Saturday 29 October 2011

Tata Laksana Penetasan Telur Itik

Pemenuhan telur dan daging itik dapat dipenuhi dari diperlukan bibit itikyang baik dan unggul. Bibit itik yang baik dan unggul hanya bisa diperolehmelalui teknik pembibitan yang ditangani sesuai prosedur yang benar(Jayasamudra dan Cahyono, 2005). Teknik pembibitan harus ditangani secarabenar dan tepat, sehingga menghasilkan ternak itik yang memiliki kualitasdalam menghasilkan telur konsumsi.Kebutuhan produksi telur dan daging itik tidak dapat terlepas dengan prosespenetasan. Saat ini, penetasan telur itik di Pedesaan masih banyak yangmenggunakan induk untuk menetaskan telur. Hal ini dirasa kurang efektifkarena jumlah telur yang dapat ditetaskan per induk relatif sedikit, yaituhanya berkisar antara 5 sampai 10 telur. Sementara kebutuhan konsumsi telurdan daging terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya populasipenduduk di Indonesia, sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk dapatmenetaskan telur itik sesuai dengan permintaan.Salah satu teknologi yang sampai saat ini mulai digunakan adalah mesinpenetasan. Penetasan telur itik sudah mulai dilakukan diberbagai daerah.Usaha penetasan telur itik dengan mesin tetas di Yogyakarta pada umumnyamenggunakan mesin tetas dengan kapasitas 250–350 butir/unit baik dalamskala usaha kecil, menengah hingga skala besar (Juarini dan Sumanto, 2000).Usaha peternakan itik sebagai penghasil telur dan daging semakin mengarahpada usaha komersial yang pengelolaannya harus dilaksanakan secara efisien.Pengembangan usaha penetasan telur itik komersial seyogyanya harus dapatmemenuhi permintaan dengan tidak mengabaikan kualitasnya, sehingga tercapaikepuasan antara produsen dan konsumen. Mesin tetas merupakan sumberdayayang vital dalam keberlangsungan usaha peternakan itik secara komersial.Pemilihan Telur TetasTelur tetas merupakan telur fertil yang akan ditetaskan baik menggunakanpenetasan alami maupun menggunakan mesin tetas. Pengelolaan telur tetasmembutuhkan ketelatenan dan ketekunan sehingga menghasilkan daya tetas yangtinggi. Telur tetas ini sudah dibuahi oleh pejantan dan telur tetas iniharus berasal dari induk itik yang bermutu baik.Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih telur tetas menurutAbidin (2004) yaitu:Berat telur harus berada pada kisaran normal, yaitu tidak terlalu besar dantidak terlalu kecil.Berat telur itik berkisar antara 50-60 gram per butir,Umur telur tetas tidak boleh lebih dari 5 hari dan telur sebaiknya disimpanpada suhu 15-17oC,Kulit atau cangkang telur bebas dari kotoran, baik berupa feses maupunsisa-sisa pakan yang masih menempel,Indeks telur normal, yaitu berkisar antara 70-80%.Tatalaksana PenetasanPemilihan telur tetas yang tepat, maka akan menghasilkan daya tetas yangbaik. Setelah memilih telur tetas dengan tepat, maka langkah selanjutnyayaitu melakukan tatalaksana penetasan sesuai dengan kondisi aslinya.Kondisi mesin tetas disesuaikan dengan kondisi induk.Langkah pertama yang dilakukan sebelum memasukkan telur tetas kedalam mesintetas adalah membersihkan mesin tetas menggunakan desinfektan. Hal inidilakukan untuk menghapushamakan bakteri maupun mikroba yang dapatmengganggu daya tetas dari telur yang ditetaskan. Suhu didalam mesin tetasdiatur pada suhu 39-40oC. Kemudian telur tetas diletakkan pada rak mesintetas dengan bagian tumpul diatas.Mesin tetas dibagi menjadi dua bagian yaitu inkubator dan hatchery. Anakitik menetas setelah 28 hari. Jika pada ayam selama 21 hari denganpengaturan 18 hari di inkubator dan 3 hari di hatchery. Telur diputar duakali sehari. Pemutaran telur ditujukan untuk mendinginkan telur, sepertipada induk yang sesekali meninggalkan telurnya. Pemeriksaan telur(candling) dilakukan minimal 2 kali untuk mengetahui telur yang fertil daninfertil.Suhu Udara Di Dalam PenetasanEmbrio akan berkembang bila suhu udara di sekitar telur minimal 70oF(21,11oC) namun perkembangan ini sangat lambat. Di bawah suhu udara inipraktis embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga penyimpanan telurtetas sebaiknya sama atau dibawah suhu tersebut (Jasa, 2006). Berdasarkanhal tersebut, harus diatur suhu lingkungannya pada mesin tetas sesuaidengan kebutuhan proses penetasan.Suhu embrio harus sesuai dengan kondisi pada proses penetasan alamimenggunakan induk. Jasa (2006) menyatakan bahwa suhu yang baik untukpertumbuhan embrio adalah berkisar diantara 35 – 37oC. Hal yang dilakukansupaya embrio dapat berkembang dengan baik maka suhu didalam ruangpenetasan diatur dengan kisaran suhu 95 – 104oF, untuk menjamin embriomendapatkan suhu yang ideal untuk perkembangan yang normal.Kelembaban Relatif PenetasanKelembaban relatif didalam penetasan merupakan hal yang penting untukmenjaga kandungan air di dalam telur. Kelembaban relatif ditujukan untukmenjaga air didalam telur menguap terlalu banyak melalui pori-pori telur.Jasa (2006) mengemukakan kelembaban yang baik di dalam penetasan adalahberkisar antara 60% untuk menetaskan telur ayam atau 5 – 10% lebih tinggiuntuk menetaskan telur itik atau saat akan menetas kelembaban dinaikkanmenjadi 70% untuk menetaskan telur itik.Pengaturan Sirkulasi UdaraKandungan CO2 dalam penetasan jangan lebih dari 0,5%. Kandungan CO2 sampai2% akan sangat menurunkan daya tetas dan bila mencapai 5% akan menyebabkananak ayam atau anak itik tidak menetas. Untuk menghindarkan terjadinya haltersebut (CO2 lebih dari 0,5%), hendaknya penetasan diusahakan jauh darijalan raya atau jauh dari jalan yang ramai dengan kendaraan bermotor (Jasa,2006).(Sumber : http://www.i
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

No comments:

Post a Comment