Monday 27 February 2012

Sumber Bahan Makanan Ternak

Berdasarkan kandungan serat kasarnya bahan makanan ternak dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu bahan pangan penguat (konsentrat) dan hijauan. Konsentrat dapat berasal dari bahan pangan atau dari tanaman serealia (misalnya jagung, padi atau gandum), kacang-kacangan (misalnya kacang hijau atau kedelai), umbi-umbian (misalnya umbi kayu atau ubi jalar) dan buah-buahan (misalnya kelapa atau kelapa sawit). Konsentrat juga berasal dari hewan seperti tepung daging dan tepung ikan. Disamping itu juga dapat berasal dari industry kimia seperti protein sel tunggal, limbah atau hasil ikutan dari produksi bahan pangan seperti dedak padi dan pollard, hasil proses ekstraksi seperti bungkil kelapa dan bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung darah dan tepung bulu, dan limbah proses fermentasi seperti ampas bir,
Hijauan dapat berupa rumput-rumputan dan leguminosa segar atau kering serta silase yang dapat berupa jerami yang berasal dari limbah pangan (jerami padi, jerami kedelai, pucuk tebu) atau yang berasal dari pohon-pohonan (daun gamal dan daun lamtoro).
Klasifikasi berdasarkan kandungan gizinya bahan makanan ternak dapat dibagi atas sumber energy (misalnya dedak, ubi kayu), sumber protein yang berasal dari tanaman (misalnya bungkil kedelai dan bungkil kelapa) dan sumber protein hewani (tepung darah,tepung bulu dan tepung ikan). Selain sumber protein dan sumber energy, beberapa bahan makanan dapat digolongkan sebagai sumber mineral (misalnya tepung tulang, kapur dan garam), serta sumber vitamin (misalnya ragi dan minyak ikan). Beberapa bahan antibiotika, preparat hormone, preparat enzim, dan buffer dapat digunakan untuk meningkatkan daya guna ransum. Bahan-bahan tersebut digolongkan dalam pakan imbuhan (feed aditif).
Pengelompokan yang lain adalah berdasarkan penggunaanya. Pakan berdasarkan penggunaannya dibagi atas bahan makanan konvensional (seperti bungkil kedelai dan dedak) dan nonkonvensional (seperti ampas nenas dan isi rumen).
Komposisi kimia bahan makanan ternak sangat beragam karena tergantung pada varietas, kondisi tanah, pupuk, iklim, cara pengolahan, lama penyimpanan dan lain-lain. Berdasarkan penelitian, beberapa padi yang berasal dari beberapa pola tanam yang berbeda digiling disuatu penggilingan yang sama maka keragaman dedak padi dari beberapa pola tanam tersebut tidak banyak berbeda tersebut tidak terlalu berbeda komposisinya. Sedangkan bila padi dari beberapa pola tanam yang sama digiling dibeberapa pengilingan, maka komposisi dedak padi tersebut akan beragam. Dari hal ini cara pengolahan lebih menyebabkan keanekaragaman komposisi dedak padi dibandingkan dengan pola tanam.
Umumnya bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian/industry tidak dapat digunakan sebagai bahan satu-satunya (pakan tunggal) dalam ransum baik untuk hewan ruminansia maupun nonruminansia, oleh karena kandungan zat-zat makanannya tidak dapat memenuhi standart kebutuhan ternak. Disamping itu, bahan-bahan makanana tersebut sering mempunyai kendala-kendala baik berupa racun atau antinutrisi sehingga penggunaanya pada ternak perlu dibatasi.
Istilah-istilah Dalam Ilmu Makanan Ternak
Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam pengetahuan bahan makanan ternak diantaranya :
  • Ampas : residu limbah industry pangan yang telah diambil sarinya melalui proses pengolahan secara basah (ampas kelapa, ampas kecap, ampas tahu, ampas bir, ampas ubi kayu/onggok).
  • Abu/ ash/ mineral : sisa pembakaran pakan dalam tungku/tanur 500-6000C sehingga semua bahan organic terbakar habis.
  • Analisis proksimat (proximate analisis) : analisa kimiawi pada pakan/bahan yang berlandaskan cara Weende yang menghasilkan air, abu, protein kasar, lemak dan serat kasar dalam satuan persen.
  • Analisa Van Soest : metoda analisa berdasarkan kelarutannya dalam larutan detergen asam dan detergen netral.
  • BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) / NFE (Nitrogen Fiber Extract) : karbohidrat bukan serat kasar. Dihitung sebagai selisih kandungan karbohidrat dengan serat kasar. Merupakan tolak ukur secara kasar kandungan karbohidrat pada suatu pakan/ransum.
  • Bahan kering (DryMatter) : pakan bebas air. Dihitung dengan cara 100-kadar air, dimana kadar air diukur merupakan persesn bobot yang hilang setelah pemanasan pada suhu 1050C sampai beratnya tetap.
  • Bahan makanan ternak/pakan (feeds, feedstuff) : semua bahan yang dapat dimakan ternak.
  • Bahan organic (organic matter) : selisih bahan kering dan abu yang secara kasar merupakan kandungan karbohidrat, lemak dan protein.
  • Bahan organic tanpa nitrogen (BOTN)/non nitrogenous organic matter : selisih bahan organic dengan protein kasar yang merupakan gambaran kasar kandungan karbohidrat dan lemak atau suatu bahan/pakan.
  • Dedak (bran) : limbah industry penggilingan bijian yang terdiri dari kulit luar dan sebagian endosperm seperti dedak padi, dedak gandum (pollard), serta dedak jagung.
  • Energy bruto/ Gross energy (GE) : jumlah kalori (panas) hasil pembakaran pakan dalam bom calorimeter.
  • Fodder : hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan.
  • Hijauan makanan ternak (forage) : pakan yang berasal dari bagian vegetatif tumbuhan dengan kadar serat kasar >18% dan mengandung energy tinggi.
  • Hijauan kering ( Hay) : hijauan makanan ternak (HMT) yang dikeringkan dengan kadar air biasanya <10%.
  • Jerami (straw) : hijauan limbah pertanian setelah biji dipanen dengan kadar serat kasar umumnya tinggi, bisa berasal dari gramineae maupun leguminosa.
  • Karbohidrat : senyawa C,H dan O bukan lemak. Merupakan selisih BOTN dan lemak.
  • Bungkil : bahan limbah industry minyak seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, dll.
  • Lemak kasar (ether extract) : semua senyawa pakan/ransum yang dapat larut dalam pelarut organic.
  • Lignin : bagian serat detergen asam yang tidak larut dalam H2SO4 72% dan terbakat habis pada tanur 500-6000C pada metoda analisis Van Soest.
  • Pakan imbuhan/feed additive : zat yang ditambahkan dalam ransum dalam ransum untuk memperbaiki daya guna ransum yang bersifat bukan zat makanan.
  • Protein kasar (PK)/ crude protein : kandungan nitrogen pakan/ransum dikalikan factor protein rata-rata (6,25) karena rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16%, sehingga factor perkalian protein 100/16 = 6,25. Terdiri dari asam-asam amino yang saling berikatan (ikatan peptide), amida, amina dan semua bahan organic yang mengandung Nitrogen.
Advertisement