menjadi
motor keberhasilan..<br />
<strong>Jawabnya sederhana :</strong> bagaimana daging bebek tidak lembek (<strong>empuk</strong>)
wong ini daging bebek muda, umur 35 hari sudah panen dengan berat
skitar 1,2 ~ 1,3 kg. Semestinya lebih diterima, karena lebih empuk,
gurih dan menggigit mak-nyus.<br />
<span style="color: black;">Masalah di goreng daging hancur lha ini jawabnya juga mudah : <strong>SALAH TEKNIS!</strong> Kalau menggoreng daging bebek muda seharusnya <span style="color: red;"><strong>pakai minyak jangan terlalu panas</strong></span>, <strong>cukup 90~100 oC</strong> saja. Kalau minyak terlalu panas <strong>120 oC pasti hancur</strong>.
Cara menggoreng ini harus disampaikan peternak bebek ke bakul /
pedagang bebek, sehingga pedagang bebek bisa menyampaikan ke bakul
warung bebek kaki 5 di sepanjang jalan itu. Jadi pesan teknis berantai.</span><br />
Kepada warung bebek sebaiknya juga bisa menciptakan menu baru, menu
bebek muda dengan daging empuk, gurih, lezat. Saya prediksi dalam
beberapa tahun kedepan daging karkas bebek ya dari daging bebek hybrida (<strong>super jumbo sj35</strong>), dengan alasan semakin kedepan semakin dibutuhkan. Sedang budidayanya sendiri mudah, cepat besar, cepat panen dan efisian!<br />
<strong><span style="color: red;">CARA MENGGORENG BEBEK JUMBO PAKAI MINYAK JANGAN TERLALU PANAS, CUKUP 90~100 derajat Celcius!</span></strong><br />
<strong>BRAVO : MINYAK JANGAN TERLALU PANAS!</strong>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-63818484053609545202012-12-10T17:01:00.001-08:002012-12-10T17:01:10.786-08:00320.000 Bebek MatiKena Virus Flu BurungPenulis:<br>Dibaca 38 kali<br>Selasa, 11 Desember 2012 |<br>03:34 AM<br>Jakarta, Kompas - Sedikitnya<br>320.000 bebek atau itik di Jawa<br>Tengah, Jawa Barat, dan Jawa<br>Timur mati diduga akibat<br>terserang virus flu burung.<br>Virus flu burung yang<br>menyerang itik lokal ini<br>ditemukan pertama kali di<br>Indonesia dan merupakan kladuiu<br>(clade) atau subgrup virus flu<br>burung yang baru.<br>Ribuan peternak itik, baik skala<br>kecil maupun besar, gelisah.<br>Ratusan di antara peternak<br>bangkrut. Padahal, beternak itik<br>mayoritas merupakan usaha<br>rakyat dengan kepemilikan yang<br>bervariasi, mulai dari belasan,<br>puluhan, ratusan, hingga ribuan<br>ekor. Para peternak berharap<br>pemerintah segera mengambil<br>langkah-langkah konkret untuk<br>menanganinya.<br>Menurut Direktur Jenderal<br>Peternakan dan Kesehatan<br>Hewan Kementerian Pertanian<br>Syukur Iwantoro, Senin (10/12),<br>di Jakarta, hasil analisis<br>pengurutan (sequencing) asam<br>deoksiribonukleat atau<br>deoxyribonucleic acid (DNA)<br>virus flu burung dengan tingkat<br>keganasan tinggi (highly<br>pathogenic avian influenza/<br>HPAI) yang telah diisolasi<br>adalah klad baru 2.3.2 dari<br>virus H5N1 pada kasus flu<br>burung itik saat ini, yang<br>berbeda dengan klad 2.1 yang<br>menyerang sejak 2004 terhadap<br>unggas di Indonesia.<br>Dalam surat edaran Direktorat<br>Jenderal Peternakan dan<br>Kesehatan Hewan Kementerian<br>Pertanian Nomor 06042/2012<br>tertanggal 6 November 2012<br>dinyatakan bahwa ditemukan<br>penyakit HPAI subtipe H5N1<br>dengan klad 2.3, subklad 2.3.2.<br>Klad 2.3 ini merupakan yang<br>baru ditemukan pertama kali di<br>Indonesia.<br>Virus ini sama sekali berbeda<br>dengan klad virus A1 yang ada<br>selama ini, yaitu klad 2.1.<br>Beberapa kemungkinan<br>penyebab munculnya klad baru<br>yang masih diteliti lebih lanjut<br>ialah pertama, akibat terjadinya<br>hanyutan genetika (genetic<br>drift) dan atau mutasi genetika<br>(genetic shift) dari virus<br>sebelumnya.<br>Kedua, akibat introduksi virus<br>baru dari luar negeri<br>berdasarkan kesamaan<br>Haemaglutinin pada phylogenic<br>tree, yang kemungkinan<br>disebabkan melalui pemasukan<br>itik dan atau pemasukan produk<br>itik dari luar negeri secara<br>ilegal. Kemungkinan lain ialah<br>akibat migrasi burung liar.<br>"Sebagai catatan, virus klad<br>2.3.2 telah menjangkiti<br>beberapa negara di Asia. Saat<br>ini sedang dilakukan penyidikan<br>dan penelitian secara<br>mendalam," katanya.<br>Temuan penyakit tersebut<br>dilakukan setelah merebaknya<br>kasus penyakit yang<br>menyebabkan tingginya<br>kematian itik di beberapa<br>kabupaten di Jawa Tengah, DI<br>Yogyakarta, Jawa Timur, dan<br>selanjutnya Provinsi Jawa Barat.<br>Ketua Himpunan Peternak<br>Unggas Lokal Indonesia<br>(Himpuli) Ade Zulkarnaen<br>mengatakan, hingga kemarin<br>data yang dihimpun Himpuli<br>menunjukkan, sebanyak<br>320.000 itik lokal mati diduga<br>akibat terserang penyakit<br>tersebut. "Ini merupakan virus<br>yang ganas yang menyerang<br>itik," katanya.<br>Kepala Bidang Kesehatan Hewan<br>dan Kesehatan Masyarakat<br>Veteriner Dinas Peternakan<br>Brebes Jhoni Murahmah<br>mengatakan, kasus kematian itik<br>secara mendadak di Kabupaten<br>Brebes terjadi sejak 20<br>November. "Ini (kasus) baru,<br>itik bisa terserang," katanya.<br>Untuk menghindari meluasnya<br>penyebaran virus flu burung<br>dan kerugian yang lebih besar,<br>Dinas Peternakan Brebes terus<br>melakukan sosialisasi. Kandang-<br>kandang itik disemprot dengan<br>desinfektan, sedangkan itik<br>yang sakit diisolasi atau<br>dipisahkan dari itik yang sehat<br>
<br>Sent from BlackBerry® on 3Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-84060734203750955592012-12-10T14:56:00.001-08:002012-12-10T14:56:12.711-08:00Pemberian makanan atau pakan bebek tidak boleh sembarangan.FORUM PETERNAK BEBEK Guruh Aryo10 Desember 18:04 <p>Makanan yang baik dan berkualitas pasti akan dicerna dengan baik oleh tubuh bebek.<br>Anda tidak bisa memberinya sembarang makanan/pakan, meskipun kadang bebek memang makan sembarangan.<br>Sebagai contoh, jika Anda ingin memberinya makan jagung, maka tidak boleh jagung yang terlalu keras, atau jagung yang sudah lama.<br>Terkadang jagung yang lama ada yang mengandung racun, sehingga tidak baik untuk tubuh bebek itu sendiri. Nah,agar pemberian pakan bebek tepat dan efisien sesuai yang di inginkan ada baik nya pemberian pakan kita atur.<p>Pemberian pakan dilakukan berdasarkan fase pemeliharaan yaitu fase starter,fase grower dan fase finisher.<p>A. Fase starter ( 1-14 hari )<br>Pakan bebek starter harus memiliki kandungan nutrisi dan protein yang tinggi sesuai kebutuhan bebek anakan sehingga mempercepat pertumbuhan bebek,perkembangan system kekebalan dan saluran pencernaan.<br>Tetapi pakan dengan kandungan energy yang tinggi akan menyebapkan timbunan lemak pada bebek sehingga pertumbuhan bebek kurang baik.<br>Kebutuhan Nutrisi Itik fase starter<br>Jenis Nutrisi Periode pertumbuhan starter ( 0 - 14 )<br>1. Protein kasar 20 – 22%<br>2. Energi Metabolis 2.900 Kkal/kg<br>3. Kalsium 0,9%<br>4. Fosfor 0,65%<br>5. Vitamin A 4.000 IU<br>6. Vitamin D 220 ICU<br>7. Vitamin K 0,4 mg<br>Semua kebutuhan nutrisi diatas bisa di dapat pada produk pakan pabrik seperti konsentrat.<p>B. Jumlah kebutuhan pakan Bebek per ekor per hari.<br>Dalam pemberian pakan , dapat di bagi dalam dua tahap.<br>Tahap pertama dilakukan pagi hari, yakni sebanyak 40% dan tahap kedua dilakukan sore hari sebanyak 60%.<br>Umur (Hari ) Jumlah (gram )<br>1. 7 – 13. (30gr)<br>2. 14 – 20 (77gr)<br>3. 21 – 27 (103gr)<br>4. 28 – 34 (137gr)<br>5. 35 – 41 (172gr)<br>6. 42 – 48 (196gr)<br>7. 49 – 55 (217gr)<br>8. 56 – 60 (230gr)<br>Sejak umur satu hari , bebek akan mengkonsumsi pakan sebanyak 30 gram per hari.<br>Pada perubahan jumlah pakan setiap minggu atau setiap hari peternak harus melakukan perkiraan penambahan pakan per hari agar pakan sesuai dengan standar pada minggu berikut nya, karna setiap hari itik bertambah besar, tentu nya setiap hari harus ada penambahan pakan. misal nya : penambahan pakan 6 gram per ekor per hari.<br>Contoh pemberian pakan per hari<br>NO Umur bebek (hari) Jumlah pakan per<br>500 ekor/hari. Pagi (40%) Sore(60% ) 1 30gram x 500ekor = 15.000 gram = 15 kg (6 kg dan 9kg)<p>B. Fase grower ( umur 15 – 35 hari )<br>Kebutuhan protein pada saa fase grower agak menurun dibandingkan dengan saat fase starter.<br>Pada tahap ini justru kebutuhan energy cendrung lebih besar , hal ini bertujuan agar laju pertumbuhan bobot badan lebih cepat.<br>Kebutuhan Nutrisi Itik Fase grower.<br>1. Protein kasar 18 – 20%<br>2. Energy 2.9000 – 3.000 KKal/kg<br>3. Kalsium 0,8%<br>4. Fosfor 0,6%<br>5. Vitamin A 4.000 IU<br>6. Vitamin D 220 ICU<br>7. Vitamin K 0,4 mg<br>Untuk mendapatkan nutrisi di atas sudah mulai bervariasi. Salah satu , dengan memberikan pakan berupa konsentrat bebek fase grower dikombinasikan dengan pakan campuran seperti : Dedak.kecepu,ampas tahu,onggok dan lain lain.<br>Alternative kombinasi jenis pakan untuk menekan biaya pakan bisa di sesuaikan dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan pd lingkungan peternak setempat.<br>Persentase Konsentrat Campuran pakan (dedak,ampas tahu,onggok)<br>1. 7 - 14 75% 25%<br>2. 15 - 50% 50%<br>3. 16 - 40% 60%<br>4. 17 - 30% 70%<br>5. 18 - 20% 80%<br>6. 19 - 30 10% 90%<br>7. 31 - 45 5% 95%<br>8. 46 - 60 2% 100%<p>C. Fase Finisher ( Umur 36 – 60 hari )<br>Nutrisi Pakan.<br>Kebutuhan bebek saat fase finisher agak menurun jika dibandingkan dengan saat fase grower. Namun jumlah mineral dan vitamin cenderung lebih besar , hal ini bertujuan untuk menjaga rangka dan kesehatan bebek tetap baik.<br>Kebutuhan Nutrisi itik fase Finisher<br>1. Protein kasar 18%<br>2. Energy metabolism 2.900 Kkal/kg<br>3. Kalsium 2,7%<br>4. Fosfor 0,7%<br>5. Vitamin A 4.000 IU<br>6. Vitamin D 500 ICU<br>7. Vitamin K 0,4 mg<br>Kebutuhan nutrisi pakan fase finisher di atas semakin variasi. Hal ini di sebapkan bebek mulai dikenalkan pakan hasil formulasi sendiri dan menghilangkan sama sekali pakan komersial.<br>Pakan bebek fase finisher biasanya terdiri dari ikan runcah,menir,bekatul,enceng gondok,keong/remis,dedak,ampas tahu,onggok,nasi aking dll.<br>Jenis pakan<br>• Dedak 6,57kg<br>• Bekatul 13,14kg<br>• Ampas tahu 6,57kg<br>• Enceng gondok 6,57kg<br>• Keong/remis 6,57kg<br>• Onggok 6,57kg<br>• Ikan runcah 6,57kg<br>Kebutuhan pakan untuk 500 ekor bebek fase finisher sebanyak 115 kg/hari yaitu, sebanyak 46kg pada pagi hari dan sebanyak 69 kg pada sore hari.<p>Demikian sekilas tentang makanan atau pakan bebek. semoga bermanfaat.<br>Bahan tambahan yang perlu diberikan vitamin (premix).<br>Untuk mencegah kotoran Itik / Bebek berbau dan menambah nafsu makan ada juga yang mencampur Pakan dengan starbio.<br>Peternak di Mojosari memberikan 1 sendok starbio pada setiap porsi Pakan.<br>Pemberian starbio juga bisa ditambahkan dalam air minum.<br>Selain memperhatikan kandungan gizi, kualitas bahan harus dijaga.<br>Katul yang bagus paling lama berumur 2 minggu setelah di-slep.<br>Di atas 2 minggu kurang baik.<br>Prinsipnya Pakan berjamur harus dihindari.<br>Bahan Pakan bermacam jenis, ada katul halus, agak kasar, dan kasar. Katul kasar gizinya kurang, walaupun volume yang dikonsumsi banyak, tetapi gizinya kurang mencukupi.<br>Sebaliknya katul halus bagus, kekurangannya sukar ditelan sehingga Itik / Bebek ogah-ogahan makan. Yang bagus setengah kasar, setengah halus.<br>
<br>Sent from BlackBerry® on 3Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-56259073319470169542012-11-26T13:38:00.001-08:002012-11-26T13:38:46.504-08:00BUDIDAYA ITIK/BEBEK PEDAGINGOleh : <br>AnggaRayono Raja Itik > FORUM PETERNAK BEBEK<p>Melanjutkan postingan saya sebelumnya. Informasi seputar manajemen budidaya Itik/Bebek Pedaging sangat beragam dan mudah dicari. Namun untuk mengaplikasikan salah satu dari metode yang ada perlu melakukan beberapa pertimbangan terlebih dahulu. Jenis Itik yang dibudidayakan, Jenis Kandang yang akan digunakan, Pakan yang akan diberikan, Target panen yang akan dicapai dan Pasar yang akan dituju ikut mempengaruhi manajemen pemeliharaan yang tepat bagi Itik. Kali ini, kami hanya akan men-share-kan sampai dengan manajemen pemberian pakan. <p>Sebelumnya kami mohon maaf, apa yang saya sampaikan di sini hanya ingin membagikan hasil pengalaman kami dalam budidaya ternak Itik, harapannya semakin banyak yang bisa kita dibagikan akan menambah referensi kita semua untuk menentukan manajemen pemeliharaan yang paling ideal dan efisian sesuai kemampuan kita masing-masing. Semoga bermanfaat.<p>Jenis Itik<br>Sampai saat ini Raja Itik sudah melakukan budidaya pembesaran berbagai jenis itik. Diantaranya Itik Lokal Mojosari, Itik Solo, Itik Magelang/Kalung, Itik Alabio, Itik Persilangan Peking-Mojosari, Itik Persilangan Mojosari-Alabio dan Itik persilangan Peking-Khaki Campbel. Saya tidak akan memberikan pernyataan jenis mana yang terbaik untuk dibudidayakan, karena masing2 jenis mempunyai karakteristik berbeda yang akan menentukan teknik manajemen pemeliharaannya. Saya pribadi masih meyakini semua jenis Itik tadi akan bisa memunculkan performa terbaiknya jika ditunjang manajemen pemeliharaan yang tepat. Selain itu, permintaan pasar juga akan mempengaruhi jenis itik mana yang ideal untuk dibudidayakan. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya Itik ini adalah mencari DOD dengan kualitas yang baik dari segi keseragaman jenis dan keseragaman bobot badan.<p>Jenis Kandang<br>Pemilihan desain kandang hendaknya mempertimbangkan kondisi lingkungan daerah masing2. Untuk di daerah dengan potensi curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi hendaknya menggunakan desain kandang panggung (bisa dikombinasi dengan kolam ikan), baik untuk pemeliharaan intensif maupun yang semi intensif (Itik dikandangkan, namun juga diumbar/diangon pada terang hari). Hal ini bertujuan untuk menjaga Itik tetap kering dan menghindari itik keracunan Amoniak yang berasal dari kotorannya sendiri. Udara yang lembab akan mengikat gas amoniak dari kotoran itik. Ini dapat membahayakan kesehatan Itik, saat kondisi ternak tidak fit atau dalam kondisi stress. Namun kelemahan kandang panggung yaitu tidak bisa memberikan kehangatan bagi Itik, disebabkan banyaknya saluran udara yang bisa masuk. Hal ini bisa diantisipasi dengan penggunaan terpal dengan disekeliling kandang guna meminimalisir aliran udara yang masuk (Saat kondisi udara dingin atau angin kencang) serta menghalangi air hujan masuk. <p>Untuk kandang DOD dengan desain panggung, alas kandang bisa dilapisi karung gandum atau kardus bekas agar DOD merasa lebih hangat dan panas yang dihasilkan Brooder bisa bertahan lebih lama. Sementara untuk penggunaan kandang postal yang perlu diperhatikan adalah menjaga alas kandang tetap kering. Sekam padi, serbuk kayu, jerami dan pasir+kapur bangunan bisa menjadi media alas kandang. Jangan lupa untuk melakukan desinfeksi terlebih dahulu sebelum digunakan.<p>Pakan<br>Ini merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha budidaya ternak. Apalagi jumlah konsumsi pakan Itik memang relatif lebih tinggi dengan pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingakn Ayam. Dengan asumsi tersebut, banyak diantara kita yang masih hanya fokus mencari pakan murah, tanpa memperhatikan efisiensi dari pakan tersebut. Pakan yang baik selain murah dan kandungan nutrisinya baik, juga harus mampu dicerna serta tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh Itik. <p>Pemberian pakan yang kami lakukan ; <br>- Usia 0-21 hari Itik diberi pakan starter ayam pedaging pabrikan (Bisa menggunakan pabrikan apa saja, asal dengan spesifikasi pakan starter ayam pedaging usia 0-21/28 hari). Masa starter disebut juga fase kritis pertama dalam siklus hidup Itik. Pada masa ini terjadi pertumbuhan organ dalam dan pembentukan frame/rangka tubuh Itik. Oleh sebab itu kebutuhan nutrisi yang tinggi mutlak harus dipenuhi. Sampai usia 21 hari total dibutuhkan pakan sebanyak 840 gram per ekor dan rata-rata kisaran Bobot badan yang bisa dicapai 550 – 600 gram/ekor. Dengan cara pemberian pakan seperti ini pada saat panen, karkas (Bebek mentah ditimbang tanpa kaki dan jeroan) yang dihasilkan akan mempunyai persentase mencapai 72% lebih, karena daging yang terbentuk lebih banyak.<p>Yang perlu diperhatikan pada masa starter ini adalah, Itik harus berada dalam suhu yang ideal. Suhu kandang rendah menyebabkan itik kehilangan panas tubuhnya sehingga mengganggu proses metabolisme tubuh. Sementara jika suhu terlalu tinggi membuat itik malas untuk makan, hal ini juga akan menganggu proses metabolisme tubuh. Akibatnya proses pertumbuhan itik menjadi terhambat. Penggunaan pemanas buatan bisa bermacam-macam, dan pengalaman kami pemanas berbahan bakar Gas relatif lebih efisien baik dari panas yang dihasilkan, aplikasi penggunanannya dan lebih irit bahan bakarnya. <p>- Usia 22 hari-Panen Itik bisa diberikan pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih rendah. Kami menyusun ransum sendiri dengan bahan yang terdiri Jagung, bungkil kedelai, MBM, Tepung Ikan, Tepung Kerang, Dedak Padi, Limbah pakan pabrikan dan Premix. Dari campuran tersebut diperoleh harga per kg Rp. 3.500,-/kg. Yang perlu diperhatikan, pada saat pergantian pakan harus dilakukan secara bertahap agar Itik tidak stress dan tetap mau makan. Sampai usia panen (Rata2 kami panen usia 6 – 7 minggu dengan bobot hidup panen 1,25 – 1,3 kg), total menghabiskan pakan 2,5 – 3 kg per ekor. <p>Yang perlu diperhatikan jika akan menyusun ransum sendiri adalah mencari bahan pakan seefisien mungkin. Harga murah dengan kandungan nutrisi dan kecernaan yang tinggi. Ini juga bisa memanfaatkan potensi bahan pakan yang ada di masing-masing daerah. Untuk Peternak yang melakukan Budidaya di daerah dengan potensi pertanian atau perikanan yang tinggi, hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi Peternak dengan memanfaatkan limbah yang ada.<p>Sejak DOD pakan diberikan dalam kondisi kering. Pakan kering membuat Itik makan secara perlahan diselingi minum, jadi dengan sendirinya Itik akan makan secara bergantian. Hal ini membuat konsumsi pakan lebih merata dan bisa menghasilkan keseragaman bobot badan lebih baik. Ada bebarapa kasus pemberian pakan kondisi kering bisa menyebabkan Itik tersedak bahkan mati dengan kondisi tembolok keras. Hal tersebut bisa terjadi jika cara pemberian sebelumnya dilakukan dengan cara basah atau bisa juga disebabkan kandungan serat kasar pakan yang terlalu tinggi sehingga pakan tidak bisa melewati saluran pencernaan Itik dengan lancar. <p>Selain beberapa hal yang saya sampaikan tersebut masih ada juga mengenai manajemen kesehatan ternak. Ini juga hal yang tidak boleh diabaikan walaupun Itik dikenal cukup kuat terhadap serangan penyakit. Mengenai pembahasan kesehatan ternak itik, rekan-rekan bisa membaca di Blog salah satu rekan saya di forum sebelah <a href="http://bumiternak-betha.blogspot.com/">http://bumiternak-betha.blogspot.com/</a>. Beliau lebih expert dari saya mengenai manajemen kesehatan ternak unggas
<br>Sent from BlackBerry® on 3Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-25761583007610816062012-11-12T14:51:00.001-08:002012-11-12T14:51:45.650-08:00JAMU BEBEK AGAR MENAMBAH NAFSU MAKAN DAN MENJAGA STAMINA DI MUSIM HUJANS Setyaningsih Andro12 November 19:56
<br>
<br>Adapun pakan herbal tersebut terdiri atas :
<br>temu lawak, jahe, bawang putih, kencur, gingseng dan daun pepaya. Semua bahan tersebut dicampur dan digiling hingga hancur.
<br>Setelah itu campurkan zat EM4 sebagai fermentasi dan masukan ke dalam tong dan diendapkan selama satu minggu yang dikontrol setiap hari dengan membuka tutup selama 10 menit untuk mengeluarkan gasnya.
<br>Setelah seminggu baru jamu bisa digunakan dan diberikan pada bebek dengan mencampurkan ke dalam air minum dengan perbandingan 2 sendok untuk 1 liter air. Berikan 4 kali sehari, yakni pada pagi, siang, sore, dan pukul 9 malam
<br>
<br>Sent from BlackBerry® on 3Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-30138057905087325232012-11-12T14:49:00.001-08:002012-11-12T14:49:23.577-08:00Sedikit Tentang BebekI. Seleksi Bibit<br>Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua kelompok yaitu :<p>A. Itik Lokal<br>Itik Tegal (Tegal) Ciri-ciri : warna bulu putih polos sampai cokelat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam.<p>Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur) Ciri-ciri : warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam.<p>Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan) Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal.<p>Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.<p>Itik Persilangan (bebek hibrida) bebek Peking dan Bebek Mojosari<p>II. Pakan<br>Pakan bebek terdiri dari berbagai macam dari muali pabrikan, limbah sayur, kimbah makanan, seperti<br>Jenis Pakan : jagung, dedak padi,buras, siping, bungkil kedelai, bungkil kelapa,<br>Pemberian Pakan :<br>Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.<br>Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.<br>Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.<br>Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.<p>III. Perkandangan<br>Lokasi Kandang Jauh dari keramaian, Ada atau dekat dengan sumber air, Tidak terlalu dekat dengan rumah, Mudah dalam pengawasan, Bahkan dalam petani bebek terdapat mitos bahwa kadang harus dekat dengan kuburan<br>Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka kayu atau bambu, atap genteng dan lantainya pasir atau kapur.<br>Terdapat Kolam sebagai temapat untuk mandi, mendinginkan badan dan tempat bermai bebek<br>Daya tampung untuk 100 ekor itik :<br>Umur 1 hari – 2 minggu 1 -2 m.<br>Umur 1 – 2 minggu 2 – 4 m.<br>Umur 2 – 4 minggu 4 – 6 m.<br>Umur 4 – 6 minggu 6 – 8 m.<br>Umur 6 – 8 minggu 8 – 10 m.<br>Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.<p>IV. Tatalaksana Pemeliharaan<br>Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang berpindah-pindah.<br>Secara intensif yaitu secara terus-menerus dikandangkan seperti ayam ras.<br>Secara semi intensif yaitu dipelihara di kandang yanga ada halaman berpagar.<br>Perbandingan jantan dan betina (sex ratio) adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang berproduksi tinggi.<p>V. Kesehatan<br>Penyakit Berak Kapur.<br>Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum. Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.<br>Pencegahan : Kebersihan kandang, makanan, minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.<br>Penyakit Cacing.<br>Penyebab : Berbagai jenis cacing.<br>Tanda-tanda : Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan produksi telur menurun.<br>Pencegahan : Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.<br>Lumpuh.<br>Penyebab : Kekurangan vitamin B.<br>Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk,terkadang keluar air mata berlebihan.<br>Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.<p>VI.Pasca Panen<br>Telur itik dapat diolah menjadi telur asin, telur pindang, dll.<br>Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll<br>Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan<br>Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.<p>Sumber: Dinas Peternakan Prop. Lampun<br>
<br>Sent from BlackBerry® on 3Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-52019544961885105802012-10-23T22:51:00.004-07:002012-10-23T22:51:55.444-07:00ALTERNATIF PAKAN BEBEK POTONG, BEBEK PETELOR<div>
<h2 class="uiHeaderTitle">
<br /></h2>
</div>
<div class="clearfix">
<div class="mts uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg">
<span class="fsm fwn fcg">Oleh <a href="http://www.facebook.com/s.s.andro.7">S Setyaningsih Andro</a> di <a data-hovercard="/ajax/hovercard/group.php?id=166966886717624" href="http://www.facebook.com/groups/166966886717624/">FORUM PETERNAK BEBEK</a> (<a href="http://www.facebook.com/groups/166966886717624/files/">Berkas</a>)</span> · <a class="uiIconText" href="http://www.facebook.com/ajax/docs/inline_edit_get.php?group_id=166966886717624&doc_id=267145376699774&permalink=1&show_brief=0" rel="async" style="padding-left: 15px;">Sunting Dokumen</a></div>
</div>
<div class="mtl fbDocument">
<strong></strong><br />
Masalah utama dalam budidaya unggas adalah masalah pakan. Harga pakan
konsentrat pabrik yang tinggi seringkali memperkecil margin keuntungan
para peternak unggas bahkan menyiutkan nyali peternak pemula<br />
.<br />
Khusus ternak bebek masalah pakan relatif lebih moderat karena pakan
bebek tidak mutlak bergantung dari konsentrat pabrik. Hanya pada
minggu-minggu awal pemeliharaan diperlukannya, maksimal sampai umur 1
bulan ( untuk bebek pedaging ). Selanjutnya sumber protein tinggi bisa
diperoleh dari bahan yang ada di sekita.<br />
<br />
Dari pengalaman Pak Hadi peternak bebek di Bogor yang berdomisili di
Jakarta Barat, bisa diambil contoh dalam mengembangkan cara penyediaan
pakan bebek, yaitu dengan penambahan Tape Jerami. Sedianya produk ini
didesain untuk memfermentasi bahan pakan untuk ternak besar seperti
sapi. Namun kandungan bakteri aktifnya sangat memungkinkan untuk dipakai
memfermentasi pakan bebek yang memang biasanya diberikan dalam keadaan
basah (lembab).<br />
<br />
Dengan 5 gr Ragi Tape Jerami per 10 kg pakan ( Pak Hadi meracik pakan
berupa bekatul, nasi aking, jagung sisa pipilan yang terbuang, gabah
hampa, ampas kelapa). Pakan dicampur dengan ragi dan dibasahi agar
lembab, selanjutnya diperam selama 2 hari.<br />
Alhasil, pakan jadi wangi karamel yang membuat para bebek demikian
lahap menyantapnya. “Kalaunya tidak saya batasi, bebek-bebek maunya
makan terus”‘ ujar Pak Hadi senang. Sekarang tak ada lagi pakan basi
karena tidak habis ini masih bisa dimakan besok.<br />
<br />
Hebatnya, bebek yang telah lepas konsentrat pabrik di akhir minggu 2
ini menunjukkan perkembangan yang amat signifikan. Di umur 1 bulan
bobotnya mencapai 500 gr-700 gr. Suatu hal yg belum pernah dialami Pak
Hadi selama berternak bebek. Biasanya di umur segitu paling standar
bobot 400 gr-450 gr.<br />
Tingkat serangan snot (dengan gejala kepala bengkak dan pilek) hanya
menyerang 10% dari populasi yang biasanya mencapai 50%. Beberapa ekor
bebek yang terkena serangan ND (leher melintir) yang biasanya tak
tersembuhkan, bisa sembuh dengan sendirinya.<br />
<br />
Pakan bebek yang difermentasi dengan Ragi Tape Jerami akan terangkat
nilai gizinya. Protein akan terpecah menjadi bentuk yang siap serap
tanpa banyak yang terbuang. Nafsu makan bebek menjadi berlipat-lipat.
Sistem imunitas bebek akan terbangun lebih baik.<br />
<br />
Ini semua bisa terjadi karena Ragi Tape Jerami mengandung:<br />
<ol>
<li>Bakteri Acetobacter yang mampu menghasilkan senyawa selulosa dengan derajat kemurnian yang tinggi.</li>
<li>Jamur Rhizopus yang memproduksi enzim <em>phytase</em> yang mencerna <em>phytates</em>,
sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan
kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat
pakan susah dicerna.Tekstur yang dimiliki pakan lebih lunak karena
enzim yang dihasilkan jamur rhizopus selama proses fermentasi
meninbulkan perubahan pada protein, lemak, dan karbohidrat. Enzim yang
dihasilkan jamur ini antara lain lipase, protease dan amilase yang dalam
organ pencernaan unggas berfungsi mencernakan lemak, protein dan
pati.Jamur <em>Rhizopus</em> memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan.</li>
<li>Aspergillus niger yang sejenis jamur yang bersifat fakultatif, dapat
berkembang dalam kondisi aerob maupun anaerob. Oleh karena itu,
penggunaan mikroba ini untuk fermentasi akan lebih praktis, karena
proses fermentasi tidak mesti tertutup rapat. Jamur ini menghasilkan
asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang merupakan
senyawa untuk bahan pengawet yang baik dan alami.(Teknik fermentasi ini
mendapat dukungan dari hasil penelitian yang dilakukan Litbang Deptan
Jawa Barat)</li>
<li><br /></li>
</ol>
1 botol Ragi Tape Jerami isi 500 gr cukup untuk memfermentasi
1000 kg bahan pakan ( 1 ton ). Harganya yang murah meriah namun
manfaatnya terbukti nyata bisa memberi pencerahan bagi para peternak
bebek.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-405233145543659412012-09-27T05:01:00.000-07:002012-09-26T15:20:38.962-07:00Pemanfaatan Teknologi Pemuliaan dalam Meningkatkan Kapasitas Produksi Itik Lokal7. February, 2012 by Admin POULTRY Edisi Februari 2012, Riset No comments<p><a href="http://poultryindonesia.com">poultryindonesia.com</a>, Ada 3 kategori sistem pemeliharaan yaitu (i) sistem ekstensif, dimana ternak itik digembalakan dari 1 tempat ke tempat lain untuk mencari sumber pakan di sawah-sawah yang selesai dipanen, (ii) sistem semi-intensif, dimana ternak itik dipelihara di sekitar pekarangan rumah dan itik mulai diberi pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, dan (iii) sistem intensif, dimana ternak itik dipelihara terkurung sepanjang periode produksi telur dan kebutuhan pakan disediakan oleh peternak seluruhnya.<p>Hal tersebut dikemukakan oleh L. Hardi Prasetyo seorang peneliti di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor dalam acara seminar nasional dan kongres I Indonesia Society of Animal Agriculture (ISAA) di Semarang. Dengan mengangkat tema "Pengembangan Aspek Zooteknis untuk Mendukung Sumberdaya dan Ternak Lokal" dengan diikuti oleh para akademisi, praktisi dan peneliti di bidang peternakan.<p>Hardi Prasetyo mengatakan, bahwa pemeliharaan itik secara intensif menimbulkan konsekuensi meningkatnya biaya produksi. Untuk itu, agar usaha ternak itik tetap menguntungkan dan menarik bagi peternak diperlukan aplikasi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, serta penerapan prinsip-prinsip ekonomis usaha. "Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan bibit unggul yang dihasilkan dari penerapan teknologi pemuliaan pada ternak-ternak yang memang potensial, di samping pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak secara tepat.," ungkap Hardi Prasetyo.<p>Pengembangan bibit unggul<p>Hardi mencontohkan, seperti halnya pada berbagai komoditas ternak lain, itik juga sudah mengalami proses pemuliaan di beberapa negara. Bibit unggul itik petelur yang pasar utamanya di negara-negara Asia telah dihasilkan di Taiwan dan Vietnam melalui proses seleksi yang terarah. Itik petelur unggul Brown Tsaiya telah dihasilkan di Taiwan melalui proses seleksi selama 13 generasi dengan peningkatan produksi telur sampai umur 52 minggu dari 207 menjadi 229 butir dan umur pertama bertelur turun dari 126 hari menjadi hanya 108 hari tanpa mengurangi bobot telur. Seleksi terhadap sifat lain juga telah dilakukan di Taiwan untuk memperbaiki kekuatan kerabang telur, warna kerabang telur, fertilitas dan daya tetas telur.<p>Sedangkan di Vietnam, seleksi terhadap itik Co, yang diduga berasal dari Indonesia, dapat meningkatkan produksi telur selama 1 tahun sebesar14,5%. Untuk itik pedaging, di Taiwan telah dilakukan seleksi terhadap itik Manila (entog) dan itik Peking yang persilangan diantaranya menghasilkan itik Serati yang berbulu putih sebagai penghasil daging dan bulu halus (down feather). Di Perancis telah dikembangkan beberapa galur komersial dari itik Manila dan itik Peking pada tingkat GPS (Grand Parent Stock) dan PS (Parent Stock) untuk menghasilkan itik Serati sebagai penghasil daging dan hati (liver). Kriteria seleksi yang digunakan adalah terutama sifat-sifat produksi telur, kualitas karkas, dan sifat-sifat reproduksi.<p>Lebih jauh Hardi Prasetyo mengatakan, di Indonesia pemanfaatan teknologi pemuliaan juga telah dilakukan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul ternak itik, baik petelur maupun pedaging. Peneliti di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) sendiri telah melakukan seleksi 5 generasi terhadap sekelompok itik Alabio dan itik Mojosari untuk menghasilkan itik hibrida petelur unggul hasil persilangan diantara kedua kelompok terseleksi tersebut. Hibrida tersebut, yang dinamakan Itik Master, mempunyai beberapa keunggulan yaitu (i) Rataan produksi telur setahun mencapai 71,5%, (ii) umur pertama bertelur 18 minggu, (iii) rataan puncak produksi telur mencapai 93,4%, (iv) konversi pakan 3,22, dan (v) anak itik jantan dan betina pada saat menetas dapat dibedakan dengan mudah dari warna bulunya.<p>"Hasil uji coba di tingkat peternak menunjukkan bahwa itik hibrida ini lebih unggul dari bibit induknya maupun silang balik kepada salah satu induknya, selama produksi telur 1 tahun," terang Hardi Prasetyo yang juga aktif sebagai pengurus organisasi Masyarakat Ilmu  Perunggasan Indonesia (MIPI) ini.<p>Untuk itik pedaging, Balitnak telah merintis pengembangan galur bibit unggul baru yang berasal dari kombinasi antara itik Peking dan itik Mojosari putih. Hasil persilangan tersebut mengalami proses seleksi selama beberapa generasi untuk memperoleh galur baru yang stabil, sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam negeri, dan untuk sementara disebut itik PMp. Adanya bibit unggul pedaging baru ini diharapkan dapat menggantikan bibit itik Peking yang selama ini diimpor, dan juga menyesuaikan dengan selera konsumen lokal yang lebih menghendaki itik potong ukuran sedang.<p>Keunggulan bibit itik PMp ini adalah bulunya yang putih sehingga menghasilkan warna dan kualitas karkas yang tinggi, mencapai bobot potong dalam umur 8-10 minggu dengan konversi pakan sebesar 3,8. "Jika konsumen memerlukan ukuran karkas yang lebih besar maka itik PMp ini dapat disilangkan dengan entog jantan untuk menghasilkan itik serati dengan bobot potong mencapai 3 kg dalam 10-12 minggu," kata Hardi Prasetyo.<p>Implikasi dari tersedianya bibit unggul<p>Pengembangan bibit unggul sebagai galur komesial mampu meningkatkan produktivitas ternak itik lokal, melalui penerapan teknologi pemuliaan yang tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Peningkatan produksi telur per individu betina induk dari bibit unggul dapat mencapai 10-15% jika dibandingkan dari sebelumnya proses pemuliaan pada pemeliharaan intensif, namun jika dibandingkan dengan induk yang dipelihara secara ekstensif atau semi-intensif peningkatan dapat mencapai 30-40%.<p>Hal ini jelas menunjukkan adanya peningkatan kapasitas produksi per ekor induk baik dalam menghasilkan telur konsumsi, telur tetas maupun itik potong. Selanjutnya, untuk memperoleh manfaat tersebut perlu ada pengembangan sistem produksi yang benar dengan unit pembibitan yang terarah, dan dengan orientasi komersial dan skala usaha ekonomis.<p>"Hal inilah yang sampai saat ini masih sulit diwujudkan karena pada umumnya pemeliharaan ternak itik hanya sebagai kegiatan sambilan atau musiman sebagai pengisi waktu kosong antar pertanaman padi atau tanaman pangan lain." Ungkap Hardi prasetyo.
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-82958334611185630862012-09-09T23:59:00.001-07:002012-09-09T23:59:41.355-07:00Bebek AfkirBebek afkir selama ini tetap menjadi Primadona warung bebek,baik kelas kaki lima di pinggir jalan sampai dengan Restoran besar yang ada di mal.<p>Bebek afkir memang mempunyai kelebihan didalam kwalitas daging karena serat daging yang telah sempurna,sehingga kwalitas ketebalan daging relatif lebih tebal dibanding bebek muda.<br>Selain itu tulang yang keras membuat penampilan relative sedikit lebih enak dipandang karena jika digoreng tidak berubah bentuk karena menggulung.<br>Karena daging bebek afkir lebih keras,maka memasaknya relatif lebih lama yang dampaknya penyerapan bumbu lebih merasuk<p>Akan tetapi dari keunggulan yang ada di bebek afkir tersebut apalah artinya kalau ketersediaan bebek afkir tersebut tidak ada atau sulit mendapatkannya.<br>Karena sangat sulit supplier bebek afkir tidak berani menjamin keberlangsungan penyediaan bahan baku bebek afkir tersebut,yang dikarenakan permintaan jauh lebih besar dibandingkan produksi/penawaran .<br>Untuk memproduksi bebek afkir membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga peternak bebek khusus bebek afkir jarang ada.<br>Bebek afkir biasanya didapat dari bebek petelur yang sudah tidak berproduksi lagi , yang kira kira umur bebek diatas satu tahun,<br>Dengan lamanya waktu untuk mendapat kwalitas bebek afkir yang diharapkan,tentu saja tidak menguntungkan bagi peternak bebek pedaging ,kecuali bebek petelur.<br>Adapun jika ada saat ini harga bebek afkir sangat mahal di kisaran 45 ribu rupiah per ekor dengan ukuran berat kira kira satu kilo.<p>Untuk ruma makann skala kecil mungkin tidak masalah dengan supply tapi untuk ruma makaan skala besar atau yang ingin usahanya besar tentu harus memikirkan supply bahan baku tersebut,tidak mungkin rumahh makann buka tutup tergantung supply, sehingga keberlansungan supply salah satu faktor mutlak dalam usaha kuliner termasuk kuliner bebek goreng.<p>Melihat masa depan , dimana kondisi supply bebek afkir yang semakin sulit, berbanding terbalik dengan pertumbuhan usaha kuliner bebek, menurut saya sangat bijaksana jika pengusaha kuliner yang sudah terlanjur menggunakan bebek afkir mulai mempertimbangkan bebek muda.<p>Supply bebek muda relatif lancar,karena peternak bebek pedaging sekarang mulai sangat serius mengembangkan usahanya ,karena pada dasarnya usaha peternakan bebek bisa diupayakan seperti peternakan ayam pada umumnya dengan teknik yang disesuaikan dengan jenis unggasnya.<br>Yang dimaksud penulis seperti peternakan ayam adalah umur panen yang kurang lebih sama dengan ayam sekitar 50 hari dengan berat rata rata satu kilo.<p>Dengan. Waktu yang relative cepat,peternak bisa memperhitungkan usahanya ,sehingga kebutuhan daging bebek sepertinya ada titik cerah untuk pemenuhannya.<p>Harga karkas bebek muda memang relative lebih mahal dibanding ayam karena biaya produksinya lebih tinggi dibanding ayam.untuk ukuran satu kilo di konsumen rumaah makann adalah di kisaran 34 ribu rupiah , bandingkan dibandingkan dengan harga bebek afkir diharga 45 ribu rupiah di bobot yang sama, akan tetapi menurut pengalaman penulis untuk mengimbangi kwalitas efek penyusutan daging bebek yang digoreng pada bebek afkir ,berat bebek yang bisa menyamai adalah berat bebek muda diatas satu kilo, akan tetapi kwalitas bebek yang disajikan tergantung dari keahlian tukang masak masing -masing .<br>Perlu diingat terkadang porsi makanan bukanlah segalanya sehingga ukuran porsi bebek muda bisa bersaing atau sama dengan harga porsi bebek afkir <p>Sedikit bermain sebagai pengusaha kuliner.<br> Harga bebek afkir 45 ribu rupiah. Ada selisih sebelas ribu rupiah tiap ekor bebek.<br>Jika tiap hari warung kita butuh sepuluh ekor bebek maka akan ada selisih 110ribu/hari , selisih yang bisa dihemat jika menggunakan bebek muda tiap bulan adalah Rp.3.300.000 yang artinya. Tiap tahun pulang lebaran kita bisa menambah uang saku untuk sebesar Rp.39.600.000 hahhaha,yang artinya tiap tiga tahun bisa Umroh atau naik Haji.... (Mungkin ngak sih?)<p>Kembali ke topik semula, jika memikirkan regular menu menggunakan bebek muda adalah hal yang lebih menguntungkan,karena selain harga yang lebih murah,memasak bebek muda jauh lebih cepat sehingga penggunaan bahan bakar masak bisa lebih dihemat.<p>Bebek muda regular menu Bebek Afkir special Menu.<br>Keduanya membuat pengusaha kuliner lebih untung dan penggemar kuliner bebek mempunyai banyak pilihan untuk menikmati sajian daging bebek yang gurih, selain itu peternak bebek lebih bergairah dalam berusaha.<p><br>
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-17266658248916490892012-05-19T04:05:00.001-07:002012-05-19T04:05:16.089-07:00CARA MENGHITUNG FORMULA PAKANoleh Ali Abimanyu<p>CARA MENGHITUNG FORMULA PAKAN<p> <p>Akhirnya baru bisa posting sekarang, keinginan rekan peternak untuk bisa menghitung nilai gisi ransum pakan, yang begitu menggebu. Merangsang gairah untuk segera membuat draff. Rasa haus akan ilmu dari rekan peternak mirip keingin tahuan para jenius dalam menemukan satu keilmuan baru. Mengagumkan………<p> <p>Dalam penyusunan ransum pakan, kaidah-kaidah tertentu wajib untuk di perhatikan.Jadi ndak bisa seenaknya, harus melalui tahap demi tahap. Metode menghitung ada bermacam cara, tapi saya akan focus pada metode Trial and error<p> <p>Prinsip metode trial and error atau teori coba-coba, ini adalah teori yang paling mudah di terapkan oleh kebanyakkan peternak. Mengumpulkan alternative bahan pakan yang akan diramu, mengetahui kandungan nilai gisi dan mencobanya pada satu formula yang telah di tentukan sebelumnya, nilai gisinya, sebagai target.<p> <p>Di sini yang saya kemukakan Cuma yang penting-penting saja, untuk kalangan akademik kemungkinn kurang sreg dengan cara paparan saya, terlalu simple dan terasa kurang keren atau kurang ilmiah. Tapi untuk khalayak umum atau peternak yang pragmatis praktis kemungkinan lebih di sukai, langsung pada pokok persoalan, ndak berbelit-belit, muter-muter lama dulu baru ke inti tujuan.<p> <p>Baiklah…siap-siap konsentrasi untuk menyerap ilmu, Bismillah………<p> <p>ANALISIS KIMIA BAHAN-BAHAN PAKAN<p> <p>JAGUNG :ME : 3360 Kcal/kg, AIR : 10-13%, CRUDE PROTEIN : 9%, LEMAK : 4,1%, SERAT KASAR : 2,2%, Ca : 0,02%, :P 0,29%<p> <p>KATUL JAGUNG :ME : 3300 Kcal/kg, AIR : 10-13%, CRUDE PROTEIN : 9,7%, LEMAK : 7,2%, SERAT KASAR : 6,8%, Ca : 0,03%, P : 0,27%<p> <p>KATUL :ME : 1850 Kcal/kg, AIR : 11,7%, CRUDE PROTEIN : 10,1%, LEMAK : 4,9%, SERAT KASAR : 15,3%, Ca : 0,08%, P : 1,36%<p> <p>BEKATUL :ME : 2700 Kcal/kg, AIR : 11%, CRUDE PROTEIN : 13,6%, LEMAK : 8,2%, SERAT KASAR : 8%, Ca : 0,03%, P : 1,18%<p> <p>TEPUNG IKAN : ME : 3000 Kcal/kg, AIR : 7,7%, CRUDE PROTEIN : 61,8%, LEMAK : 7,8%SERAT KASAR : 0,6%, Ca : 4,96%, P : 3,10%<p> <p> <p>KONSENTRAT 124 POKPHAND :ME : 2500 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 30-32%, LEMAK : 3-5%, SERAT KASAR : 6-8%, Ca : 3-4%, P : 1-1,5%<p> <p>BR-I : ME : 3000 Kcal/kg, AIR : 5-7%, CRUDE PROTEIN : 20-21%, LEMAK : 5-8%,SERAT KASAR : 3-5%, Ca : 0,9-1,1%, P : 0,7-0,9%<p> <p>521 :ME : 2950 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 19-20%, LEMAK : 3%, SERAT KASAR : 5%, Ca : 0,9%, P : 0,6%<p> <p>PAR-S : ME : 2800 Kcal/kg, AIR : 12%, CRUDE PROTEIN : 18,5%, LEMAK : 3%, SERAT KASAR : 6%, Ca : o,9%, P : 0,6%<p> <p>KONSENTRAT KIP-333 WONOKOYO : ME : 2500 Kcal/kg, AIR : 13%, CRUDE PROTEIN : 38-40%, LEMAK : 5-7%, SERAT KASAR : 8%, Ca : 4-8%, P : 1-2%<p> <p>Ini sebagian kecil bahan-bahan pakan yang sering di gunakan, tapi sebenarnya masih banyak lagi bahan lain yang masih bisa di masukan. Harus di cari bahan pakan yang mudah dan banyak stock di daerah masing-masing. Oke…sekarang berlomba mencari bahan pakan alternative local…..kalau bisa usahakan menghapal kandungan nutrisi bahan-bahan pakan di atas, biar lebih cepat nanti menghitungnya….<p> <p>ZAT-ZAT YANG DI PERLUKAN<p> <p>Untuk ayam tipe petelur : <p> <p>Umur ayam 0 – 8 minggu :EM : 2700-3000 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 20-22%, LEMAK : 4%, SERAT KASAR : 4-6%, Ca : 1%, P : 0,7%<p> <p>Umur ayam 9 – 16 minggu :EM : 2600-2900 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 14-16%, LEMAK : 4%, SERAT KASAR : 7-9%, Ca : 1%, P : 0,6%<p> <p>Umur ayam 17 minggu – afkir : EM : 2650-2950 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 17-18%, LEMAK : 5%, SERAT KASAR : 6-8%, Ca : 2,5-3,5%, P : 0,5-0,6%.<p> <p> <p>Untuk ayam tipe pedaging :<p> <p>Umur ayam 0 – 4 minggu :EM : 3000 – 3100 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 21- -23%, LEMAK : 4-6%, SERAT KASAR : 4%, Ca : 0,9%, P : 0,5%<p> <p>Umur ayam 4 minggu – panen : EM : 3100 – 3200 Kcal/kg, CRUDE PROTEIN : 19 – 21%, LEMAK : 4-6%SERAT KASAR : 4%, Ca : 0,9%, P : 0,5%.<p> <p>Inilah nilai gisi nutrisi pakan yang kita jadikan accuan atau target dalam menyusun formula pakan ayam pedaging atau petelur. <p> <p>RUMUS TRIAL AND ERROR<p> <p>Rumus ini dapat dipergunakan untuk menghitung nilai gisi nutrisi semua bahan pakan ransum ayam maupun hewan Ruminansia. Nilai nutrisi EM( energy metabolism), CP( crude protein ), FAT( lemak ), SK( serat kasar ), Ca( kalsium ), P( phosphor )<p> <p>Jumlah kg bahan pakan( BP ) : Jumlah total kg bahan pakan( BPT ) x Nilai gisi nutrisi bahan pakan yang di hitung( NBP ) = Nilai nutrisi( NN )Ini artinya menjadi : BP : BPT x NBP = NN <p> <p>MENGHITUNG FORMULA PAKAN<p> <p>Ingat pergunakan rumus BP : BPT x NBP = NN, istilah-istilah pada rumus inicoba untuk di hapaldan di ingat-ingat, jangan sampai lupa, Cuma sedikit….<p> <p>Misalnya kita menghitung bahan pakan di bawah ini :Jagung : 30 kgbekatul : 37 kgSentrat 124 : 33 kg<p> <p>Total jumlah pakan yang di hitung 100 kg(BPT)Coba untuk di hitung kandungan EM dan CP(crude protein) ayo…semangat……<p> <p>Jagung : 30 : 100 x 3360 Kcal = 1008 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat jagung30 : 100 x 9% = 2,7%, ini nilai CP/protein<p> <p>Bekatul :37 : 100 x 2700 Kcal/kg = 999 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat bekatul37 :100 x 13,6% = 5,03%, ini nilai CP/protein bekatul<p> <p> <p>Sentrat 124 :33 kg : 100 kg x 2500 Kcal/kg = 826 Kcal/kg, ini nilai EM/karbohidrat sentrat 12433 kg : 100 kg x 31% = 10,23%, ini nilai CP/protein sentrat 124<p> <p>Nilai CP/protein sentrat 124 di ambil rata-rata/tengah-tengahnya, ini berlaku untuk semua bahan pakan yang nilai gisi nutrisi nominal di antara tiga angka.<p> <p>Nah sekarang tinggal menjumlahkan nilai nutrisinya saja, sudah jadi, mudah tho…Jadi nilai nutrisi formula pakan di atas sbb :<p> <p>CP/crude protein total = 2,7% + 5,03% + 10,23% = 17,96%<p> <p>EM//karbohidrat total = 1008 Kcal + 999 Kcal + 826 Kcal = 2833 Kcal/kg<p> <p>Untuk ransum ayam masa produksi/bertelur ini sudah memenuhi target.Untuk penghitungan lemak, serat kasar, Ca dan P caranya sama saja. Untuk lebih melancarkan dalam menghitung harus sering berlatih dan berlatih semangat…
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-10975821438236918252012-04-01T04:52:00.000-07:002012-04-01T06:02:05.772-07:00Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-18069834503275283932012-03-29T02:39:00.000-07:002012-03-29T02:40:06.714-07:00Self mixingSelf mixing merupakan salah satu alternatif dalam usaha mengurangi biaya produksi. Keberhasilan dalam memformulasi pakan tergantung dari pengetahuan, keterampilan dan ketersediaan bahan baku serta kemauan dari peternak untuk berkreativitas mencari inovasi baru. Berikut adalah komponen bahan baku dan persentase yang sering dipakai oleh peternak layer untuk fase produksi. <p>***** Jagung (corn)<br>Merupakan komponen terbesar dalam formula layer, penggunaannya berkisar antara 50-55%, sebagai sumber energi utama bagi layer, kemampuan dicerna sangat tinggi, kadar asam amino terutama methionine dan lysine cukup tinggi, serta tingginya kandungan dari xantophil dan carotene sangat memengaruhi warna kuning telur. <p>***** Bungkil kacang kedelai (soybean meal)<br>Sumber protein nabati, penggunaannya berkisar antara 15%-20%, mengandung asam amino lysine tinggi, methionine rendah, kemampuan dicerna tinggi. <p>***** Tepung daging dan tulang (meat bone meal)<br>Penggunaan berkisar antara 2%-6%, mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi berkisar antara 45%-50% serta mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi pula. <p>***** Tepung ikan (fish meal)<br>Mengandung asam amino yang tinggi terutama lysine dan methionine. Kadar protein tergantung dari jenis ikan, bagian tubuh ikan dan proses produksi. Tepung ikan secara menyeluruh daya cernanya sangat baik, yakni antara 92%-95%. Kandungan protein berkisar antara 45%-60%, di samping itu juga kaya akan mineral, terutama kalsium dan fosfor. Penggunaan antara 3%-7%.<p>***** Tepung daging ayam (poultry meat meal)<br>Penggunaan berkisar antara 2%-4%, mengandung protein kasar cukup tinggi, kaya akan asam amino lysine dan cysteine, kemampuan dicerna cukup baik. Kendala utama, adanya kontaminasi bulu ayam yang menyebabkan daya cerna kurang. <p>***** Dedak padi (bekatul)<br>Penggunaannya berkisar antara 10%-15%, terbagi atas tiga jenis yaitu, dedak kasar dengan kandungan serat kasar lebih dari 25%, dedak halus dengan serat kasar 15%, dan bekatul dengan serat kasar 10%. <p>***** Tepung kerang<br>Merupakan sumber kalsium yang tinggi, mencapai 38% dan harganya relatif murah. Ada 2 bentuk yaitu grit (butiran) dan dust (tepung), penggunaan berkisar 6%-8%. <p>***** Minyak kelapa sawit (crude palm oil)<br>Penggunaan berkisar antara 0,5%-1%, dengan kandungan energi metabolisme sekitar 8600 kkal/kg. Kelemahannya: kemampuan dicerna kurang dan mudah tengik. Namun, minyal kelapa sawit jarang digunakan karena penerapannya relatif sulit. <p>***** Garam (NaCl)<br>Mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan, menjaga pH tubuh, dan pembentukan asam hydrochloric di dalam lambung. Pada layer, kekurangan garam menyebabkan kasus kanibal, pertumbuhan lambat dan memengaruhi produksi telur. Penggunaan berkisar antara 0,1%-0,3%. Kelebihan garam menyebabkan ayam banyak minum dan akibatnya lantai kandang basah. <p>***** Beberapa bahan lain yang sering ditambahkan antara lain: DCP (dicalcium phosphate) mengandung kalsium 18%-24% dan fosfat 17%, penggunaan 500 gram/ton. Asam amino methionine, penggunaannya berkisar antara 1-2 kg/ton. Asam amino lysine, berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton, choline cloride berkisar antara 0,25-0,5 kg/ton.<p>Di samping itu, juga perlu ditambahkan premix yang mempunyai kandungan AGP (Antibiotic Growth Promotor), multivitamin, asam amino, dan mineral, dengan dosis keseluruhan 2-5 kg/ton. Untuk menghindari/mengurangi kasus wetdropping (kotoran becek) biasanya juga ditambahkan zeolit dengan dosis 5 kg/ton.<p><br>Sumber :<br>Drh. Luki K. Wardhani<br>Malang - Jawa Timur
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-59836798259892980582012-03-01T18:01:00.001-08:002012-03-01T18:01:48.897-08:00Sinar matahari terhadap pembentukan tulang unggas.com, Poultryindonesia.com, ヒント. Vitamin D dibutuhkan oleh ayam untuk metabolisme kalsium dan fosfor yang tepat dalam pembentukan tulang yang normal, paruh yang keras, kuku dan kulit telur yang kuat. Dampak dari defisiensi vitamin ini cukup merugikan peternak. Bagaimana  kiat mengatasinya?<p>Vitamin D adalah istilah yang umum dipergunakan terhadap beberapa turunan (derivat)  yang larut dalam lemak, yang aktif dalam pencegahan ricketsia pada hewan-hewan. Vitamin ini terdapat dalam bentuk yaitu, egocarsiferol (D-2) dan cholecalsiferol (d-3). Vitamin D-2 hanya bermanfaat bagi mamalia, sedangkan untuk unggas memanfaatkan vitamin D-3. <p>Cholecalsiferol berasal dari 7-dehidrocholesterol yang bila terkena sinar ultraviolet akan membentuk vitamin D-3. 従って, 病気 defisiensi vitamin D lebih banyak terjadi pada ternak ayam semua umur yang dipelihara secara terkurung dan tidak mendapat sinar matahari, juga bila ransumnya tidak cukup ditambahkan vitamin D.<?XML:名前空間接頭辞= O NS = "つぼ:スキーマ - マイクロソフト - com:office:オフィス" /><p>Vitamin D menurut Afrijoni (1992), sangat diperlukan ayam dan berkaitan dengan kalsium dan fosfor. Transportasi kalsium yang aktif bergantung pada vitamin D dalam ransum. Vitamin D merangsang kalsium dan fosfor untuk melewati sel mukosa usus kecil sehingga menaikkan kadar unsur ini dalam darah dan cairan ekstraseluler tulang yang siap mengalami kalsifikasi. Vitamin D juga berpengaruh dalam fungsi hormon Parathypoid. Hormon parathypoid memberi efeknya terhadap translokasi kalsium bila vitamin D ini ada. <p>Sedangkan fungsi hormon parathypoid adalah untuk mengatur tingkat kalsium darah yang diperlukan bukan saja untuk pembentukan tulang, tapi juga untuk homeostatis dan untuk denyut jantung yang baik. Dengan demikian vitamin D untuk ayam pembibit juga penting untuk daya tetas yang normal.<p> Kebutuhan vitamin D pada ayam<p>Kebutuhan vitamin D untuk ayam tergantung pada sumber kalsium dan fosfor yang ada dalam ransum, imbangan kalsium dan fosfor, serta apakah hewan tersebut cukup mendapat sinar matahari. Pemeliharaan ayam sistem intensif dimana cahaya matahari kurang masuk dalam kandang, maka vitamin D perlu ditambahkan dalam ransum. <p>Sedangkan bila mendapat sinar matahari 11-45 menit/hari, sudah cukup untuk mencegah ricketsia pada ayam yag sedang tumbuh. Afrijoni juga menyebutkan, sebagai pedoman kebutuhan dari vitamin D untuk ayam broiler sebesar 500 IU pada awal dan 300 IU pada ayam broiler masa akhir (4 minggu lebih). Semuanya itu dinyatakan dalam kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor pada ayam broiler masa awal masing-masing adalah 1% そして 0,45% dari ransum. Sedangkan kebutuhan kalsium dan fosfor broiler pada masa akhir, masing-masing adalah 0,85% そして 0,4% dari ransum.<p>Kebutuhan vitamin D untuk ayam petelur pada masa perkembangan adalah 200 IU/kg ransum, sedangkan pada masa berproduksi adalah 500 IU/kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor untuk anak ayam petelur masing-masing adalah 0,9% そして 0,7% の ransum. Untuk ayam petelur masa produksi kebutuhan kalsium dan fosfor masing-masing adalah 3,25% そして 0,5% dari ransum.<p> Gejala defisiensi<p>Jika ransum kurang vitamin D maka gejala defisiensi akan terlihat setelah berlangsung 4 週. Apabila defisiensi vitamin ini tidak diperbaiki, sebagian besar anak ayam yang diberi ransum tersebut akan mati setelah kurang lebih 8 週. Gejala khas dari defisiensi vitamin D adalah rachitis dan osteomalasia. Rachitis terjadi karena kegagalan tulang untuk tumbuh dalam bentuk normal pada hewan muda. Sedangkan osteomalasia terjadi akibat reabsorbsi dari tulang yang telah terbentuk pada hewan tua. <p>Penyakit rachitis memperlihatkan gejala tulang-tulang yang salah bentuknya, paruh yang menjadi lunak, kelemahan kaki, kaki bengkok, gaya jalan kaku, tulang dada bengkok, cara menjaga keseimbangan badan kurang sempurna, bulu kurang hidup dan angka kematian yang tinggi. Gejala lain yang terlihat pada anak ayam adalah pertumbuhan terhambat dan adanya ricketsia (rapuh/patah). Ricketsia ditandai dengan kelemahan yang hebat pada kaki anak ayam sehingga susah berjalan. <p>Ricketsia umumnya terjadi pada umur 2-3 週. Pada bangsa-bangsa ayam yang berwarna akan terjadi pewarnaan bulu yang abnormal bila terjadi defisiensi vitamin ini. Untuk ayam dewasa gejala pertama yang tampak adalah menipisnya kulit telur, kemudian produksinya menurun, telurnya mengecil dan daya tetasnya kurang. <p>Embrionya akan mati pada hari ke 18-19 dan memperlihatkan pertumbuhan rahang bawah yang tidak sempurna. Ayam dewasa dapat bertahan hidup meski kekurangan vitamin D, tetapi tulang dadanya menjadi lunak dan ayam tidak dapat berjalan.<p> Dampak dari defisiensi vitamin D cukup merugikan peternak. 従って <p>terapi yang penting disini adalah tindakan pencegahan agar ayam cukup mendapat asupan vitamin D.  Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengusahakan supaya keadaan kandang cukup mendapat sinar matahari. Bila ayam dipelihara dalam kandang yang tidak dimasuki sinar matahari (clouse house), maka ransumnya harus ditambahkan vitamin D dalam jumlah yang cukup.  <p> PI / DW
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-39444124342382326052012-02-29T15:49:00.002-08:002012-02-29T15:49:21.598-08:00Potensi Bahan Baku Ransum Di Indonesia<div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Indonesia telah dikenal sebagai sebuah negara agraris. Setiap jengkal tanahnya subur ditanami berbagai jenis tumbuhan. Kondisi cuaca dan iklim pun tak kalah men-</span><span><i>support</i></span><span> tanaman untuk tumbuh secara optimal. Indonesia tercinta juga dijuluki negara kepulauan, dengan pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. </span></span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kekayaan alam Indonesia begitu melimpah, baik flora maupun fauna. Tidak sedikit kekayaan alam tersebut yang dimanfaatkan sebagai bahan baku ransum. Contohnya tepung ikan yang bersumber dari kekayaan laut kita maupun jagung, bungkil kedelai, dedak padi atau bekatul yang berasal dari khasanah pertanian. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Hanya saja menjadi sebuah ironi, saat ini, dunia perunggasan kita masih diharuskan mendatangkan (import, </span><span><i>red</i></span><span>) bahan baku ransum dari negara lain. Dan parahnya lagi kondisi ini telah berjalan dalam beberapa waktu dan terkesan menemui titik buntu dalam pencarian solusinya. </span></span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Jagung, bungkil kedelai, tepung ikan dan tepung daging dan tulang (MBM) merupakan sederetan contoh bahan baku ransum yang masih diimport. </span><span>Dan boleh dibilang penyediaan bahan baku ransum kita sangat tergantung pada negara lain. Akibatnya saat harga minyak dunia melambung menjadikan biaya pengiriman meningkat dan mau tidak mau harga bahan baku kena imbasnya. Belum lagi perubahan kebijakan sumber energi yang beralih ke biofuel atau energi alami yang berasal dari kedelai maupun jagung menjadikan suplai kedua komoditas tersebut berkurang dan tentu saja harganya kembali melambung. </span><span>Kondisi tersebut semakin terasa berat saat kita belum memiliki bahan baku alternatif pengganti bahan baku utama tersebut.</span></span></span></div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><img border="0" height="136" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/artikel_im_tata%20laksana_potensi%20bahan%20baku%20ransum_s%20nov%202008_html_436461ff.gif" width="311" /></span></div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Jagung lokal dari Indonesia telah banyak diakui kualitasnya hanya saja ketersediaan yang kurang kontinyu dan kadar air yang masih relatif tinggi menjadi kendala di feedmill (perusahaan ransum)</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b style="font-size: 9pt;">Potensi Bahan Baku Ransum</b></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Semua bagian utama dan sampingan dari tanaman dan tubuh hewan maupun </span><span><i>by product</i></span><span>-nya pada dasarnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku ransum, asalkan memenuhi persyaratan bahan baku yang baik, yaitu : </span></span></span> </div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Memiliki kandungan nutrisi yang baik</span></span></div></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bahan baku ransum dikatakan memiliki kandungan nutrisi yang baik dapat dicerminkan dari kandungan protein kasar tinggi dan serat kasarnya rendah. Selain itu kualitas fisik, kimia dan biologinya juga baik. </span></span> </div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Ketersediaannya kontinyu</span></span></div></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Di negara kita kontinyuitas atau ketersediaan bahan baku ransum secara rutin dengan kualitas yang stabil menjadi permasalahan yang selalu berulang. Terlebih lagi, bahan baku tersebut masih harus berebutan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, contohnya pada kasus ketersediaan jagung dan tepung ikan. </span></span> </div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Harganya kompetitif </span></span> </div></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Biaya ransum mencakup 70% dari seluruh biaya pengelolaan peternakan. Dengan harga bahan baku ransum yang kompetitif diharapkan harga daging dan telur tidak terlalu tinggi sehingga bisa terserap oleh masyarakat Indonesia, yang notabene konsumsi telur dan daging masih relatif rendah. </span></span> </div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tidak mengandung toksin atau racun</span></span></div></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Syarat mutlak dari bahan baku ransum ini ialah tidak mengandung rancun (toksik) yang dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas ayam. Adanya zat anti nutrisi seringkali menjadi faktor penghambat dalam pemakaian bahan baku alternatif. Jenis zat anti nutrisi yang terdapat dalam bahan baku tercantum pada tabel 1. Dengan perkembangan teknologi pakan permasalahan anti nutrisi ini bisa ditekan atau bahkan beberapa dapat dihilangkan. Teknologi yang biasa diterapkan antara lain pemberian enzim, fermentasi maupun perlakuan kimia dan biologi lainnya. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in;"> <span style="color: black;"><img border="0" height="341" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/artikel_im_tata%20laksana_potensi%20bahan%20baku%20ransum_s%20nov%202008_html_m5a22cbd3.gif" width="484" /></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b style="font-size: 9pt;">Bahan Baku Utama dan Alternatif</b></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Jagung, bungkil kedelai, dedak padi dan tepung ikan merupakan contoh bahan baku ransum yang utama digunakan dalam penyusunan formulasi ransum ayam. Kecuali dedak padi, semua bahan baku tersebut masih belum bisa dipenuhi dari lokal. Oleh karena itu, banyak peternak maupun tim R&D (</span><span><i>research and development</i></span><span>) perusahaan </span><span><i>feedmill</i></span><span> berusaha mencari bahan baku alternatif. </span></span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Dari data yang kami peroleh penggunaan bahan baku alternatif saat ini baru mencapai maksimal 20% dari total bahan baku. Contoh bahan baku alternatif tersebut antara lain sorgum, bungkil kelapa sawit atau bungkil biji kelapa sawit, bungkil biji matahari maupun tepung gaplek. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Keterbatasan dalam pemakaian bahan baku alternatif seringkali disebabkan karena kontinyuitas yang kurang terjamin, kualitas yang tidak stabil dan adanya zat anti nutrisi. Selain itu ayam modern yang kita pelihara sekarang direkayasa untuk memanfaatkan serelia (biji-bijian, </span><span><i>red</i></span><span>) guna mengoptimalkan performannya. Oleh karena itu ketergantungan pada jagung, bungkil kedelai masih begitu tinggi, yaitu digunakan sampai level 70-80% dari total formulasi ransum. Tabel 2 menunjukkan beberapa contoh bahan baku yang bisa digunakan dalam penyusunan ransum ayam.</span></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black;"><img border="0" height="425" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/artikel_im_tata%20laksana_potensi%20bahan%20baku%20ransum_s%20nov%202008_html_m7cfdab25.gif" width="492" /></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Jika kita akan memakai bahan baku alternatif yang terdapat di sekitar kita, maka kita perlu mempertimbangkan ke-4 syarat bahan baku ransum yang baik. Selain itu, hendaknya kita juga melakukan analisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisi maupun anti nutrisi yang terdapat dalam bahan tersebut. Pelaksanaan trial formulasi juga perlu dilakukan pada sebagian kecil ayam sebelum diberikan pada populasi ayam yang lebih besar. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Sebenarnya, negara kita kaya akan bahan baku ransum. Hanya saja dalam penggunaannya masih terbentur banyak hal. Oleh karenanya perlu sekiranya semua pihak yang terkait, yaitu pemerintah, pengusaha dan peneliti mulai merapatkan barisan untuk berjalan bersama menuju swasembada pakan.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Info Medion Edisi November 2008</span><div align="justify"><span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).</b></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-53437576046023097702012-02-29T15:13:00.000-08:002012-02-29T15:13:13.766-08:00Meningkatkan Efisiensi Ransum<div align="center" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="color: red;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Ransum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi ayam untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitasnya. Dari ransum inilah nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan maupun pembentukan sebutir telur diperoleh. Saat masa produksi, jika jumlah pemberian ransum tidak sesuai kebutuhan maka akan langsung berefek terhadap produksi telur. Tidak hanya jumlah pemberiannya, kualitas ransum juga perlu kita perhatikan. Dari segi finansial, biaya ransum ini menduduki persentase tertinggi dari seluruh biaya pemeliharaan, yaitu mencapai 75%. </span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/S_Jan_Gbr1.JPG" /></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Ransum berpengaruh terhadap produktivitas dan biaya pemeliharaan ayam</span></span></span> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : Dok. Medion)</span></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Melihat peran penting dan signifikannya biaya ransum ini maka tidak mengherankan jika perhatian kita pun banyak terfokus pada hal ini. Berbagai cara kita lakukan untuk menekan biaya ransum. Setiap penghematan Rp. 1.000 harga ransum akan mampu menekan biaya pemeliharaan ternak sebesar 25% dari total biaya pemeliharaan. Meskipun demikian yang perlu menjadi pedoman kita ialah jangan sampai penghematan biaya ransum ini berakibat pada penurunan kualitas ransum maupun mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan ayam untuk tumbuh dan menghasilkan telur. Berberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menekan biaya ransum ialah : </span></span></span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-size: 9pt;">•<span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;"><b>Seleksi </b></span></span><span style="color: black;"><i><b>Supplier</b></i></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;"><b> Ransum secara Ketat</b></span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.24in; text-indent: 0.26in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">Supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> merupakan pihak yang menyediakan kebutuhan ransum kita. Sudah seharusnya kita melakukan seleksi yang ketat terhadap </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> ini. Dan sebaiknya kita memiliki setidaknya 2 </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> sehingga bisa menjadikannya kontrol antar </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">, baik kontrol kualitas maupun harga. Selain itu, suplai ransum diharapkan menjadi lebih terjamin.</span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.24in; text-indent: 0.26in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Seringkali yang menjadi parameter kita dalam pemilihan </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> adalah harga. Hal ini adalah sebuah kewajaran mengingat harga merupakan hal yang penting. Namun, ada hal yang tidak boleh kita abaikan, yaitu kualitas. Perlu kita pahami lagi kualitas ransum ini berpengaruh terhadap produktivitas juga. Jika harganya murah namun kualitas jelek maka jangan berharap ayam akan berproduksi secara optimal, atau malah bisa menyebabkan ayam sakit.</span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.24in; text-indent: 0.26in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Oleh karena itu alangkah baiknya jika kita mengkombinasikan keduanya. Dalam penentuan harga kita perlu cek dengan kualitasnya, perlu dibuat rasio antara harga dengan kandungan nutrisinya, terutama energi metabolisme (EM) dan protein kasar (PK). Misalnya ransum A harganya Rp. 3.500/kg dengan kadar EM 2.750 kkal/kg dan PK 18% dan ransum B harganya Rp. 3.400/kg yang mengandung EM 2.750 kkal/kg dan PK 17%, maka mana yang kita pilih? Jika berdasarkan harga yang murah maka tentu kita akan memilih ransum B. Namun sebenarnya pilihan itu kurang tepat Jika kita buat rasio harga : PK maka ransum A yang seharusnya kita pilih. Mengapa? Tidak lain karena harganya per 1% PK lebih murah ransum A (Rp. 194,4 tiap 1% PK) dibandingkan ransum B (Rp. 200 tiap1% PK). </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-size: 9pt;">•<span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;"><b>Memastikan Ransum yang Diterima Berkualitas</b></span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.23in; text-indent: 0.28in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Setiap ransum datang sudah selayaknya kita melakukan q</span></span><i><span style="font-weight: normal;">uality control </span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">(QC). Hal ini untuk memastikan bahwa ransum yang dikirimkan sesuai dengan yang kita pesan. QC yang biasanya dilakukan meliputi fisik dan kimia. QC fisik mencakup bentuk dan ukuran, penggumpalan, warna, bau, rasa maupun ada tidaknya kontaminasi (bahan-bahan asing atau jamur). Jika kita menemukan ketidaksesuian pada QC fisik ini maka patut kita munculkan kecurigaan terhadap kualitasnya. Atau bahkan jika ditemukan jamur atau ransum menggumpal tidak jarang peternak yang langsung menolak kiriman ransum tersebut.</span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.23in; text-indent: 0.28in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">QC kimia, dilakukan dengan menguji sampel ransum dari beberapa bagian dari tumpukan ransum untuk melihat kadar nutrisinya. QC ini biasanya dilakukan melalui analisis proksimat (bisa dilakukan di </span></span><span style="font-style: normal;"><b>MediLab</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">) untuk mengetahui kadar air, protein kasar, serat kasar, lemak kasar dan abu. Selain itu perlu diketahui juga kadar kalsium, fosfor maupun kontaminasi jamur (aflatoksin). QC ini sebaiknya tidak hanya dilakukan saat penerimaan saja, namun juga dilakukan secara berkala terutama jika ada pergantian </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> ransum.<br />
<br />
</span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/S_Jan_Gbr2.JPG" /></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Penambahan alas pada bagian bawah tumpukan karung ransum</span></span></span> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : Dok. Medion)</span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.24in; text-indent: 0.27in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Selain QC sampel ransum perlu sekiranya kita cek </span></span><i><span style="font-weight: normal;">no batch </span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">maupun leaflet yang terdapat pada karung ransum. </span></span><i><span style="font-weight: normal;">No batch</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> ini bisa kita gunakan sebagai bahan pengajuan komplain maupun pengaturan penyimpanan dalam gudang. </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-size: 9pt;">•<span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;"><b>Manajemen Gudang Penyimpanan yang Optimal</b></span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.22in; text-indent: 0.29in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Gudang merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum ransum diberikan pada ayam. Kualitas ransum seringkali menurun saat berada di gudang, terutama jika kondisi gudang tidak memenuhi standar dengan manajemen pengaturan keluar masuknya ransum.</span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.22in; text-indent: 0.29in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Gudang seharusnya tertutup, tidak tampias air hujan, memiliki sistem sirkulasi udara yang baik, tidak lembab dan suhunya optimal (26-28</span></span><sup><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">0</span></span></sup><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">C). Selain itu, hindari juga adanya tikus atau hewan pengerat yang bisa mencuri ransum. Perlu disediakan juga label nama sehingga memudahkan kita mengenali ransum. Tak lupa pada setiap bagian bawah tumpukan karung ransum harus selalu diberi alas berupa balok kayu atau pallet plastik. Hal ini untuk menjaga agar ransum tidak menggumpal, berbau tengik, lembab dan tumbuh jamur.</span></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.22in; text-indent: 0.29in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Manajemen pengambilan dan pengeluaran ransum juga perlu dikontrol. Tentu kita sudah sering mendengar istilah FIFO (</span></span><i><span style="font-weight: normal;">first in first out)</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> dan FEFO (</span></span><i><span style="font-weight: normal;">first expired first out</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">)? Ransum yang sudah mendekati masa kadaluarsa (</span></span><i><span style="font-weight: normal;">expired date</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">) atau yang pertama datang, hendaknya segera diberikan ke ayam. Disinilah pentingnya pembuatan label pada setiap kelompok ransum. Sebaiknya tumpukan ransum dibedakan berdasarkan </span></span><i><span style="font-weight: normal;">supplier</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">, jenis ransum maupun masa kadaluarsanya. </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.22in; text-indent: 0.29in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Kita pun perlu mengatur pola pembersihan, desinfeksi atau kalau perlu penyemprotan insektisida di gudang ransum untuk mengurangi serangga yang bisa menurunkan kualitas ransum. Selain itu, stok ransum di gudang sebaiknya minimal bisa memenuhi kebutuhan selama 1 bulan. </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 9pt;">•<span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-style: normal;"><b>Tata Laksana Pemberian Ransum yang Baik</b></span></span></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.22in; text-indent: 0.28in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tata laksana pemberian ransum yang baik akan memastikan ayam memperoleh asupan ransum sesuai dengan kebutuhannya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Agar tujuan ini tercapai maka perlu memperhatikan :</span></span></span></div><ul><li><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Sesuaikan </span></span><i><span style="font-weight: normal;">feed intake</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> dengan kadar asupan nutrisinya</span></span></span></span></div></li>
</ul><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.49in; text-indent: 0.28in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">Feed intake</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> (FI) ayam antar peternakan satu dengan yang lainnya seringkali berbeda meski strainnya sama. Pun demikian dengan kualitas ransumnya. Oleh karena itu FI ini harus disesuaikan dengan standar asupan nutrisi. Berdasarkan data dari ISA </span></span><i><span style="font-weight: normal;">Brown Manual Management</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> (2010), ayam petelur saat HD 2% sampai umur 28 minggu membutuhkan asupan PK sebesar 17,2 - 17,6% dengan FI 115 g/ekor/hari. Namun jika FI nya mencapai 120 g/ekor/hari maka kadar PK ransumnya menurun menjadi 16,7 - 17,2%. Jadi yang perlu diperhatikan ialah kadar PK sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan makannya (FI). </span></span></span></span> </div><ul><li><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pengaturan periode pemberian ransum </span></span></span> </div></li>
</ul><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; text-indent: 0.3in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Untuk ayam dewasa pemberian ransum dapat dilakukan 2-3 x sehari sedangkan saat masa </span></span><i><span style="font-weight: normal;">brooding</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> bisa dilakukan 8-9 x sehari. Hal ini tidak lain agar nafsu makan optimal dan ransum tetap segar. Hendaknya dihindarkan pemberian ransum yang dilakukan sekaligus dalam jumlah banyak. Hal ini akan mengakibatkan penurunan nafsu makan dan kualitas ransum serta ransum menjadi lebih banyak yang tercecer. </span></span></span></span> </div><ul><li><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pengaturan tempat ransum</span></span></span></div></li>
</ul><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; text-indent: 0.3in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Tempat ransum ayam (</span></span><span style="font-style: normal;"><b>TRA</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">) yang akan digunakan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan diantaranya terbuat dari bahan yang aman (tidak toksik), awet, memudahkan ayam mengkonsumsi ransum dan mudah dibersihkan. Selain kualitas perlu diperhatikan juga jenis dan jumlah </span></span><span style="font-style: normal;"><b>TRA</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> yang digunakan. Untuk anak ayam (</span></span><i><span style="font-weight: normal;">layer</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> dan </span></span><i><span style="font-weight: normal;">broiler</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">) sampai umur 2-3 minggu hendaknya dipilih </span></span><span style="font-style: normal;"><b>Nampan Ransum DOC (NRDOC)</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> sedangkan ayam dewasa gunakan </span></span><span style="font-style: normal;"><b>TRA</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> 5 kg atau 7 kg. Untuk setiap 1.000 ekor ayam dibutuhkan sekitar 16-20 </span></span><span style="font-style: normal;"><b>NRDOC</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> dan 25-30 </span></span><span style="font-style: normal;"><b>TRA</b></span><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> 5 kg (Ketentuan ini merupakan pedoman umum yang dapat disesuaikan dengan kondisi peternakan). </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;">•<span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b> Modifikasi Ransum</b></span></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.23in; text-indent: 0.27in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Modifikasi ransum ini bisa disamakan dengan kita melakukan pencampuran ransum sendiri, baik yang sederhana (konsentrat, jagung, bekatul) maupun secara total (</span></span><i><span style="font-weight: normal;">self mixing</span></i><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">). Dengan demikian biaya ransum menjadi lebih murah. Namun, hal ini tentu memerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus, yaitu sebagai formulator. Medion, saat ini telah menyediakan jasa ini, jika Bapak Ibu memerlukannya bisa langsung menghubungi tenaga lapangan terdekat. </span></span></span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Ransum menjadi komponen penting dan menduduki porsi terbesar dalam biaya produksi peternakan. Meningkatkan efisiensi ransum akan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan yang akan kita peroleh. Selamat mencoba dan sukses selalu.</span></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Info Medion Edisi Februari 2011</span> </div><div align="justify"><span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).</b></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-83174162615055414152012-02-29T15:09:00.002-08:002012-02-29T15:09:24.840-08:00Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang<div align="center"><b><span style="font-family: univers,sans-serif;"><span style="color: #cc0000; font-size: x-small;">Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang</span></span></b></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <br />
</div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><img border="0" height="164" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Ayam.png" width="239" /><br />
<span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Modifikasi peternakan untuk menghadapi musim hujan dapat mengoptimalkan performa ayam</span></span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : Dok. Medion) </span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Di Eropa, empat musim mengharuskan setiap pelaku peternakan melakukan modifikasi agar tumbuh kembangnya ayam tetap berjalan optimal, misalnya menggunakan <i>closed house</i> dan pengaturan lingkungan di dalamnya. Hal yang sama juga sebaiknya dilakukan di Indonesia. Meskipun hanya ada dua musim, karena karakteristik musim hujan dan kemarau berbeda sehingga penyesuaian pun perlu dilakukan. Dengan penyesuaian tersebut maka ayam akan merasa nyaman dan produktivitas maksimal dapat terus tercapai. Kuncinya ialah mau mencoba karena jika tidak dicoba tentu kita tidak akan tahu hasilnya. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><b><span style="font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Karakteristik Kondisi Peternakan di Musim Hujan</span></span></b></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kondisi peternakan saat musim hujan tentu berbeda dengan saat musim kemarau. Curah hujan yang tinggi, suhu yang lebih rendah dan kelembaban tinggi adalah karakteristik umum musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi beberapa komponen peternakan seperti air minum, pakan, kandang dan bibit penyakit. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Air Minum</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Peningkatan curah hujan tentu akan menambah volume air tanah. Meski jumlahnya bertambah, hal ini justru sering memicu masalah baru yaitu penurunan kualitas air dan keterbatasan daya serap air oleh tanah.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Penurunan kualitas terjadi secara fisik maupun biologi (jumlah mikroorganisme). Secara fisik yaitu keruh, berbau dan bercampur lumpur. Air tanah yang bercampur lumpur akan mempermudah penyumbatan pipa-pipa air minum dan memicu terbentuknya <i>biofilm</i> (endapan di dalam pipa air minum yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya bibit penyakit).</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Terbatasnya daya serap air oleh tanah berpotensi menimbulkan dua masalah yaitu : </span></span> </div><ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Timbulnya genangan air ataupun banjir</span></span></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Baik genangan air maupun banjir sama-sama menimbulkan permasalahan pelik. Genangan air menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya parasit (serangga, cacing dan koksidia), bahkan bakteri terutama <i>E. coli</i> (penyebab colibacilosis) dan <i>Haemophillus paragallinarum</i> (penyebab korisa). Hal inilah yang memicu peningkatan jumlah kasus penyakit tersebut saat musim penghujan. Hal lebih buruk tentu akan terjadi bila banjir yang mencakup kerugian material (kerusakan dan hambatan transpotasi) maupun penyebaran penyakit. </span></span> </div><ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pencemaran air tanah oleh bakteri patogen </span></span></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Banyaknya jumlah air yang menembus pori-pori tanah akan mengubah struktur tanah. Dampaknya ialah pori-pori tanah membesar sehingga memungkinkan air membawa serta bakteri patogen, misalnya <i>E. coli</i> dari tanah di lapisan atasnya menuju sumber air tanah. Inilah jawaban mengapa sumber air tanah dapat tercemar <i>E. coli</i> dan berbagai bakteri lainnya.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Pakan</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pakan merupakan substrat kaya nutrisi yang juga mudah lembab. Sifat mudah lembab ini menjadi celah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro-organisme misalnya jamur. Saat musim hujan, kelembaban udara tinggi (80%) sehingga sangat mendukung pertumbuhan jamur terutama di pakan.</span></span></div><span style="color: black;"><br />
</span> <div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" height="171" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Pakan.png" width="209" /></span></div><div align="center"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pakan yang terkontaminasi jamur (berwarna hitam) dibandingkan dengan yang masih bagus</span></span></div><div align="center"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : en.ergonomic.com)</span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain penurunan mutu pakan baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun secara kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin. Mikotoksin adalah toksin (racun, <i>red</i>) yang dihasilkan oleh jamur. Fungsi mikotoksin bagi jamur sendiri, masih belum bisa dipastikan. Keberadaannya meningkat mengikuti pertumbuhan koloni jamur.</span></span></div><div align="justify" class="westeurn" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Dibandingkan itik, ayam relatif lebih tahan mikotoksin. Bagi ayam, mikotoksin menyebabkan kondisi<i> immunosuppresif</i> (gangguan kekebalan tubuh). Kondisi ini menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit. Meski begitu, ancaman kematian ayam secara serentak bisa terjadi. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3. Kandang</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kandang terbuka (<i>open house</i>) memang membuat ayam rentan terkena langsung dampak musim hujan. Naik turunnya suhu dan kelembaban, arah aliran angin yang fluktuatif, bahkan tampias air hujan yang masuk ke kandang adalah beberapa dampak langsung akibat datangnya musim hujan. Faktor tersebut tentu akan mempengaruhi stamina dan produktivitas ayam.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pada kandang <i>postal</i>, <i>litter</i> menjadi mudah lembab sehingga rentan menggumpal. <i>Litter</i> yang menggumpal harus dihindari karena merupakan tempat akumulasi ammonia di dalam kandang.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pada kandang panggung, faktor <i>drainase</i> (sistem pengaliran air, <i>red</i>) di sekitar kandang, letak feses terhadap tanah di sekitarnya dan ketinggian kandang terhadap tanah harus diperhatikan. Genangan air dapat timbul jika <i>drainase</i> di sekitar kandang kurang baik. Terlebih jika genangan air berada tepat di bawah kandang yang juga merupakan timbunan feses. Alhasil, feses menjadi becek dan menimbulkan sejumlah masalah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">4. Bibit Penyakit</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bibit penyakit di musim hujan sedikit berbeda dibandingkan musim kemarau. Penularan melalui udara yang sering muncul saat musim kemarau, memang agak berkurang di musim hujan. Tetapi penularan melalui air minum justru meningkat.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Namun hal ini tidak berarti penyakit pencernaan lebih dominan daripada penyakit pernapasan. Struktur anatomi ayam yang tidak mempunyai sekat pembatas hidung dengan rongga mulut menyebabkan ayam juga dapat terserang penyakit pernapasan melalui air minum misalnya korisa, CRD, AI, ILT dll.</span></span></div><span style="color: black;"><br />
</span> <div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" height="166" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Infeksi.png" width="248" /></span></div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Perdarahan di usus buntu akibat infestasi <i>Eimeria tenella </i><span style="font-style: normal;">(koksidiosis), merupakan kasus yang sering merebak di musim hujan<br />
(Sumber : Dok. Medion)<br />
</span></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Peningkatan populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Lebih jauh, hal ini akan dijelaskan di bagian suplemen. Serangga inilah yang membawa agen penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum. Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri <i>E. coli</i> memiliki daya ta-han lebih baik saat di luar tubuh ayam.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><b><span style="font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Modifikasi Peternakan</span></span></b></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Beberapa perubahan lingkungan yang terjadi saat musim hujan sudah cukup untuk membuat ayam stres. Tanpa tindakan nyata, stres akan memicu penurunan daya tahan tubuh ayam yang akhirnya mengganggu produktivitas ayam. Melalui Info Medion ini, kami menawarkan modifikasi sederhana metode pemeliharaan saat musim hujan yaitu :</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Modifikasi Air</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Dominannya penularan penyakit di musim hujan melalui air minum harus ditanggapi dengan perbaikan kualitas air minum yaitu:</span></span></div><ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pembuatan instalasi air minum terpadu</span></span></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Membuatnya tidak serumit dan semahal kalimat di atas karena komponennya ada di sekitar kita. Intinya adalah membuat air minum memenuhi syarat baku mutu air, di antaranya adalah bebas dari bibit penyakit misalnya jumlah bakteri <i>E. coli</i> = nol/<i>zero</i>, jernih, tidak berasa dan tidak berbau.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Minimal, instalasi air minum terdiri atas penampungan air tanah pertama, pengendapan, penyaringan dan desinfeksi di <i>torn</i> masing-masing kandang. Prosesnya dimulai dari pengambilan air tanah menuju <i>torn</i> untuk diendapkan. Selain secara alami, pengendapan dapat dibantu dengan pemberian tawas (2,5 g untuk 20 liter air minum). Tawas juga dapat diberikan di kolam penampungan.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Air lalu dialirkan melewati penyaringan menuju kolam penampungan. Penyaringan bisa menggunakan kawat berlubang kecil yang diletakkan di bagian pertengahan atas <i>torn</i>. Lakukan pembersihan saringan dan pengangkatan endapan minimal seminggu sekali agar instalasi air minum tetap berfungsi optimal.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Di kolam penampungan air, dapat dilakukan berbagai tindakan perbaikan kualitas fisik air (bau, kejernihan, rasa dan sebagainya) yaitu melewatkan air melalui lapisan pasir, arang kelapa dan batuan. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Arang kelapa akan menyerap bau sedangkan batuan akan menjernihkan dan menahan pasir yang terbawa air. Terakhir, air dialirkan ke torn untuk didesinfeksi sebelum diberikan ke ayam.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Desinfeksi air bisa menggunakan <b>Medisep</b> 3 ml/10 liter air minum, <b>Desinsep</b> 30 ml/1000 liter air minum dan <b>Neo Antisep</b> 3 ml/7,5 liter air minum. Desinfeksi air sebaiknya dilakukan sesudah pengendapan agar desinfektan bekerja lebih efektif karena senyawa dalam desinfektan mudah terpengaruh oleh adanya molekul organik (molekul yang mengandung ion karbon) di dalam endapan tanah</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" height="291" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_BaganAir.png" width="575" /></span></div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bagan penyaringan air minum sederhana</span></span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : Dok. Medion)</span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><ul><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tindakan lain</span></span></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Alangkah baiknya, jika pembuatan instalasi air dibarengi peninjauan kondisi sumur terhadap tumpukan feses dan pemeriksaan kualitas air minum. Jarak minimal keduanya ialah 10 meter. Makin dekat, air rentan terkontaminasi feses. Jarak yang sama juga berlaku untuk <i>septic tank</i> dan kolam pengolahan limbah lainnya.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain jarak, arah aliran air tanah juga patut diperhatikan. Sebaiknya sumber air tanah untuk sumur terletak lebih tinggi daripada sumber air di bawah tempat feses karena air mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Jika tidak, air mengalir dari tempat feses ke sumur yang akan meningkatkan resiko pencemaran air sumur oleh bibit penyakit dari feses yang terbawa aliran air. Jika air sumur terletak lebih dalam, lakukan sanitasi air. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Modifikasi Kandang</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Modifikasi pada kandang <i>open house</i> diharapkan dapat menekan dampak musim hujan bagi ayam. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">a. Penanganan feses</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Feses di bawah kandang panggung harus dibersihkan sebelum musim hujan datang. Selain karena faktor kualitas udara, feses yang kering “lebih bersahabat” bagi pekerja pengangkat feses. Bau yang menyengat karena akumulasi ammonia yang dikeluarkan dari feses yang basah beresiko mengganggu kesehatan pekerja. Feses basah juga mengandung bibit penyakit yang dapat menginfeksi pekerja seperti <i>E. coli</i>, <i>Mycobacterium</i> sp. dan <i>Salmonella</i> sp.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Setelah feses diangkat, tinggikan tanah di pertengahan bawah kandang dan buat melandai turun menuju luar kandang. Di luar kandang, buat parit kecil di sekitar kandang yang akan menampung air dari tumpukan feses menuju tempat pengolahan limbah. Sistem ini akan mencegah terbentuknya genangan air di bawah kandang, meminimalisir bau dan membantu mempercepat keringnya feses.</span></span><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">b. Penanganan <i>litter</i></span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Di kandang <i>postal</i>, <i>litter</i> harus dijaga tetap kering. Segera ganti <i>litter</i> yang menggumpal jika hanya sedikit <i>litter</i> yang menggumpal. Dan tambahkan <i>litter</i> baru di atas <i>litter</i> lama jika banyak <i>litter</i> yang menggumpal dan segera angkat saat kosong kandang. Lebih berhati-hati saat mengganti air minum ialah satu tips mudah dan efektif mengurangi <i>litter</i> menggumpal.</span></span></div><div align="center" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in;"><span style="color: black;"><img align="left" border="0" height="179" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Kandang2.png" width="270" /><img border="0" height="179" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Kandang.png" width="279" /><br />
</span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pembersihan feses di bawah kandang (kiri) pembuatan parit-parit di sekitar kandang akan mengalirkan air dan mencegah genangan air (kanan) (Sumber: Dok. Medion)</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"> c. </span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Perbaikan fisik</span></span></div><div align="justify"><ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pemeriksaan kondisi atap, dinding dan lantai kandang. Perbaiki atap yang bocor. Lebarkan atap jika dirasa tampias air hujan masih mengenai ayam. Dinding kandang harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin yang masuk ke kandang. Ganti kayu yang lapuk dengan yang baru agar tidak menjadi sarang serangga</span></span></li>
</ul><ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tirai, sebagai dinding tambahan, harus difungsikan secara optimal. Manajemen tirai yang baik akan melindungi ayam dari cengkeraman suhu rendah dan angin, khususnya ayam usia muda. Keputusan membuka dan menutup tirai dapat disesuaikan dengan kecepatan angin, suhu maupun curah hujan</span></span></li>
</ul></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.6in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tirai ditutup saat angin berhembus kencang, suhu rendah atau saat hujan lebat. Jika perlu, tirai dua lapis dapat digunakan. Sebaiknya pembukaan tirai dari atas ke bawah agar ayam tidak terkena dampak langsung dari perubahan cuaca </span></span> </div><div align="justify"> <ul style="margin-left: 0.2in;"><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Desinfeksi kandang. Lakukan penyemprotan desinfektan ke kandang. <b>Formades</b> dan <b>Sporades</b> untuk kandang kosong sedangkan <b>Zaldes</b>, <b>Medisep </b><span>dan</span> <b>Antisep</b> untuk kandang berisi ayam</span></span></li>
</ul></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3. Modifikasi Penanganan Pakan</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kualitas pakan harus tetap terjaga hingga dikonsumsi oleh ayam. Oleh karena itu, peternak sebaiknya melakukan beberapa tindakan yaitu:</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"> <span style="font-size: x-small;">a. Saat di gudang</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kelembaban udara yang relatif lebih tinggi (kelembaban ideal : 60%) dibanding musim kemarau menyebabkan jamur mudah berkembang. Perlu diketahui jamur sangat mudah berkembang saat kelembaban 80-90% dengan suhu 10-42<sup>o</sup>C. Lakukan serangkaian tindakan penanganan antara lain:</span></span></div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Memastikan kadar air dalam pakan tidak lebih dari 14%. Pakan yang memiliki kadar air lebih dari 14% lebih mudah ditumbuhi jamur karena lembab. Hal serupa juga akan terjadi bila pakan terkena percikan air atau berkontak dengan udara. Untuk itu, periksa juga apakah ada karung pakan yang sobek </span></span> </div></li>
<li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Menambahkan anti jamur (<i>mould inhibitor</i>) ke dalam pakan. Biasanya mengandung asam yang bekerja mengubah pH pakan menjadi lebih rendah sehingga jamur tidak bisa tumbuh. Oleh karena itu, kadang <i>mould inhibitor</i> bisa berfungsi juga sebagai <i>feed acidifier</i> yang akan menurunkan pH lambung ayam agar jamur yang masuk ke tubuh ayam tidak dapat berkembang. Selain itu, merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan sehingga nutrisi dalam ransum dicerna lebih baik</span></span></div></li>
<li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Toxin binder</i> (pengikat racun misalnya mikotoksin) dapat ditambahkan ke dalam pakan. Salah satu contoh<i> toxin binder</i> adalah <i>sodium bentonite</i></span></span></div></li>
</ul><div align="center" class="western" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><img border="0" height="163" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Jan/AUJan2010_Kayu.png" width="224" /></span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Penggunaan kayu sebagai alas pakan dapat mencegah pakan menjadi lembab</span></span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber : Dok. Medion) </span></span></div><ul><li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Melakukan pembatasan masa penyimpanan pakan yaitu tidak melebihi 10 hari. Selain itu, sediakan alas di bawah tumpukan pakan agar tidak kontak langsung dengan lantai. Tindakan tersebut akan mencegah pakan lembab dan akhirnya menggumpal terutama yang paling bawah. Pilih kayu yang tidak mudah lapuk dan sulit basah seperti kayu jati dan meranti. Lakukan juga pemeriksaan berkala kondisi alas pakan agar tidak menjadi sumber jamur</span></span></div></li>
<li><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Metode <i>first in first out</i> (FIFO) yang berarti pakan yang pertama kali datang adalah pakan yang pertama kali diberikan ke ayam </span></span> </div></li>
</ul><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain jamur, perhatikan pula adanya kutu, tikus dan serangga. Hewan tersebut pun bisa memakan dan merusak pakan sehingga kadar nutrisinya menurun serta berpotensi menyebarkan penyakit.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">b. Saat pemberian</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kualitas pakan cepat menurun saat terpapar udara. Oleh karena itu, lakukan pembagian pemberian pakan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan pakan diberikan dua kali yaitu di pagi dan sore hari. Ikuti petunjuk pemberian pakan sesuai standar dari <i>breeder</i>. Dua tindakan tersebut akan menekan bahkan menghindari pakan tersisa yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur. Sebelum diberikan pakan, hendaknya tempat pakan dibersihkan dahulu dari sisa-sisa air dan pakan lama. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tindakan membolak-balikkan pakan, selain akan menggugah selera makan ayam, juga dapat memperlambat penurunan kualitas pakan. Pakan yang tidak dibolak-balik akan memberi kesempatan jamur untuk menempel dan tumbuh di pakan. </span></span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.4in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in;"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">4. Modifikasi Tubuh Ayam</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Fokusnya adalah memperbaiki kondisi tubuh ayam agar tahan terhadap kondisi lapang. Oleh karena itu, peternak patut mengedepankan tindakan-tindakan pencegahan yaitu:</span></span></div><div align="justify"><ul><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pemberian multivitamin sebagai<i> feed supplement</i> seperti <b><span>Fortevit</span></b> dan <b>Vita Stress </b>akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam</span></span></li>
</ul><ul><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Melaksanakan program vaksinasi sesuai jadwal. Beri perhatian terhadap penyakit-penyakit yang meningkat saat di musim hujan seperti ND, AI, korisa dan IB</span></span></li>
</ul><ul><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Melaksanakan program <i>deworming</i> (pemberian obat cacing) rutin terutama di peternakan <i>layer</i> yang memiliki masa hidup lebih lama. Beri obat cacing saat ayam berumur 1 bulan atau saat pindah ke kandang baterai. Pengulangan obat berdasarkan tipe kandang dan jenis cacing yang akan dibasmi. Untuk kandang <i>postal</i> berikan tiap 1 bulan sedangkan kandang baterai tiap 3 bulan. Menghadapi cacing gilik, <i>deworming</i> sebaiknya diulang tiap 1-2 bulan, untuk cacing hati tiap 3-4 bulan sedangkan cacing pita tiap 1 bulan</span></span></li>
</ul><ul><li><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Cleaning program</i> (aplikasi antibiotik sebagai tindakan pencegahan). Akan lebih efektif jika peternak juga memiliki data kejadian penyakit sehingga <i>cleaning program</i> dapat benar-benar dilakukan sebelum penyakit terjadi. </span></span></li>
</ul></div><div align="justify"><span style="color: black; font-family: univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Lakukan dan lihatlah hasilnya. Semoga modifikasi sederhana ini bisa membantu Anda dalam menghadapi musim hujan ini. Sukses selalu!</span></span></div><br />
<span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Info Medion Edisi Januari 2010</span><div align="justify"><span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).</b></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-82708439799747509362012-02-29T15:05:00.000-08:002012-02-29T15:05:11.061-08:00Dasar Formulasi Ransum<div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> Perubahan cuaca yang tidak menentu menyebabkan pola hasil panen pertanian (khususnya bahan baku ransum) menjadi menurun baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu) nya. Hal ini memicu terjadinya kenaikan harga ransum sehingga berimbas pada membengkaknya biaya ransum. Salah satu cara untuk mengurangi resiko membengkaknya biaya tersebut yaitu dengan membuat ransum sendiri (<i>self mixing</i>). </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Tahapan <i>Self Mixing</i></b></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tahapan dalam membuat ransum sendiri adalah :</span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Mengetahui kandungan bahan baku ransum dan standar kebutuhan nutrisi ransum</span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.26in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bahan baku ransum ayam sebagian besar merupakan hasil pertanian (berupa jagung, kedelai, bekatul), dimana pertanian di Indonesia saat ini masih tergantung pada musim. Hal ini ikut menentukan kualitas bahan baku ransum, sehingga dibutuhkan kecermatan dalam memilih bahan baku tersebut. </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.26in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pemilihan bahan baku ransum dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, kita dapat memilih berdasarkan sifat fisik seperti warna, tekstur, bau/aroma, ukuran partikel, bentuk, adanya bahan asing, adanya serangga seperti kutu dll. Untuk hal ini diperlukan pengalaman agar dapat menentukan kualitas secara baik. </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.26in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Secara kuantitatif, pemilihan bahan baku ransum didasarkan pada analisis kandungan nutrisi secara lengkap seperti kadar air, protein kasar, lemak, mineral dll. Di dalam komposisi bahan baku kadang kala ditemukan adanya antinutrisi, seperti antitripsin, tanin, saponin maupun toksin (mikotoksin) yang akan bekerja mengganggu sistem organ di dalam tubuh ayam.</span></span></span></div><div style="text-align: center;"><img alt="" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2011/Sept2011/tabel%20suplemen.gif" /></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.26in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Oleh karena itu, kandungan nutrisi dari bahan baku ransum mutlak harus diketahui oleh seorang peternak untuk menyusun ransum. Data-data kandungan nutrisi dapat diperoleh dari buku, hasil penelitian, analisis laboratorium maupun data <i>supplier</i>. Selain kandungan nutrisi, jumlah kebutuhan nutrisi juga wajib diketahui. Dalam usaha peternakan ayam, kebutuhan nutrisi masing-masing ayam berbeda sesuai dengan periode pemeliharaan, jenis dan strain ayam </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Mendata bahan baku yang ada </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.23in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat ransum ayam yaitu jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung daging, tepung ikan, tepung tulang, tepung batu, DCP (<i>dicalcium phosphate</i>), minyak ikan, minyak kedelai, dll. Bahan baku yang akan digunakan harus memenuhi syarat yaitu :</span></span></span></div><ul><li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Memiliki kandungan nutrisi yang baik</span></span></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Kandungan nutrisi yang perlu diketahui antara lain energi metabolisme (EM), protein kasar, lemak, serat kasar, air, kalsium, fosfor maupun asam amino. Bahan baku utama penyusun ransum biasanya dikatakan memiliki kandungan nutrisi yang baik jika memiliki kandungan EM dan protein kasar yang tinggi serta serat kasarnya rendah. Kandungan nutrisi yang baik tersebut terdapat dalam bahan baku yang kualitas fisik, kimia dan biologinya juga baik</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Ketersediaannya kontinyu</span></span></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Bahan baku yang akan digunakan harus terjamin ketersediaannya (mudah didapat), karena pergantian bahan baku yang terlalu sering dapat menyebabkan stres dan gangguan produksi pada ayam. Di Indonesia, kontinyuitas atau ketersediaan bahan baku ransum secara rutin dengan kualitas yang stabil menjadi permasalahan yang cukup sulit diatasi. Terlebih lagi, jika penggunaan bahan baku tersebut masih harus bersaing dengan pemenuhan kebutuhan manusia, contohnya pada kasus ketersediaan jagung dan kedelai. </span></span></span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Untuk menekan biaya ransum, hendaknya dalam </span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">self mixing</span></i></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;"> kita dapat meminimalkan penggunaan bahan baku konvensional, contohnya seperti jagung dan kedelai tersebut. Ada baiknya jika kita bisa memanfaatkan bahan baku non konvensional yang ada di daerah sekitar peternakan seperti limbah perikanan, sorgum, bungkil kelapa sawit, bungkil biji matahari maupun tepung gaplek sebagai campuran ransum dalam </span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">self mixing</span></i></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Harganya kompetitif</span></span></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Biaya ransum mencakup 70-80% dari seluruh biaya pengelolaan peternakan. Dengan harga bahan baku yang kompetitif diharapkan biaya ransum dapat ditekan</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Tidak mengandung racun/antinutrisi</span></span></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Syarat mutlak bahan baku ransum yaitu tidak mengandung racun (toksik) yang dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas ayam. Selain itu, perhatikan juga zat anti nutrisi dalam ransum yang dapat menurunkan kecernaan ransum. Adanya zat antinutrisi seringkali menjadi faktor penghambat dalam pemakaian bahan baku ransum alternatif</span></span></span></span></span></div></li>
</ul><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3. Melakukan formulasi ransum</span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.23in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Formulasi ransum biasanya dilakukan dengan menerapkan program optimalisasi. Yaitu pemakaian bahan baku yang optimal dengan harga serendah-rendahnya, namun mampu memenuhi kebutuhan nilai nutrisi yang dibutuhkan ayam. Untuk membuat suatu formulasi ransum dapat digunakan metode <i>trial and error </i>(coba-coba), rumus aljabar (<i>person's square method</i>) atau <i>linier programming least cost formulation</i> (Brill, WinFeed, dll). </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> Langkah-langkah dalam membuat formulasi ransum, pertama kita harus menentukan persentase pembatasan formulasi ransum yaitu batasan maksimal dan minimal suatu bahan baku dapat digunakan (dilihat dari kandungan nutrisi dan zat antinutrisi yang mungkin ada). Jika tidak dilakukan pembatasan, resiko kelebihan dan kekurangan nutrisi akan berdampak pada tidak tercapainya efisiensi ransum. Pembatasan harga juga perlu diperhitungkan. </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><i>Feed Supplement </i>Sebagai Pelengkap Nutrisi</b></span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Seringkali dalam penyusunan ransum ini kurang diperhatikan kecukupan nutrisi mikro seperti asam amino, vitamin dan mineral. Hal ini bisa dikarenakan adanya keterbatasan data mengenai nutrisi tersebut. Ditambah lagi dengan sifat nutrisi mikro yang mudah mengalami kerusakan baik saat proses produksi, penyimpanan maupun distribusi sehingga kadarnya menurun, terutama untuk vitamin. Melihat kondisi ini perlu sekiranya kita memberikan penambahan <i>feed supplement</i>, yaitu pakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mikro esensial tersebut. </span></span></span> </div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Contoh <i>feed supplement </i>yang bisa kita tambahkan ialah<b> Top Mix</b>. <b>Top Mix</b> mengandung multivitamin, asam amino, mineral, antioksidan dan <i>growth promoter antibiotic</i> yang berfungsi meningkatkan kualitas ransum. Dosis penggunaan<b> Top Mix</b> bermacam-macam sesuai dengan jenis ayam, namun untuk ayam petelur, penggunaannya sebanyak 2-4 g<b> Top Mix</b> tiap kg ransum. Selain <b>Top Mix</b>, ada pula <b>Mineral Feed Supplement A</b>.</span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain dengan pemberian<i> feed supplement</i>, lakukan pula kontrol manajemen penyimpanan ransum, yaitu dengan :</span></span></span></div><ul><li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Berikan alas (</span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">pallet</span></i></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">) pada tumpukan ransum</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Atur posisi penyimpanan ransum sesuai dengan waktu kedatangan (</span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">first in first out</span></i></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">, FIFO) maupun </span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">expired date</span></i></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">-nya (</span></span></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-weight: normal;">first expired first out</span></i></span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">, FEFO)</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Simpan ransum dalam tempat yang tertutup dan terhindar dari sinar matahari langsung</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Perhatikan suhu dan kelembaban tempat penyimpanan ransum</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Sebaiknya ransum disimpan dalam gudang penyimpanan tidak lebih dari 21-30 hari agar kualitas nutrisi di dalamnya tidak menurun</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Hindari penggunaan karung tempat ransum secara berulang dan bersihkan gudang secara rutin</span></span></span></span></span></div></li>
<li><div align="JUSTIFY" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="font-weight: normal;">Saat ditemukan serangga, segera atasi mengingat serangga mampu merusak lapisan pelindung biji-bijian sehingga bisa memicu tumbuhnya jamur</span></span></span></span></span></div></li>
</ul><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in;"> <br />
</div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Dalam aplikasi di lapangan, untuk menekan biaya ransum selain membuat ransum murni <i>self mixing</i> dari beberapa bahan baku ransum yang tersedia, peternak juga dapat membuat ransum campuran. Ransum campuran yang dimaksud yaitu merupakan kombinasi antara ransum pabrikan dengan ransum hasil<i> self mixing</i>. Misalnya saja konsentrat yang dicampur dengan jagung, bekatul dan bahan lainnya.</span></span></span></div><div align="JUSTIFY" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa <i>self mixing</i> merupakan salah satu cara yang dapat diambil untuk menekan biaya ransum dalam usaha peternakan. Kunci keberhasilan <i>self</i> <i>mixing</i> itu sendiri bukan hanya tergantung dari cara kita memformulasikan ransum, melainkan juga kontrol terhadap kualitas dan kontinyuitas bahan baku yang kita gunakan. Dan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi mikro esensial, gunakan <i>feed supplement</i>. Salam.</span></span></span></div><br />
<div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Info Medion Edisi September 2011</span> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-80798470433444483932012-02-29T15:01:00.002-08:002012-02-29T15:01:59.831-08:00Suhu dan Kelembaban Terkontrol, Ayam Nyaman<div align="center" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b style="color: #cc0000; font-size: 10pt;">Suhu dan Kelembaban Terkontrol, Ayam Nyaman</b></span></span></div><div align="center" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"><br />
</div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain kualitas pakan, air minum dan udara, peternak juga perlu memperhatikan suhu dan juga kelembaban pada saat <i>brooding</i>. Tujuannya tentu agar si ayam nyaman sehingga produktivitasnya optimal. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Sistem Thermoregulatori Ayam</b></span></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in; text-indent: 0.4in;"><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;"><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">Disebut juga sistem pengaturan suhu tubuh, dimana pada ayam bersifat homeotermik atau suhu tubuh ayam relatif stabil pada kisaran tertentu yaitu 40-41</span></span></span><sup><span style="font-style: normal;"><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">o</span></span></span></sup><span style="font-style: normal;"><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">C. Namun saat berumur 0-5 hari, ayam masih belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Ayam baru bisa mengatur suhu tubuhnya secara optimal sejak umur 2 minggu. Oleh karena itu, peran </span></span></span><i><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">brooder </span></span></i><span style="font-style: normal;"><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">(pemanas) sangat</span></span></span><i><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;"> </span></span></i><span style="font-style: normal;"><span style="text-decoration: none;"><span style="font-weight: normal;">penting untuk menjaga suhu kandang tetap dalam zona nyaman ayam (Tabel 1).</span></span></span></span></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tabel 1. Suhu dan Kelembaban Udara yang Nyaman Bagi Ayam</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" height="227" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Juli/S_tabel%20kelembaban%20dan%20suhu%20ideal.jpg" width="393" /></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Sumber : <i>Ross Manual Management, 2009 </i> dan <i>ISA Brown Manual Management </i>(2007)</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Selain suhu, kelembaban udara (kadar air terikat di dalam udara) juga perlu diperhatikan karena kelembaban akan mempengaruhi suhu yang dirasakan ayam. Hal ini disebabkan pengeluaran panas tubuh ayam dilakukan melalui <i>panting</i>. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Keterkaitan antara keduanya terhadap suhu yang dirasakan anak ayam tampak dalam Tabel 2. Dimana semakin tinggi kelembaban, suhu efektif yang dirasakan ayam juga semakin tinggi. Sebaliknya, ayam akan merasakan suhu yang lebih dingin dibanding suhu lingkungan ketika kelembaban rendah.</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"><br />
</div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tabel 2. Pengaruh Kelembaban terhadap Suhu yang Dirasakan Ayam</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: black;"><img border="0" height="282" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Juli/S_Tabel%20kelembaban%20dan%20suhu%20aktual.jpg" width="339" /></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Sumber : <i>Ross Manual Management (</i>2009)</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"><br />
</div><div align="justify" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Pengaruh terhadap Produktivitas</b></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Saat suhu dan kelembaban udara tidak nyaman, ayam akan merespon dengan berbagai cara diantaranya :</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Saat suhu terlalu dingin</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Saat suhu terlalu dingin, otak akan merespon dengan meningkatkan metabolisme untuk menghasilkan panas. Dibandingkan ayam dewasa, efek suhu dingin lebih terlihat pada masa <i>brooding </i>ketika<i> </i>sistem thermoregulatori belum optimal.</span></span></div><span style="color: black;"><span class="sd-abs-pos" style="height: 127px; left: 3.08in; position: absolute; top: 2.68in; width: 224px;"> </span></span> <div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Suhu yang dingin bisa disebabkan suhu <i>brooding </i>yang terlalu rendah, <i>litter</i> dingin atau basah maupun air minum yang terlalu dingin. Peternak dapat menganalisa penyebab suhu dingin dari tingkah laku anak ayam. Ayam yang berkerumun di bawah <i>brooder</i>, bisa dikarenakan suhu <i>brooder</i> terlalu dingin. <i>Litter</i> yang dingin atau basah juga bisa menampakkan gejala demikian, ditambah dengan perilaku ayam yang diam, meringkuk dan kondisi kaki yang basah. Toni Unandar (konsultan perunggasan), yang mengambil dari beberapa sumber menyebutkan, jika ayam nyaman dengan suhu kandang maka dalam tempo 15 detik setelah ditebar, DOC akan melakukan aktivitas biologis lanjutan seperti bergerak, makan atau minum.</span></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"><span style="color: black;"><img border="0" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Juli/S_ayam%20kedinginan.jpg" /></span> </div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Ayam berkerumun di bawah <i>brooder</i> menandakan suhu yang terlalu dingin<br />
(Sumber : Anonimous)</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Saat suhu terlalu panas</span></span></div><div align="justify" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;">Kasus </span><i>heat stress</i><span style="font-style: normal;"> lebih sering terjadi pada ayam dewasa karena lebih banyak menghasilkan panas sehingga lebih mudah stres. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa mekanisme pengeluaran panas pada ayam adalah </span><i>panting</i><span style="font-style: normal;">. Mekanisme ini biasanya menjadi jalan terakhir yang dipilih ayam. Sebelumnya ayam akan melakukan perluasan area permukaan tubuh (melebarkan/menggantungkan sayap) dan melakukan </span><i>peripheral vasodilatation</i><span style="font-style: normal;"> (meningkatkan aliran darah perifer terutama di jengger, pial dan kaki).</span></span></span></div><div align="justify" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;">Saat panas, konsumsi pakan akan menurun sedangkan air minum justru meningkat, sehingga terkadang terjadi feses encer serta penurunan produktivitas akibat asupan nutrisi tidak terpenuhi dan gangguan metabolisme tubuh. Kematian juga sering ditemukan terutama jika </span><i>panting</i><span style="font-style: normal;"> sudah tidak mampu menurunkan suhu tubuh secara optimal.</span></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Manajemen Suhu dan Kelembaban</b></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Beberapa modifikasi yang bisa dilakukan agar ayam nyaman, yaitu :</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Membuat <i>database</i> suhu dan kelembaban di kandang kita</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bahasa mudahnya, pencatatan mengenai suhu dan kelembaban di kandang baik pagi, siang, sore, malam maupun dini hari. Termasuk pula respon ayam saat pencatatan, apakah ada yang <i>panting</i>. Dari sini akan terlihat rangkuman rentang suhu dan kelembaban ideal dimana tidak terjadi <i>panting</i>. Jadi ketika suhu atau kelembaban melebihi rentang ideal tersebut, peternak dapat segera bertindak. </span></span> </div><div align="justify" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: normal;">Dalam satu kandang, minimal ada 3-5 titik untuk mengukur suhu dan kelembaban yaitu bagian depan, tengah, belakang, atas (dekat genting) dan lantai kandang. Agar lebih mudah dan cepat dalam pengamatan tempatkan </span><span style="font-style: normal;"><b>Thermohygrometer</b></span><span style="font-style: normal;"> di tiap kandang. Untuk kandang brooder, gantungkan sebuah </span><span style="font-style: normal;"><b>Thermohygrometer </b></span><span style="font-style: normal;">di </span><i>chick guard </i><span style="font-style: normal;">sedangkan</span><i> u</i><span style="font-style: normal;">ntuk kandang postal tanpa </span><i>brooder</i><span style="font-style: normal;">, </span><span style="font-style: normal;"><b>Thermohygrometer</b></span><span style="font-style: normal;"> ditempatkan di bagian tengah kandang dengan ketinggian 40-60 cm.</span></span></span></div><div align="center" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"><span style="color: black;"><img border="0" height="208" src="http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/tatalaksana/2010/Juli/S_picture%2002.jpg" width="310" /></span> </div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Gunakan <b>Thermohygrometer</b> untuk mendeteksi suhu dan kelembaban secara akurat dan cepat<br />
(Sumber : Dok. Medion)</span></span></div><div align="center" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none;"> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Pengaturan kepadatan</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kandang yang terlalu padat akan meningkatkan suhu kandang. Lakukan pengaturan kepadatan maupun memperluas kandang. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3. Pemberian vitamin dan elektrolit</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Vitamin C dan E akan membantu menekan efek <i>heat stres</i> maupun <i>cold stress</i>. Elektrolit akan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh ayam. <b>Vita Stress </b>dapat menjadi solusi yang menyediakan keduanya. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">4. Manajemen buka tutup tirai</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Sistem ventilasi yang baik, sangat efektif untuk menurunkan suhu dalam kandang. Buka tirai kandang saat suhu meningkat. Saat angin bertiup kencang atau suhu turun, tirai kandang dapat diturunkan, dengan syarat bagian atas tirai tetap dibuka selebar 20-30 cm agar sirkulasi udara tetap terjaga. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">5. Penambahan kipas</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kandang yang terlalu lebar serta padat ataupun daerah peternakan yang memiliki kecepatan angin kurang, dianjurkan menambahkan kipas. Kipas dapat dipasang di tengah, ujung maupun samping kandang. Kecepatan kipas mengeluarkan udara juga perlu disesuaikan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan tidak lebih dari 2,5 m/detik sedangkan untuk masa <i>brooding</i>, tidak lebih dari 0,3-0,6 m/detik. Perlu diperhatikan pula bahwa angin jangan langsung mengenai tubuh ayam (minimal dipasang 20-30 cm dari lantai).</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">6. Sistem hujan atau kabut buatan</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Sistem hujan buatan dilakukan di luar kandang sedangkan kabut buatan dilakukan di dalam kandang. Fungsinya sama-sama untuk menurunkan suhu saat cuaca mulai terasa panas, sekitar jam 10.00-14.00. Jika dinyalakan saat sudah panas (11.30-12.30), akan menyebabkan perubahan suhu yang tinggi sehingga ayam bisa semakin stres. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7. Modifikasi konstruksi kandang</span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bila memiliki dana berlebih, kami anjurkan untuk merekonstruksi kandang. Idealnya ketinggian kandang 1,5-2 meter dengan jarak antar kandang ialah 1 x lebar kandang. Atap dari genting dianjurkan karena dapat menahan panas sehingga kandang lebih dingin. </span></span> </div><div align="justify" style="font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none;"> <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>8. Closed house</i></span></span></div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bila mempunyai dana berlebih, Anda juga bisa membangun <i>closed house </i>sebagai solusi pamungkas meski investasinya juga relatif besar. </span></span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.2in; text-decoration: none; text-indent: 0.2in;"> <span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; text-decoration: none; text-indent: 0.4in;"> <span style="color: black; font-family: Univers,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Semoga sekelumit keterangan kami dapat membantu Anda dalam mengontrol suhu dan kelembaban kandang. Sehingga ayam kita menjadi nyaman dan produktivitasnya optimal. Salam.</span></span></div><div align="justify" class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span style="color: black;"><br />
</span> </div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"> <span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Info Medion Edisi Juli 2010</span> </div><div align="justify"><span style="color: black; font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).</b></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-35866005542430896602012-02-29T14:55:00.000-08:002012-02-29T14:55:01.478-08:00PERBANDINGAN DAN PERSAMAAN PEMELIHARAAN BEBEK DENGAN BROILER<b> <span style="font-size: large;">Saya ingin memberikan perbandingan antara pemeliharaan bebek dengan ayam ,karena banyak persamaan dalam pemeliharan kedua jenis unggas tersebut jika diperuntukan sebagai ternak pedaging</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"> </span></b> <br />
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, meningkat pula kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Salah satu sumber protein adalah daging ayam broiler. Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam broiler tidak kalah dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam broiler mudah didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan ayam broiler relatif singkat yaitu 35 hari.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Meskipun tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia sudah tinggi, namun belum diiringi dengan kenaikan populasi dan produksi ayam broiler itu sendiri. Hal ini disebabkan karena manajemen pemeliharaan yang belum baik dan efektif. Hanya sebagian kecil dari peternakan rakyat yang sudah menerapkan manajemen pemeliharaan yang sesuai dan diikuti dengan penerapan teknologi. Ini merupakan salah satu hambatan dalam peningkatan populasi ayam broiler. Padahal jika kita lihat, Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang baik untuk pengembangan ayam broiler, terutama temperature luar yang lebih rendah dibandingkan dengan temperature tubuh ayam. Sehingga peluang pemeliharaan ayam broiler di Indonesia masih sangat terbuka lebar.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Melalui praktikum Manajemen Ternak Unggas ini, diharapkan akan diketahui cara pemeliharaan ayam mulai dari DOC sampai finisher, peralatan yang digunakan, pemberian pakan, vaksinasi dan sistem perkandangan sehingga pada akhirnya dapat diterapkan di lapangan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>BAB II</b></div><h1>TINJAUAN PUSTAKA</h1><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><h1>Ayam Broiler</h1><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Ayam broiler merupakan<span> </span>hasil teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak (Murtidjo, 1987). Menurut North (1984) pertambahan berat badan yang ideal adalah 400 gram per minggu untuk jantan dan untuk betina 300 gram per minggu.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai<span> </span>dengan yang dikehendaki pada waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang ttepat. Kandungan energi pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya, dan ayam jantan memerlukan energi yang lebih banyak daripada betina, sehingga ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak, (Anggorodi, 1985). Hal-hal yang terus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran. Banyak kendala yang akan muncul apabila kebutuhan ayam tidak terpenuhi, antara lain penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan bila ayam dipanen lebih dari 8 minggu akan menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien dibandingkan kenaikkan / penambahan berat badan, sehingga akan menambah biaya produksi (Anonimus, 1987)</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div align="center" class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>Perkandangan</b></div><div align="center" class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996). Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk kandang dan kondisi tempat yang tersedia, keadaan tanah yang akan dipergunakan, biaya yang tersedia dan bahannya. Sedangkan fungsi kandang antara lain: untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk mempermudah tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar (predator).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Lokasi kandang</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan ipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain. (Martono, 1996)</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Konstruksi kandang</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Menurut Martono (1996) konstruksi kandang yang baik terdiri dari beberapa bagian, yaitu:</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Atap</b>. Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena tidak mudah menyerap panas yang bisa mengakibatkan temperatur di dalam kandang menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang biasa digunakanadalah atap muka dua dengan lubang angin (=sistem monitor) dan atap tunggal denga lubang udara (sistem semi monitor).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Dinding.</b> Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan bambu, dan atau kawat. Celah celah pada dinding kandang hendaknya tidak dapat diterobos binatang pengganggu maupun predator.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Ventilasi.</b> Ventilasi disin diusahakan dibuat sebaik mungkin, sehingga akan terjadi perputaran udara di kandang, yaitu udara kotor didalam kandang akan keluar dengan mudah, dan digantikan dengan udara segar dari luar kandang.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Cahaya matahari.</b> Hal ini juga diusahakan, karena cahaya matahari dapat menghambat pertumbuhan bibit penyakit, dan merupakan provitamin D.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Tipe Kandang</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Bentuk kandang sebemnarnya dapat dibangun sesuai selera dan kebutuhan peternak.menurut Martono (1996) kandang yang biasa dipergunakan antara lain:</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Ren</b>. Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat bergerak dengan bebas. Sistem kandang ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian kandang utama dan umbaran. Keuntungan sistem ren adalah ayam akan mendapat cahaya matahari lebih, dan ayam bisa mendapatkan tambahan pakan dari bagian umbaran. Kerugiannya antara lain penyakit akan dapat menyebar secara cepat dan ayam yang produktif dan yang kurang produktif sulit dibedakan.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Cage.</b> Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai batere dan alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan masing-masing terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit tidak mudah. Kelemahan sistem ini adalahbiaya pembuatan semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, sering banyak lalat.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Litter</b>. Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas kandang.Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah,menghilangkan bau kotoran,jika litter kering,pembuangan kotoran lebih mudah.Kekurangannya adalah penyeberan penyakit lebih mudah ,pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Panggung</b>.Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan Bahan yang biasa digunakan untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak terperosok.Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan,penyebaran penyakit relatif rendah.Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu unutk alas terlalu lebar,akan dapat mengakibatkan ayam terperosok,biaya pembuatan relatif mahal.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Tipe Atap Kandang</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Atap kandang merupakan komponen kandang yang penting,karena atap kandang akan melindungiternak dari panas dan hujan.Tipe-tipe kandang menurut Martono<span> </span>(1996) antara lain:</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Monitor.</b> Tipe monitor yaitu atap kandang yang terdiri dari sisi pada bagian puncaknya.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Shade.</b> Atap kandang yang hanya memiliki satu sisi dan digunakan pada kandang sempit</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Saw thoth.</b> Atap kandang yang terdiri atas beberapa sisi yang terputus dan membentuk celah sebagai ventilasi.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span><b>Gable.</b> Atap yang terdiri atas duia sisi dan tidak terdapat lubang diatasnya.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Kemudian kepadatan kandang yang baik (populasi) per meter persegi menurut Martono (1996) adalah seperti tercantum dalam label berikut:</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">Tabel 1.<span> </span>Kepadatan kandang pada ayam</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 5.4pt;"><tbody>
<tr> <td style="border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-style: double none solid; border-width: 1.5pt medium 0.5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">Minggu ke-</div></td> <td style="border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-style: double none solid; border-width: 1.5pt medium 0.5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">Jumlah ayam / m2</div></td> </tr>
<tr> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">1</div></td> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">30-50 ekor</div></td> </tr>
<tr> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">2</div></td> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">20-25 ekor</div></td> </tr>
<tr> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">3</div></td> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">10-20 ekor</div></td> </tr>
<tr> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">4</div></td> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">10 ekor</div></td> </tr>
<tr> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">5</div></td> <td style="border: medium none; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">8-10 ekor</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-style: none none solid; border-width: medium medium 0.5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 206.75pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">6</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-style: none none solid; border-width: medium medium 0.5pt; padding: 0in 5.4pt; width: 207.25pt;" valign="top" width="276"> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">6-8 ekor</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoTitle" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt;">Pakan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span> </span>Nutrisi atau bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disukai, dan tidak membahayakan ternak (Tillman <i>et.al.</i>, 1984). Selanjutnya dikatakan bahwa bahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.</span></h1><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi. Dan pakan yang diberikan pada yam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang lengkap. Pakan broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase starter dan pellet untuk periode pertumbuhan (grower) (Parkhurst, <i>et al.,</i> 1987).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Kandungan zat-zat ransum dalam produksi broiler bersifat kritis. Ransum itu harus menyediakan semua makanan yang penting untuk pertumbuhan yang cepat dan adalah biasa untuk menambahkan antibiotika dan mungkin bahan-bahan tambahan lainnya (Payne <i>et al., </i>1993) </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Pada pemeliharaan ayam broiler, Anggorodi (1985), mengemukakan bahwa sumber energi pakan dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang dikonsumsi dari ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja, mampu diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh. Semakin tinggi energi ransum, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan hidupnya memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Karbohidrat disamping merupakan kebutuhan pokok untuk hidup, juga untuk pertumbuhan daging. Kebutuhan energi untuk ayam broiler adalah 2800 – 3200 kcal/kg (NRC, 1984).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Protein mempunyai manfaat yang sangat penting untuk membangun dan membentuk jaringan tubuh, pembentukkan enzim, reproduksi, dan dapat diubah menjadi energi bila pada tubuh ayam terjadi kekurangan energi. Kebutuhan protein tergantung pada umur ayam, tingkat pertumbuhan , iklim, dan penyakit. Anak ayam mulai menetas (DOC) sampai umur 6-7 minggu diberikan ransum mengandung protein 20 – 21%, sedangkan setelah itu 17 – 18%.<span> </span>Vitamin berfungsi antara lain melancarkan proses kehidupan di dlam alat-alat tubuh seperti pencernaan, pembentukkan tulang, perumbuhan, dan memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi (Anonimous, 1984). Vitamin dibedakan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B1, B, B6, C, dan asam penthathenat.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Mineral yang dibutuhkan oleh ayam broiler adalah Ca, P, K, Cl, dan Mn. Sumber mineral (C, O, dan P) antara lain tepung tulang, kapur karang, kapur, dan lain-lain.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Air sangat penting bagi tubuh ayam, maka air harus tersedia terus-menerus sepanjang hari. Kebutuhan air minum akan lebih banyak dengan bertambahnya umur ayam (Anggorodi, 1985). Air merupakan komponen zat gizi, pemberiannya secara khusus dipisahkan dari pakan walaupun pakan itu sendiri masih mempunyai kadar air tertentu.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Fungsi air untuk pengangkutan zat-zat makanan dalam tubuh, pembuangan sisa, dan pengaturan suhu. Menurut Anonimous (1984), air menduduki proporsi 55% sampai 75% dari berat badan.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Menurut North (1984), metode pemberian pakan yang dibatasi disesuai dengan kebutuhan yang diperlukan setiap harinya. Metode ini tidak cocok untu ayam broiler karena akan mengurangi pertambahan berat badan dan efisiensi pakan.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Menurut Sidadolog (1999), pembatasan pakan secara kualitatif, pada ayam tetap diberi pakan secara adlibitum, tetapi kualitas pakan yang diberikan dibatasi sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan beberapa metode pemberian pakan yang kaya dengan serat kasar, penambahan tepung daun, dan bekatul sehingga pakan tersebut menjadi <i>bulky</i>.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b>Manajemen Pemeliharaan</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Persiapan Ternak Broiler </b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya saran yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang (Murtidjo, 1987). </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi tambahan gula jawa sebagai suplay energi. Pemberian air harus ad libitum dan ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah suplemen (vitamin) (Ginsono, 1986).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">Ginsono (1986) menambahkan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal.</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><b>Pemeliharaan Minggu Pertama</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pemeliharaan minggu pertama memerlukan pengawasan yang khusus karena di dlam periode ini, DOC sedang mengalami tahap penyesuaian dengan tempat yang baru. Pemeliharaan DOC umur 1 minggu dengan cara: DOC yang barudibeli satu-persatu dipindahkan ke kandang yang sudah terdapat lampu sebagai pemanas. Jangan diberi minum atau pakan lebih dahulu, dibiarkan selama 25 menit untuk mengenali lingkungan yang baru. Selanjutnya dapat diberikan air minum dicampur gula pasir dengan perbandingan 20 gram gula pasir dicampur 4 liter air putih untuk 100 ekor DOC. Gunakan tempat minum tabung ukuran 1 liter. Peranannya sangat penting untuk pengembalian kondisi DOC selama perjalanan. Pada hari kedua air minum dicampur dengan antibiotik, dan pada hari keempat diberi vaksin ND (Murtidjo, 1987). </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><b>Pemeliharaan Minggu Kedua</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pemeliharaan minggu kedua, meskipun masih memerlukan pengawasan, namun lebih ringan dibandingkan pada minggu pertama. Pemanas masih diperlukan. Tirai plastik salah satu kandang bisa dibuka untuk memperlancar sirkulasi udara. Pemanas bisa diturunkan hingga suhu 32<sup>0</sup>C dengan cra meninggikan lampu pemanas. Penambahan<span> </span>jatah pakan dan air minum. Ayam memerlukan pakan 33 gr/ekor. </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><b>Pemeliharaan Minggu Ketiga</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pemeliharaan minggu ketiga masih memerlukan pemanas. Ayam sudah lincah dan nafsu makan tinggi. Selain itu pertumbuhan bulu sudah cukup baik sehingga tirai plastik penutup sisi boks dapat dibuka. Temperatur diturunkan sehingga 29<sup>0</sup>C. penambahan jatah makan dan minum. Pakan dibutuhkan sebanyak 48 gram/ekor. Air minum dicampur antibiotik dan pada minggu dilakukan vaksinasi ND II (Murtidjo, 1987).</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><b>Pemeliharaan Minggu Keempat</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pada minggu keempat, bulu sudah lebat sehingga sudah tidak membutuhkan pemanas lagi`. Dilakukan penambahan jatah makan dan minum, yaitu jatah makan sebesar 65 gram/ekor. Nafsu makan baik, jatah yang diberikan tidak tersisa. Pada malam hari tidak usah diberi penerang, tetapi jika pakan yang diberikan tidak habis, dianjurkan untuk diberi penerangan. Penerangan dihentikan jika jatah ransum sudah habis (Murtidjo, 1987). </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><b>Pemeliharaan Minggu Kelima</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pada minggu kelima dilakukan penambahan jatah makan dan minum. Ayam diberi pakan 88 gram/ekor. Air minum ditambah dengan obat cacing untuk menyiapkan periode pertumbuhan yang cepat. Obat cacing cukup diberikan sekali saja dengan dosis sesuai anjuran penggunaan merk obat ccing yang dibeli (Murtidjo, 1987). </div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;"><b>Pemeliharaan Minggu Keenam</b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span> </span>Pada pemeliharaan minggu keenam, pengawasan yang berkaitan dengan performan ayam broiler mulai dilakukan khususnya bagi ayam yang akan dipasarkan pada akhir minggu keenam, sehingga dengan pengawasan rutin dan program yang baik bisa dicapi berat badan optimal. Selain itu perlu dilaksanakan program penerangan tambahan pada malam hari. Dilakukan penambahan jatah makan dan minum yaitu jatah makan 117 gram/ekor. Program penambahan penerangan pada malam hari dilakukan mulai pukul 02.00 – 06.00 dengan intensitas cahaya 30 watt/20m<sup>2</sup> luas kandang. Sebelum ayam dikeluarkan, alat-alat kandang dikeluarkan terlebih dahulu. Penanggkapan ayam hendaknya dilakukan pada malam hari. Penangkapan dilakukan dengan bantuan penerangan lampu pijar warna biru/hijau. Hindarkan perlakuakn kasar, ambil satu-persatu, dan pegang kakinya. Tempat untuk ayam hasil penangkapan dianjutkan keranjang yang bertepi bulat. Isilah keranjang sesuai kapasitas dan jangan terlalu padat (Murtidjo, 1987). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h1>Penampilan Produksi</h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2>Feed Intake</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Konsumsi pakan adalah banyaknya pakan yang dapat dimakan pada waktu tertentu. Ayam mengkonsumsi pakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan energinya ( Wahyu, 1988 ). Konsumsi pakan ayam tergantung dari beberapa faktor yaitu : besar<span> </span>tubuh ayam ( jenis galur ), keaktifan badannya sehari –hari, suhu atau temperatur di dalam dan disekitar kandang, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan pada ayam pedaging itu, dan cara pengelolaan yang dipraktekkan sehari – hari untuk memelihara ayam pedaging itu ( Siregar et al., 1981 ). Selain itu ayam pedaging cenderung untuk meningkatkan jumlah konsumsi pakan yang berenergi rendah ( Suprawiro et al., 1981 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tingkat konsumsi pakan pada ayam cenderung dipengaruhi oleh tingkat energi pakan, maka kandungan nutrien dalam pakan perlu disesuaikan dengan tingkat energi dan protein. Asam –asam amino pakan hanya digunakan secara efektif jika tingkat energinya cukup ( Scott et al., 1982 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">NRC ( 1984 ) merekomendasikan bahwa kwbutuhan energi ayam broiler adalah 3200 kcal ME / kg dengan protein kasar 20 % untuk ayam umur 3 –6 minggu. Sedangkan Wahyu ( 1988 ) menyatakan bahwa konsumsi pakan komulatif pada minggu 3 – 6 berturut – turut adalah : 783.9; 1416.5; 2165.4 dan 3030 gram / ekor. Sedang standart konsumsi pakan menurut NRC ( 1984 ) sebanyak 3000 gram / ekor per minggu selama pertumbuhan 0 – 6 minggu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2>Feed Convertion Ratio</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila ngka perbandingan kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk meningkatkan berat badannya ( North, 1984 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Anggorodi ( 1985 ) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konversi pakan meliputi daya cerna ternak, kualitas pakan yang dikonsumsi, serta keserasian nilai nutrien yang dikandung pakan tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Togatrop ( 1991 ) mengatakan bahwa konversi pakan ayam broiler yang mendapat pakan mengandung tingkat protein kasar 20 % dan 22 % serta energi 3.200 kcal ME / kg dan 3.400 kcal ME / kg berturut – turut adalah 2,264; 2,193; 2,219 dan 2,174. Menurut laporan Amrullah dkk ( 1986 ) dengan perlakuan protein kasar 20,59 % dan energi 2.897,4 kcal ME/ kg didapat konversi pakan sebesar 2,76 <span style="font-family: Symbol;"><span>±</span></span> 0,23.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2>Gain / Pertumbuhan </h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pertumbuhan adalah proses pertambahan berat hidup sejak pembuahan dan lahir hingga mencapai berat dan ukuran dewasa. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara bibit, ransum dan tata laksana yang baik untuk menjamin suksesnya setiap usaha peternakan ayam broiler ( Siregar et al., 1980 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada dasarnya pertumbuhan yang timbuk itu sebenarnya merupakan manifestasi dari perubahan – perubahan yang erjadi dalam sel yang mengalami proses – proses “hiperplasi” atau pertambahan jumlah yang selanjutnya diikuti dengan proses “ hypertrophy “ atau pembesaran ukuran dari pada sel tersebut ( Williams, 1982 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pertumbuhan itu terjadi, banyak peneliti menyebutkan bahwa pertumbuhan ataupun pertambahan berat badan itu adalah merupakan interaksi antara potensi genetik ( breed ) dengan dfaktor lingkungan ( Williams, 1982 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Anggorodi ( 1980 ) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pertumbuhan murni adalah termasuk pertambahan bentuk dan berat dari jaringan – jaringan bangunan seperti urat daging, jantung, otak dan<span> </span>semua jaringan tubuh lainnya kecuali lemak. Biasanya pertumbuhan badan dinyatakan dengan pengukuran kenaikan berat badan tiap hari, tiap minggu atau tiap waktu lainnya ( Tilman et al., 1983 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pertumbuhan hewan ditentukan oleh takaran makanannnya,bila takaran makanannya tinggi maka pertumbuhannya juga cepat dan hewan akan mencapai suatu berat badan tertentu pada umur muda ( Tilman et al., 1983 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Perbedaan kecepatan pertumbuhan organ sesuai dengan fungsi organ tersebut, organ yang dibutuhkan untuk kehidupan berkembang lebih dahulu, sedangkan organ yang berfungsi untuk produksi berkembang lebih lambat ( Hammond et al., 1983 ). Hal ini diperkuat hasil penelitian Sammer dan Lesson ( 1980 ) bahwa berdasar persentase bobot hati, jantung dan empedal terhadap bobot tubuh ayam broiler menunjukkan perkembangan cepat sejak menetas sampai umur 7 hari, kemudian menurun terus sampai umur potong yaitu 47 hari. Alat –alat reproduksi, tulang, otot dan lemak berkembang lebih lambat dibandingkan perkembangan hati, jantung dan empedal ( Soeparno, 1982 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik, jenis kelamin dan hormon ( Williams, 1982 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tahapan pertumbuhan hewan akan membentuk kurva sigmoid ( Anggorodi, 1984 ). Pada awal pertumbuhan lambat, kemudian berkembang lebih cepat dan akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh ( Mc Donald et al., 1984 ). Tilman et al. ( 1984 ) menyatakan bahwa pertumbuhan anak ayam sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan penyakit, dikatakan pula bahwa hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang lebih banyak mengandung protein dengan kualitas yang baik dan banyak mengandung gizi yang mudah dicerna serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h1>Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit</h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2>Vaksinasi</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Vaksinasi adalah preparat yang mengandung mikroorganisme kidup tetapi<span> </span>non aktif. Bila diberikan pada ternak, tidak akan menimbulakan penyakit, tapi merangsang kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang sesuai dengan mikroorganisme ( Yuwono, 1992).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tujuan vaksinasi adalah mengusahakan kekebalan tubuh secara efektif terhadap ayam yang ada untuk jangka waktu tertentu.Agar vaksinasi berhasi dengan baik, dalam melakukan vaksinasi perlu diperhatikan hal – hal berikut : ayam yang divaksin adalah ayam yang sehat saja. Apabila pelaksanaan vaksin melalui air minum, maka tempat minum harus dicuci lebih dahulu tetapi tidak boleh memakai desinfektan, detergent, dan sabun. Air minum yang digunakan untuk bermacam – macam vaksin hendaknya tidak mengandung chloor atau zat –zat lain yang dapat mematikan virus. Oleh karena itu agar vaksinasi ini aman, dianjurkan mamakai air sumur, aquadest, air hujan, tapi jangan memakai air ledeng ( Yuwono, 1992 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2>Pencegahan penyakit</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Unggas yang telah diberi pakan dengan baik dan dikelola dan divaksinasi terhadap penyakit – penyakit lokal terkenal biasanya tetap sehat. Penekanan haruslah pada pencegahan penyakit, tetapi jika ada suatu penyakit, unggas – unggas yang sakit harus dipisahkan dari unggas – unggas yang sehat. Tindakan – tindakan kebersihan ( sanitasi ) yang ketat harus dilakukan dalam semua kandang dan seorang petugas dokter hewan atau penyuluh harus diberitahukan dengan segera ( Williamson dan Payne, 1993 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Mikroplasmolisis ( CRD atau Chronic Respiratory Disease</b> ). Menurut Blakely ( 1991 ), perlakuan terhadap telur – telur yang menetas dengan menggunakan antibiotik talah terbukti berhasil mematahkan penyebaran penyakit secara vertikal. Selanjutnya isolasi dan sanitasi yang baik untuk mendapatkan kelompok – kelompok ayam yang bebas mikroplasma, mirip dengan SPF ( Spesifik Pathogen Free ) pada babi, telah terbukti dapat mencegah penyebaran horisontal ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Infectious Bronchitis.</b> Menurut Blakely ( 1991 ) pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui vaksinasi dengan mengguinakan suatu vaksin yang dapat dilaksanakan secara masal dengan memasukkan ke dalam air minum.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Newcastle</b>. Pengendalian penyaklit Newcastle terutama dilakukan melalui inokulasi ( Blakely, 1992 ). Vaksin bisa digunakan dalam air minum, atau disemprotkan untuk suatu kelompok ayam, melalui inokulasi pada selaput sayap, atau melalui metoda – metoda langsung yang lain ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Menurut Williamson dan Payne ( 1993 ), vaksinasi pertama bisa dilakukan pada umur 8 minggu ketika anak –anak ayam meninggalkan kandang indukan. Vaksin diinjeksikan dibawah kulit leher pada dosis 1 ml / ekor/ unggas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Laryngotrachitis</b>. Blakely ( 1991 ) menyarankan agar unggas yang sudah sembuh dikeluarkan dan stock yang baru divaksinasi pada waktu dimasukkan ke dalam kelompok untuk produksi. Unggas lama yang sudah menderita laryngotracheitis harus disingkirkan meskipun nampaknya normal. Oleh karena itu tidak disarankan vaksinasi rutin untuk laryngotrachietis kecuali kalau dikandang tersebut ada masalah penyakit itu sebelumnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Infectious Coryza.</b> Pengobatan yang paling efektif menggunakan obat seperti misalnya Sulfathiazole dalam pakan atau pemberian injeksi streptomycin. Pemisahan unggas yang terserang, penyingkiran ayam betina tua pada akhir tahun, dan suatu pemeliharaan dengan isolasi yang terkontrol dan lingkungan yang bersih, merupakan kunci untuk mencegah penyakit ini ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Aspergillosis</b>. Pencegahan dilakukan dengan menjaga makanan dan alas ( litter ) agar tetap rendah kandungan uap airnya hingga pertumbuhan jamur dapat dicegah ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Marek’s ( Range Paralysis ). </b>Vaksin tersedia untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap penyakit ini pada unggas, dan beberapa stain telah pula diseleksi ketahanan alamiyahnya terhadap penyakit Marek’s ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b>Penyakit Infeksi Bursal ( Penyakit Gumboro ).</b> Di daerah –daerah dimana penyakit ini diketahui menjadi maslah, tersedia vaksinasi komersial untuk mengendalikannya ( Blakely, 1991 ).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-81332290265692253852012-02-27T14:53:00.002-08:002012-02-27T14:53:32.116-08:00Sumber Bahan Makanan TernakBerdasarkan kandungan serat kasarnya bahan makanan ternak dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu bahan pangan penguat (konsentrat) dan hijauan. Konsentrat dapat berasal dari bahan pangan atau dari tanaman serealia (misalnya jagung, padi atau gandum), kacang-kacangan (misalnya kacang hijau atau kedelai), umbi-umbian (misalnya umbi kayu atau ubi jalar) dan buah-buahan (misalnya kelapa atau kelapa sawit). Konsentrat juga berasal dari hewan seperti tepung daging dan tepung ikan. Disamping itu juga dapat berasal dari industry kimia seperti protein sel tunggal, limbah atau hasil ikutan dari produksi bahan pangan seperti dedak padi dan pollard, hasil proses ekstraksi seperti bungkil kelapa dan bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung darah dan tepung bulu, dan limbah proses fermentasi seperti ampas bir,<span id="more-185"></span><br />
Hijauan dapat berupa rumput-rumputan dan leguminosa segar atau kering serta silase yang dapat berupa jerami yang berasal dari limbah pangan (jerami padi, jerami kedelai, pucuk tebu) atau yang berasal dari pohon-pohonan (daun gamal dan daun lamtoro).<br />
Klasifikasi berdasarkan kandungan gizinya bahan makanan ternak dapat dibagi atas sumber energy (misalnya dedak, ubi kayu), sumber protein yang berasal dari tanaman (misalnya bungkil kedelai dan bungkil kelapa) dan sumber protein hewani (tepung darah,tepung bulu dan tepung ikan). Selain sumber protein dan sumber energy, beberapa bahan makanan dapat digolongkan sebagai sumber mineral (misalnya tepung tulang, kapur dan garam), serta sumber vitamin (misalnya ragi dan minyak ikan). Beberapa bahan antibiotika, preparat hormone, preparat enzim, dan buffer dapat digunakan untuk meningkatkan daya guna ransum. Bahan-bahan tersebut digolongkan dalam pakan imbuhan (feed aditif).<br />
Pengelompokan yang lain adalah berdasarkan penggunaanya. Pakan berdasarkan penggunaannya dibagi atas bahan makanan konvensional (seperti bungkil kedelai dan dedak) dan nonkonvensional (seperti ampas nenas dan isi rumen).<br />
Komposisi kimia bahan makanan ternak sangat beragam karena tergantung pada varietas, kondisi tanah, pupuk, iklim, cara pengolahan, lama penyimpanan dan lain-lain. Berdasarkan penelitian, beberapa padi yang berasal dari beberapa pola tanam yang berbeda digiling disuatu penggilingan yang sama maka keragaman dedak padi dari beberapa pola tanam tersebut tidak banyak berbeda tersebut tidak terlalu berbeda komposisinya. Sedangkan bila padi dari beberapa pola tanam yang sama digiling dibeberapa pengilingan, maka komposisi dedak padi tersebut akan beragam. Dari hal ini cara pengolahan lebih menyebabkan keanekaragaman komposisi dedak padi dibandingkan dengan pola tanam.<br />
Umumnya bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian/industry tidak dapat digunakan sebagai bahan satu-satunya (pakan tunggal) dalam ransum baik untuk hewan ruminansia maupun nonruminansia, oleh karena kandungan zat-zat makanannya tidak dapat memenuhi standart kebutuhan ternak. Disamping itu, bahan-bahan makanana tersebut sering mempunyai kendala-kendala baik berupa racun atau antinutrisi sehingga penggunaanya pada ternak perlu dibatasi.<br />
Istilah-istilah Dalam Ilmu Makanan Ternak<br />
Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam pengetahuan bahan makanan ternak diantaranya :<br />
<ul><li>Ampas : residu limbah industry pangan yang telah diambil sarinya melalui proses pengolahan secara basah (ampas kelapa, ampas kecap, ampas tahu, ampas bir, ampas ubi kayu/onggok).</li>
<li>Abu/ ash/ mineral : sisa pembakaran pakan dalam tungku/tanur 500-600<sup>0</sup>C sehingga semua bahan organic terbakar habis.</li>
<li>Analisis proksimat (<em>proximate analisis</em>) : analisa kimiawi pada pakan/bahan yang berlandaskan cara Weende yang menghasilkan air, abu, protein kasar, lemak dan serat kasar dalam satuan persen.</li>
<li>Analisa Van Soest : metoda analisa berdasarkan kelarutannya dalam larutan detergen asam dan detergen netral.</li>
<li>BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) / NFE (Nitrogen Fiber Extract) : karbohidrat bukan serat kasar. Dihitung sebagai selisih kandungan karbohidrat dengan serat kasar. Merupakan tolak ukur secara kasar kandungan karbohidrat pada suatu pakan/ransum.</li>
<li>Bahan kering (DryMatter) : pakan bebas air. Dihitung dengan cara 100-kadar air, dimana kadar air diukur merupakan persesn bobot yang hilang setelah pemanasan pada suhu 105<sup>0</sup>C sampai beratnya tetap.</li>
<li>Bahan makanan ternak/pakan (feeds, feedstuff) : semua bahan yang dapat dimakan ternak.</li>
<li>Bahan organic (organic matter) : selisih bahan kering dan abu yang secara kasar merupakan kandungan karbohidrat, lemak dan protein.</li>
<li>Bahan organic tanpa nitrogen (BOTN)/non nitrogenous organic matter : selisih bahan organic dengan protein kasar yang merupakan gambaran kasar kandungan karbohidrat dan lemak atau suatu bahan/pakan.</li>
<li>Dedak (bran) : limbah industry penggilingan bijian yang terdiri dari kulit luar dan sebagian endosperm seperti dedak padi, dedak gandum (pollard), serta dedak jagung.</li>
<li>Energy bruto/ Gross energy (GE) : jumlah kalori (panas) hasil pembakaran pakan dalam bom calorimeter.</li>
<li>Fodder : hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan.</li>
<li>Hijauan makanan ternak (forage) : pakan yang berasal dari bagian vegetatif tumbuhan dengan kadar serat kasar >18% dan mengandung energy tinggi.</li>
<li>Hijauan kering ( Hay) : hijauan makanan ternak (HMT) yang dikeringkan dengan kadar air biasanya <10%.</li>
<li>Jerami (straw) : hijauan limbah pertanian setelah biji dipanen dengan kadar serat kasar umumnya tinggi, bisa berasal dari gramineae maupun leguminosa.</li>
<li>Karbohidrat : senyawa C,H dan O bukan lemak. Merupakan selisih BOTN dan lemak.</li>
<li>Bungkil : bahan limbah industry minyak seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, dll.</li>
<li>Lemak kasar (ether extract) : semua senyawa pakan/ransum yang dapat larut dalam pelarut organic.</li>
<li>Lignin : bagian serat detergen asam yang tidak larut dalam H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub> 72% dan terbakat habis pada tanur 500-600<sup>0</sup>C pada metoda analisis Van Soest.</li>
<li>Pakan imbuhan/feed additive : zat yang ditambahkan dalam ransum dalam ransum untuk memperbaiki daya guna ransum yang bersifat bukan zat makanan.</li>
<li>Protein kasar (PK)/ crude protein : kandungan nitrogen pakan/ransum dikalikan factor protein rata-rata (6,25) karena rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16%, sehingga factor perkalian protein 100/16 = 6,25. Terdiri dari asam-asam amino yang saling berikatan (ikatan peptide), amida, amina dan semua bahan organic yang mengandung Nitrogen.</li>
</ul><span style="color: #cccccc; display: block; font: 8px/1em Verdana, sans-serif; letter-spacing: 1px; padding: 0 1px; text-align: left; text-transform: uppercase;">Advertisement</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-36913924581559000662012-02-14T14:56:00.001-08:002012-02-14T14:56:36.476-08:00MENETASKAN TELOR BEBEK<div class="uiAttachmentTitle" data-ft="{"type":11}"><strong><br />
</strong> </div><span class="caption"></span>Oleh : Rikma, Peternak bebek, Blitar<br />
<br />
<br />
Dalam menetaskan telur, ada dua cara yaitu penetasan secara alami dan penetasan secara buatan. Penetasan secara alami yaitu dengan menggunakan induknya / jenis unggas lain dan penetasan secara buatan yaitu dengan menggunakan alat penetasan atau mesin tetas dan sering pu<span class="text_exposed_show">la di sebut sebagai incubator. Untuk menetaskan telur unggas pada umumnya cara cara dengan mesin tetas hampir sama, hanya waktu yang diperlukan untuk menetaskan telur itik / bebek lebih lama ( 28 hari )<br />
<br />
Banyak sekali faktor penunjang yang saling berhubungan untuk dapat menetaskan telur itik untuk memperoleh daya tetas yang baik. Diantaranya<br />
<br />
Mesin Tetas ( incubator ) Sekarang ini jenis mesin tetas yang bisa digunakan oleh para penetas telur (breeder) tergolong menjadi dua tipe/ jenis, yang pertama dengan mesin tetas sederhana dan yang kedua dengan mesin tetas modern. Pada dasarnya daya tetas menetaskan telur dengan mesin sederhana ataupun dengan mesin modern dapat memperoleh daya tetas yang sama.<br />
<br />
Kunci sukses menetaskan justru berada pada si pengendali mesin ( operator ), bukan pada jenis mesin yang digunakan untuk menetaskan.<br />
<br />
Mesin tetas sederhana pada umumnya mempunyai ciri - ciri :<br />
<br />
- Sumber panas mengunakan lampu listrik , lampu minyak , dll<br />
<br />
- Pengatur suhu menggunakan thermostat sederhana<br />
<br />
- Pengatur kelembapan udara dengan menempatkan bak atau baki yang berisi air di bawah rak telur dan sesekali penyemprotan air kepada telur<br />
<br />
- Pembalikan telur menggunakan tangan<br />
<br />
- Incubator / tempat menaruh telur terbuat dari kayu dan triplek tipis.<br />
<br />
- Pengaturan ventilasi udara di dalamnya sangat tergantung kepada keadaan lingkungan sekitar. Udara keluar masuk hanya melalui lubang ventilasi yang dibuat sedemikian rupa tanpa alat / kipas yang membantu kelancaran pertukaran udara<br />
<br />
<br />
- Setter dan Hatcher menjadi satu, artinya selama pengeraman telur sampai menetas ditempatkan pada tempat yang sama.<br />
<br />
<br />
Mesin tetas modern pada umumnya mempunyai ciri – ciri :<br />
<br />
- Sumber panas dari listrik dengan menggunakan elemen terbuat dari besi dan ada juga yang menggunakan elemen kawat nikelin<br />
<br />
- Pengatur suhu menggunakan thermostat digital untuk menentukan suhu yang diinginkan.<br />
<br />
<br />
- Kelembapan menggunakan air yang diuapkan pada kisaran suhu tertentu untuk memperoleh kelembapan yang diinginkan dan di baca oleh hygrometer (pengukur kelembapan).<br />
<br />
<br />
- Pembalikan rak telur didalam incubator dapat diatur secara otomatis menggunakan motor penggerak putaran rendah dengan posisi rak telur 45 derajat miring kekiri ataupun ke kanan yang waktu pembalikannya di atur oleh timer (pengatur waktu )<br />
<br />
<br />
- Bahan terbuat dari kayu tebal atau besi tebal, sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitar.<br />
<br />
<br />
- Pengaturan ventilasi udara di dalamnya digerakan oleh kipas sehingga suhu udara dapat menyebar dengan baik dan udara kotor dalam mesin tetas dapat segera berganti dengan cepat.<br />
<br />
<br />
- Setter dan Hacther dipisahkan, artinya tempat pengeraman telur itik dari umur 1 hari sampai dengan 25 hari berbeda tempatnya dengan tempat persiapan untuk menetas.<br />
<br />
Telur tetas : Untuk memperoleh telur tetas yang baik, hal yang perlu diperhatikan :<br />
<br />
<br />
- Kondisi induk itik / bebek ( sehat ) , umur induk ( di atas umur 8 bln ) dan umur jantan tidak kurang dari 1 tahun dan tidak lebih 2.5 tahun, status gizi induk (pakan yang berkualitas ), perbandingan jantan dan betina. ( 1 : 10 ).<br />
<br />
<br />
- Kodisi telur berdasarkan bentuk telur ( keadaan normal ), berat telur, kualitas kulit telur ( sedang, artinya tidak tebal ataupun tidak tipis ), warna kulit telur ( cerah ), dan kebersihan telur.<br />
<br />
<br />
- Umur telur yang paling baik untuk ditetaskan tidak lebih dari 5 hari Operasional Penetasan<br />
<br />
<br />
- Fumigasi mesin tetas ( untuk mencegah timbulnya penyakit menular ) hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai penetasan ,mesin tetas di sucihamakan terlebih dahulu dengan menggunakan disinnfectan yang banyak di jual di pasaran sesuai anjuran yang disarankan<br />
<br />
- Mengatur temperatur / suhu mesin tetas 38oC (salah satu faktor yang sangat penting )<br />
<br />
<br />
Untuk mesin tetas yang sirkulasi udaranya digerakkan dengan kipas sebaiknya<br />
<br />
<br />
*. umur telur 1 – 24 hari 38oC ( 99oF – 101oF )<br />
<br />
<br />
* umur telur 25 – 28 hari sebaiknya di turunkan 1 s/d 2oF<br />
<br />
- Mengatur kelembapan , yang baik dalam mesin tetas dari hari ke 1 sampai hari ke 25 yaitu antara 55% – 65% setelah hari ke 25 kelembapan sebaiknya dinaikan menjadi 75%. Pada mesin tetas sederhana untuk mengatur kelembapan dengan cara menaruh bak / baki yang diisi air di bawah rak telur dan untuk menambah kelembapan dengan menyemrot telur dengan air secukupnya setelah itu diangin anginkan, dilakukan setiap beberapa kali ( 2 – 3 kali ) dalam satu hari pada saat pembalikan telur.<br />
<br />
<br />
Cara yang paling baik untuk mengetahui kebutuhan kelembapan telur sudah atau belum terpenuhi, dengan memperhatikan perkembangan rongga udara pada telur, contoh seperti gambar di bawah ini<br />
<br />
- Candling ( memeriksa perkembangan telur dengan cara meneropong telur menggunakan cahaya lampu.<br />
<br />
<br />
Pemeriksaan pertama : pada hari ke 4<br />
<br />
<br />
Pemeriksaan kedua : pada hari ke 10<br />
<br />
<br />
Pemeriksaan ketiga : pada hari ke 20<br />
<br />
<br />
Telur yang kosong atau mati harus segera di singkirkan.<br />
<br />
<br />
- Posisi telur dan pembalikan<br />
<br />
<br />
· Pada Mesin modern pada hari ke 1 s/d hari ke 25 ( setter ) dilakukan pembalikan rak telur setiap 4 jam atau 6 kali dalam satu hari dengan posisi pada telur bagian tumpul ( yang berisi rongga udara ) diletakan sebelah atas dengan kemiringan posisi 45 derajat ke kiri atau ke kanan . Setelah hari ke 25 telur tidak dibalik dan dipindahkan ke rak penetasan (hatcher)<br />
<br />
<br />
· Pada Mesin tetas sederhana biasanya sebagian penetas ada yang menempatkan telur dengan posisi tergeletak ( tiduran ) dan ada juga penetas yang menempatkan telur dalam mesin dengan posisi berdiri miring 45 derajat dengan bagian tumpul diatas.telur dan ditempatkan pada rak yang sama dari proses awal sampai akhir penetasan.<br />
<br />
<br />
· Pembalikan telur pada mesin tetas sederhana :<br />
<br />
<br />
- Pada hari ke 2 s/d hari ke 25 pembalikan telur dilakukan 3 kali sehari., telur juga perlu di angin anginkan selama 5 – 10 menit, waktu pelaksaan pembalikan telur ini dapat bersamaan dengan pembasahan ( telur disemprot air secukupnya ) biarkan pintu mesin tetas terbuka sebentar untuk mengangin - anginkan telur.<br />
<br />
<br />
- Setelah hari ke 25 atau pada tiga hari terakhir menjelang penetasan sebaiknya telur tidak perlu di balik / di putar. kelembapan perlu dinaikan sedikit untuk membantu proses retaknya cangkang (pipping ).<br />
<br />
-------- semoga bermanfaat ---------</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-73159250053888951922012-01-28T15:47:00.001-08:002012-01-28T15:47:37.377-08:00jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><br />
<br />
Penyakit Duck Cholera<br />
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.<br />
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.<br />
<span class="text_exposed_show"> Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.<br />
<br />
Penyakit Salmonellosis<br />
Penyebab: bakteri typhimurium.<br />
Gejala: pernafasan sesak, mencret.<br />
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.<br />
Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur)<br />
Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan.<br />
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik. <br />
<br />
Penyakit Botulismus Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi/sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam)<br />
Penyakit Cacing Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.</span></span></h6>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-57481073445222024992012-01-22T09:09:00.001-08:002012-01-22T09:09:32.259-08:00Penyakit bebekjenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:<p>Penyakit Duck Cholera<br>Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.<br>Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.<br>Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.<p>Penyakit Salmonellosis<br>Penyebab: bakteri typhimurium.<br>Gejala: pernafasan sesak, mencret.<br>Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.<br>Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur)<br>Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan.<br>Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik.<p>Penyakit Botulismus Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi/sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam)<br>Penyakit Cacing Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali<br>
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9089559073602477273.post-191272244947642862012-01-22T09:06:00.001-08:002012-01-22T09:06:16.891-08:00MENGENAL FISIK ITIKMENGENAL FISIK ITIK :
<br>
<br>tahap 1, usia 1 – 3 Hari,
<br>nama Meri,ciri fisik Berbulu Jarum
<br>
<br>tahap 2,Usia 18 – 20 Hari,
<br> nama Klemapuk/ Tapel, ciri fisik Tumbuh Bulu Dada,
<br>
<br>tahap 3, usia 30 – 40 Hari,
<br>nama Jemaret,ciri fisik Tumbuh bulu di Punggung,
<br>
<br>tahap 4, usia 50 – 60 Hari,
<br> nama/istilah Kemambi,ciri fisi Dada Penuh tertutup Bulu,
<br>
<br>tahap 5, 70 hari,
<br>nama/istilah Bulu jarum, ciri fisik sayap Mulai Ditumbuhi bulu,
<br>
<br>tahap 6, 80 – 90 Hari, nama/ istilah Tup 1, mempunyai ciri fisik Dua ujung Bulu sayap bertemu,
<br>
<br>tahap 7, umur 90 – 105 Hari, nama Gunting, ciri fisik Dua Ujung bulu sayap Bertemu silang
<br>
<br>tahap 8, usia 110 hari, istilah Tup 2,
<br>ciri fisik Semua bulu kecil di dada dan punggung Rontok,
<br>
<br>tahap 9, 120 hari, nama Alus,ciri fisik Selesai rontok bulu kecil- kecil,
<br>
<br>tahap 10, usia 135 hari, nama/istilah Berag Ayu, ciri fisik Bulu sayap bagian dalam rontok,
<br>
<br>tahap 11, usia 145 – 150 hari, istilah Remaja, ciri fisik Bulu Luar sayap yang sebelumnya mengkilap berubah menjadi kusam. Ujung bulu sayap bertemu kembali.itik bertelur 1-2 butir dari sekitar 100 ekor.
<br>
<br>tahap 12, umur 205 – 220 hari, nama Tutas Maes, ciri fisik Bulu Kapuk di dada dan pantat rontok.Produktivitas telur mencapai 50%
<br>
<br>tahap 13, umur 2,5 tahun,
<br>nama Apkir, ciri fisik Bulu Rontok Menyeluruh
<br>
<br>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13663669394103544463noreply@blogger.com0