Wednesday 9 June 2010

Kandang Pembesaran

(DOD  ke Layer)
Kami mempunyai 2 kandang pembesaran dengan ukuran sebagai berikut : panjang 9 meter, lebar 5.5 meter dan tinggi 3.5 meter. Konstruksi bangunan terbuat dari batako, kawat loket, dolken dan kayu. Batako ini kami gunakan sebagai pondasi bangunan dan dilanjutkan sebagai dinding bagian bawah sekitar 15 cm dari permukaan tanah selanjutnya disambung dengan menggunakan kawat loket.. Kandang ini  dibangun dengan system dinding terbuka menggunakan kawat loket berdiameter 5 cm dengan harapan sirkulasi udara dan sinar matahari dapat masuk tanpa kecuali. Kami membangun kandang ini dengan menggunakan batako dari tanah yang memang harganya jauh lebih murah. Dolken sebagai tambahan, sengaja kami lakukan karena harganya juga lebih murah dibandingkan kayu kaso. Kayu yang kami gunakan adalah sisa dari hasil penebangan pohon-pohon di lokasi peternakan kami yang tidak kami kehendaki. Dengan demikian efisiensi biaya pembangunan dapat kami lakukan.(foto konstruksi kandang pembesaran)
Kandang pembesaran ini beratapkan asbes.  Pada tengah-tengah atap bangunan dipasang fiber untuk memudahkan sinar matahari masuk ke kandang. Seperti halnya kandang kawin, asbes sengaja kami pilih untuk lebih menghemat biaya. Kandang ini kami lengkapi dengan selasar selebar 1.2 meter. Selasar ini berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak tampyas ke  kandang. Selasar ini juga  digunakan untuk melindungi petugas saat membawa pakan pada musim penghujan. Seperti yang telah kita ketahui, pakan yang terkena air akan lebih mudah rusak dan berjamur.pakan yang sudah berjamur akan menyebabkan unggas menjadi mudah sakit. Sedangkan pada ujung kandang, atap kami asbes kami sisakan selebar 1 meter agar air hujan tidak masuk ke kandang.
Kawat loket yang kami gunakan mempunyai lebar 2 meter. Kawat ini kami pasang melingkari kandang. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tinggi kandang ini adalah 3.5 meter, atapnya kami bangun dengan kemiringan tertentu sehingga pada dinding kandang ketinggiannya hanya 2.5 meter. Setelah kawat loket dipasang, akan menyisakan lubang sekitar 0.5 meter yang masih terbuka pada dinding tersebut. Kami menutupnya dengan memasang belahan-belahan bambu yang dipasang dengan jarak sekitar 1,5 cm. Bambu ini digunakan untuk melindungi unggas dari serangan kucing atau tikus.
Kandang pembesaran ini  kami bangun membujur dari timur ke barat agar mendapatkan sinar matahari pagi dan sore. Kami mengatur agar letak kandang pembesaran berseberangan dengan kandang baterai. Menurut referensi, jarak antar kandang yang baik adalah selebar kandang yaitu sekitar 5 meter, namun demikian kami membuat jarak antara kedua kandang tersebut hanya 3 meter dengan sudut yang kami atur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan tanah yang ada, sinar matahari pagi yang masuk sekitar pukul 08.00 hingga 10.00. Jarak kandang dengan pagar seng sekitar 2.5 meter sehingga pada sore hari sekitar pukul 14.00 hingga 16.00 sinar matahari dapat menerangi hingga tengah-tengah kandang dengan sisi yang berlawanan. Sinar matahari tersebut akan membuat kandang menjadi tidak lembab dan menyebabkan kotoran unggas menjadi lebih mudah kering. (foto kandang dan tempat air)
Lantai kandang kami diplester dengan semen, termasuk dinding bawah yang terbuat dari batako, karena jika tidak, maka unggas akan mematuk dinding batako. Hal ini memang sering dilakukan oleh unggas dalam kehidupan bebas, unggas-unggas tersebut akan mematuk kerikil atau pasir kasar untuk membantu pencernaannya. Jika tidak dilapisi semen maka dinding akan menjadi rusak. Pada samping kandang di bawah selasar yang kami bangun, kami plester dengan semen selain untuk tempat berjalan dan membawa gerobak pakan atau minum, plester semen ini juga digunakan untuk menjaga kebersihan kandang karena sekam yang keluar dapat disapu dan dibersihkan.
Kandang seluas 49.5m2 ini dapat digunakan untuk membesarkan unggas sebanyak 500 ekor mulai dari DOD hingga siap masuk ke kandang baterai dengan acuan  setiap m2 untuk 10-15 ekor unggas.  Persiapan yang harus dilakukan sebelum dipakai, kandang  disemprot dengan air, disikat dan dikeringkan, lalu disemprot dengan Desogerm mulai dari lantai, dinding hingga langit-langit dan seluruh peralatan yang ada lalu didiamkan hingga kering. Setelah kering kandang ditaburi sekam  dengan tebal sekitar 5 cm dan disemprot kembali dengan menggunakan Desogerm. Tidak ubahnya dengan penyemprotan sekam pada kandang yang lain, sekam harus dibolak-balik hingga seluruh sekam terkena Desogerm. Hal yang perlu diingat adalah penyemprotan sebaiknya dilakukan pada suiang hari dan sedapat mungkin di hari yang cerah supaya sekam lebih cepat kering dan tidak menjadi lembab. (foto kandang yang sudah ditaburi sekam)
Chickguard adalah pembatas untuk memagari DOD. Kami membuat chickguard ini dengan seng plat lebar 45 cm. Pada peternakan kami, chick guard yang kami buat terbuat dari 2 lapis seng plat yang dilubangi pada bagian kedua sisinya pada jarak yang sama sehingga kedua lapis seng tersebut dapat diikat dengan jarak tertentu dengan menggunakan kawat. Panjang seng tersebut tergantung dari diameter lingkaran yang dibuat. Kami membuat chick guard ini sepanjang 20 meter. Untuk membuat lingkaran dengan diameter 3 meter dibutuhkan ± 15 meter seng. Sisa seng ini digunakan untuk memperlebar lingkaran jika mulai terlihat sempit. Agar dapat didirikan, chick guard kami topang dengan bilah-bilah bambu yang diikat salah satu ujungnya dengan menggunakan kawat. (foto chickguard yang belum ada unggasnya)
Menurut referensi yang kami dapatkan, untuk 750 ekor DOD  dapat ditampung pada lingkaran dengan diameter lingkaran 3 meter, namun menurut pengalaman kami, kami memelihara 1000 ekor unggas dalam lingkaran dengan diameter yang sama. Di dalam lingkaran dialasi seluruhnya dengan 7 lapis kertas koran. Setiap hari selapis demi selapis kertas koran tersebut dibuang. Tujuan penutupan sekam dengan koran adalah selain tidak lembab, juga untuk menjaga agar unggas tidak mematuk sekam karena unggas tersebut belum dapat membedakan antara pakan dengan sekam. (foto DOD dalam chickguard)

Setelah semuanya selesai kandang ditutup rapat dengan terpal dan dibiarkan selama 1 minggu. Penutupan ini dimaksudkan agar kandang tetap dalam keadaan bersih dan tidak terkontaminasi oleh kuman dari lingkungan sekitar. Terpal ini nantinya akan tetap terpasang hingga DOD masuk ke kandang karena terpal ini juga berguna untuk menahan udara dingin. (foto chick guard komplit)
Perlengkapan lain yang harus disediakan adalah pemanas. Pemanas dipasang di tengah-tengah lingkaran chick guard yang telah dibuat. Kami menggunakan adalah pemanas dengan sumber panas minyak tanah. Mekanisme kerja  alat ini mirip kompor, akan tetapi dilengkapi dengan sungkup menghadap ke bawah dan dipasang dengan ketinggian ±60 cm. Pada langit-langit kandang dipasang jerigen 20 lt yang digunakan sebagai penampung  minyak tanah. Setiap 2 hari sekali minyak tanah ini harus diisi kembali. (foto pemanas minyak tanah)
Pemanas ini dinyalakan mulai sore hari hingga pagi hari. Pada musim penghujan, pemanas ini dinyalakan siang dan malam untuk memberikan kehangatan pada DOD. Pemasangan pemanas yang benar akan membuat DOD menyebar dalam chick guard.Jika terlalu dingin DOD akan berkumpul di bawah chick guard, sedangkan jika terlalu panas maka DOD akan merapat pada dinding chick guard. (desain gambar DOD kedinginan, kepanasan dan tersebar merata)
Yang perlu diperhatikan pada pemasangan pemanas ini adalah ketinggian pemanas harus diatur sedemikian rupa sehingga selalu membuat panas yang merata ke seluruh ruang chickguard. Pemasangan instrumen alat pemanas yang salah akan mengakibatkan kebocoran. Kebocoran ini harus ditanggulangi segera karena selain berpotensial untuk menyebabkan kebakaran, DOD yang terjebak pada kubangan minyak ini akan mati keracunan dan kedinginan.

No comments:

Post a Comment