Friday 18 March 2011

CLOSED HOUSE, CARA MODERN TINGKATKAN PRODUKSI UNGGAS PEDAGING


Unggas pedaging  lebih bagus hasil produksinya pada kandang sistem closed house daripada unggas petelur dengan sistem sama. Peningkatan teknologi secara menyeluruh berdampak besar bagi peningkatan produksi. Tidak ada kata tidak untuk penggunaan sistem closed house buat pemeliharaan unggas pedaging dengan hasil terbaik.

Inilah suatu cara modern untuk meningkatkan produksi unggas pedaging secara signifikan. Degan cara ini tidak ada gangguan pemeliharaan unggas pedaging karena lingkungan lebih baik, tempat pemeliharaan lebih hemat, kualitas unggas lebih baik, angka kematian rendah, kondisi pertumbuhan unggas merata, dan penampilan unggas yang dihasilkan baik secara maksimal.

Cara ini adalah cara yang sudah dikenal masyarakat perunggasan Indonesia dalam dekade ini,. Tak lain tak bukan, cara ini adalah sistem kandang tertutup atau lebih dikenal dengan closed house yang ternyata lebih banyak digunakan untuk pemeliharaan unggas pedaging dibanding untuk pemeliharaan unggas petelur.

Bagaimana dan mengapa penerapan kandang tertutup lebih banyak khusus pada pemeliharaan unggas pedaging? , secara penelitian, efek kandang tertutup untuk unggas pedaging menghasilkan perbedaan mencolok dibanding kandang postal dan kandang terbuka.
“Keberadaan, fungsi dan manfaat closed house pada prinsipnya tidak peduli kondisi daerah. Pada keadaan lingkungan daerah apapun, secara fleksibel kondisinya dapat diadaptasi oleh kandang tertutup,” tuturnya.

Akan tetapi, untuk pemeliharaan unggas petelur penggunaan kandang tertutup masih diteliti efektivitasnya. Secara keseluruhan, sedikit atau kurang dilakukan penelitian oleh berbagai pihak tentang dampak penggunaan kandang tertutup terhadap pemeliharaan unggas petelur.

Efektivitas pemeliharaan unggas petelur pada dasarnya tergantung produksi telur. Berdasar penelitian di Bali, Malang dan Tuban, penggunaan kandang tertutup untuk unggas petelur tetap berdampak pada pertumbuhan tubuh unggas, kurang berpengaruh untuk peningkatan produksi telur. Dari sedikit penelitian yang ada itu, hasilnya memang, “Ada perbedaan tapi belum signifikan, berbeda dengan untuk unggas pedaging yang hasilnya sangat signifikan atau berbeda nyata,”
  Dengan kandang tertutup peternak bisa mengantisipasi segala musim. “Perbedaan musim panas dan musim penghujan dapat diatasi dengan penggunaan kandang closed house,” katanya. Dengan kandang tertutup, kondisi lingkungan bisa diantisipasi dengan baik. Bilamana suhu tidak panas, kondisi unggas tidak bermasalah, open house baik, closed house pun baik.

Hal ini berbeda dengan pemakaian kandang terbuka atau open house. Pada daerah panas seperti di Tuban Jawa Timur yang kondisi suhunya cenderung tinggi pada musim panas, pengaruh suhu panas sangat terasa. Kecenderungan suhu pada saat ini sebesar 32, 34, 37 derajat Celsius. Pada suhu lingkungan setinggi ini, unggas susah untuk berproduksi maksimal.

Sebaliknya pada musim banyak hujan, kelembaban sangat tinggi. Kondisi lingkungan memang antara lain mempengaruhi keberadaan lalat dan lain-lain. Pada peternakan open house kondisi berpengaruh buruk seperti ini sangat terasakan. Sebaliknya, dapat dikurangi dengan pemakaian kandang tertutup.

“Penggunaan closed house tetap efisien untuk menghadapi kondisi lingkungan ini,” . Memang pengaruh musim masih ada namun dapat dikata sedikit. Adapun kelembaban udara susah dikendalikan, namun demikian lebih banyak keunggulan kandang tertutup.

Kondisi kandang tertutup yang paling susah mengendalikan kelembaban ini lantaran pengaruh udara luar yang basah, di mana hujan terjadi secara terus-menerus baik siang maupun malam. Untuk menetralisir hal ini bagi kondisi dalam ruang, dibutuhkan heater atau pemanas ruangan untuk kandang tertutup...................

No comments:

Post a Comment